App herunterladen
56% Suamiku Bisnismen / Chapter 28: Katakan, Siapa Aku?

Kapitel 28: Katakan, Siapa Aku?

Redakteur: Wave Literature

Gu Xi menutup telepon dan mengembalikan ponselnya pada Pei Qian. 

Pei Qian meletakkan ponselnya di meja. Kemudian ia memandang Gu Xi dengan penuh perhatian, "Apakah kau mau melanjutkannya?"

Gu Xi duduk tegak, lalu menuangkan segelas minuman keras untuk Pei Qian. "Bukannya kau memintaku untuk menemanimu minum?"

Gu Xi tidak sadar betapa menawannya dia saat ini. 

Ia mengenakan gaun berwarna hitam, dan rambutnya sedikit berantakan. Kakinya yang putih dan halus tampak sangat menggoda...

Pei Qian menginginkannya, tapi dia menahan diri dan minum dengannya...

Gu Xi terus minum, dan Pei Qian tidak menghentikannya...

Pei Qian menatap wajah Gu Xi, yang kini sedang mabuk...

Gu Xi berbaring di lantai dan masih memegang gelas. "Apakah masih ada lagi..."

Pei Qian minum beberapa teguk vodka. Dia juga sedikit mabuk. 

Dia berjalan tak berdaya, lalu membungkuk dan menggendong Gu Xi. 

"Aku tidak mau pergi... aku mau tinggal di sini!" Gu Xi memegang botol anggur seolah sedang memegang harta berharga. 

Pei Qian menggendongnya bersama botol anggur tersebut. 

Gu Xi benar-benar mabuk. Dia memegang leher Pei Qian dengan satu tangan... 

Saat ini, Pei Qian berjalan ke lorong. Lampu-lampu di sana sangat redup, dan mereka sedikit mabuk. Ini membuat mereka semakin bergairah lagi. 

Pei Qian menurunkan Gu Xi dan mendorongnya ke dinding. Kedua tangannya bertumpu di dinding...

Gu Xi tidak bisa bergerak. 

Pei Qian menundukkan kepalanya dan bisa merasakan napas Gu Xi.

Pei Qian memegang dagunya dengan lembut dan melihat bibirnya lekat-lekat. 

Di bawah tatapan Pei Qian, tubuh Gu Xi bergetar...

Dia berkata dengan lembut, "Qin Mo..."

Seketika itu juga, gairah Pei Qian langsung menghilang. Dia menatap Gu Xi dengan ganas. 

Gu Xi mengira bahwa dia adalah Qin Mo! 

Pei Qian sangat membenci hal ini. 

Dia langsung menciumnya tanpa ampun...

Ini bukanlah ciuman, tapi lebih tepatnya hukuman...

Gu Xi berjuang mati-matian dan mendorong Pei Qian...

Tapi, salah satu kaki Pei Qian langsung menahan kedua kaki Gu Xi.

Gu Xi hampir tidak bisa bergerak...

Masih belum merasa puas, Pei Qian memegang dagu Gu Xi dengan lebih kuat dan memaksanya untuk membuka mulutnya. 

Gu Xi menggelengkan kepalanya. Dia sangat tidak nyaman...

Pei Qian langsung menciumnya dengan ganas. 

Gu Xi terengah-engah...

Ketika dia hampir tak bisa bernapas, dia menggigit lidah Pei Qian...

Pei Qian kesakitan, tapi dia masih tidak mau melepaskannya. Ia terus menciumnya...

Gu Xi tidak tahan lagi, dan ia pun menangis. 

Akhirnya, Pei Qian berhenti menciumnya. Tapi bibirnya masih menempel pada bibir Gu Xi. Dengan napas yang terengah-engah, dia bertanya, "Lihatlah, siapa aku?" 

Gu Xi terengah-engah. Setelah beberapa saat, dia mendongak dan memandang pria di depannya ini. "Qin Mo..."

Pei Qian menciumnya lagi. Beberapa saat kemudian, dia melepaskannya. "Katakan sekali lagi."

"Qin Mo..." Pandangan Gu Xi sedikit kabur. Dia berusaha menyentuh wajah tampan Pei Qian.

Pei Qian menundukkan kepalanya lagi, tapi ketika bibirnya hampir menyentuh bibir Gu Xi, tangannya tiba-tiba meninju dinding...

Gu Xi terkejut, lalu ia menatap wajahnya dan berteriak tanpa sadar, "Pei Qian."

Pei Qian berkata dengan dingin, "Aku senang, akhirnya kau ingat siapa aku!"

Pei Qian perlahan-lahan melepaskan Gu Xi dan berjalan menuju lift. 

Gu Xi sangat mabuk. Begitu dilepaskan Pei Qian, dia jatuh ke lantai...

Pei Qian berjalan di depan dan tidak mendengar suara langkah kaki di belakang, lalu dia berbalik...

Gu Xi duduk di lantai dan menyandarkan kepalanya di dinding. Saat ini, kedua pipinya sangat merah. 

Pei Qian mengepalkan tangannya. Setelah beberapa saat, ia berjalan kembali ke sana. 

Ia berdiri di depan Gu Xi, yang sedang tertidur di lantai, dan menatapnya... 'Sialan, bisa-bisanya dia ketiduran di sini!' 

Pei Qian menariknya dengan kesal...

Gu Xi terbangun, lalu dia membuka matanya dan menatap Pei Qian. "Pei Qian... apakah kita sudah sampai rumah?"

Pei Qian tidak menjawabnya, lalu ia menggendongnya dan berjalan menuju lift...

Saat ini, kepala Gu Xi sedikit pusing. Dia tidak bisa melihat jelas wajahnya yang tampan. Lalu, dia memegang wajahnya… 

Pei Qian membiarkannya…

Ketika Gu Xi hampir ingin menyentuh lubang hidungnya… 

Pei Qian memukul tangannya dengan kuat dan berkata dengan marah, "Kalau kau bergerak lagi, aku akan membuangmu ke bawah!"

Gu Xi langsung memegang erat lehernya. 

Sesampai di tempat parkir, Gu Xi menolak untuk masuk mobil. "Pei Qian, kau juga mabuk..."

Gu Xi cepat-cepat berjalan ke luar. "Aku tidak mau naik... mobilmu. Aku... mau naik taksi saja..."

Pei Qian tidak punya pilihan. Ia pun menutup pintu mobil dan pergi menghentikannya. 

Ia langsung memeluk Gu Xi. "Kau sangat merepotkan."

Gu Xi tersenyum kecil di dalam pelukannya. Pei Qian menundukkan kepalanya dan menatap wajah Gu Xi yang merah itu... Dia belum pernah melihat Gu Xi tersenyum seperti ini.

"Aku sangat pusing. Aku ingin kau menggendongku."

Sekarang Gu Xi sangat mabuk. Jika tidak, dia tidak mungkin meminta Pei Qian menggendongnya seperti ini.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C28
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität der Übersetzung
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen