Xu Shibang berhenti sejenak, lalu ia berkata, "Masih kurang 500 juta."
Qin Mo pun terdiam sesaat, kemudian ia memberi perintah, "Jualkan 5 persen sahamku."
Begitu mendengar kata-kata direkturnya, Xu Shibang tertegun...
Bagaimana bisa…
Kemudian, Qin Mo melanjutkan, "Bantu aku melakukan ini. Nanti aku akan memberimu imbalan sebesar satu persen saham di Perusahaan Taihe. Tolong jangan beritahu ayahku."
Imbalan ini sangat menggoda... Xu Shibang merasa ragu sebentar, namun akhirnya ia setuju.
Tepat pada jam empat sore, Qin Mo menerima berita bahwa uang tersebut telah ditransfer ke akunnya.
Sebesar tiga miliar…
Tapi uang sebanyak ini tidak sebanding dengan Gu Xi. Gu Xi jauh lebih berharga...
Qin Mo pergi ke Perusahaan Gu pukul lima sore.
Kali ini, dia tidak naik ke lantai atas. Dia langsung menuju ke tempat parkir dan bersandar di pintu mobil Gu Xi.
Sore itu, Pei Qian sudah meminta orang untuk mengantar mobil Gu Xi ke Perusahaan Gu. Qin Mo sangat familiar dengan mobil BMW berwarna putih itu.
Gu Xi berjalan ke tempat parkir dan melihat Qin Mo. Ia langsung berbalik dan berjalan pergi.
Tapi Qin Mo memanggilnya...
"Gu Xi..." Qin Mo cepat-cepat berlari dan meraih lengannya, "Ada sesuatu yang ingin kubicarakan."
Gu Xi tidak bisa melepaskan genggaman tangan Qin Mo. Dia melihat sekeliling tempat parkir.
"Aku sudah menutup semua kamera pengawas di sekitar sini," kata Qin Mo.
Gu Xi merasa kesal.
Qin Mo hanya tersenyum pasrah dan berkata, "Bagaimana kalau kita bicara di mobil?"
Gu Xi tidak bergerak. Dia menatap Qin Mo dengan tenang. "Apa maumu? Mengapa kau tak pernah berhenti menggangguku?"
"Gu Xi, aku tidak akan melakukan apa-apa. Bagaimana kalau kau beri aku waktu sepuluh menit?" bujuk Qin Mo.
Dia melihat sekeliling dan melanjutkan, "Ayo kita bicara di dalam mobil. Aku janji, aku tidak akan melakukan apa-apa padamu."
Gu Xi ragu-ragu sebentar, kemudian ia masuk ke mobil. Qin Mo pun duduk di samping kursi pengemudi.
Gu Xi meletakkan tangannya di setir dan melihat ke depan. "Katakanlah."
Qin Mo menatapnya lekat-lekat... Gu Xi masih bersikap dingin padanya.
Mungkin karena Gu Xi sudah belajar di luar negeri sejak masih muda, dia jadi keras hati.
Gu Xi selalu begini. Dia tidak pernah mau bermesraan dengan Qin Mo di depan umum, dan dia juga tidak pernah bermanja-manja dengannya.
Meski begitu, Qin Mo tetap menyukai Gu Xi...
Gu Xi memang bersikap dingin pada orang luar, tapi kadang dia tersenyum pada Qin Mo.
Dia pikir bahwa dia bisa melihat senyuman itu selamanya. Dia menghargainya dan sangat menyukainya.
Jadi, malam itu, ketika sadar bahwa dia telah berhubungan intim dengan Tang Xinru, Qin Mo menyembunyikan ini dari Gu Xi.
Qin Mo ragu-ragu sebentar, kemudian ia bertanya, "Kalau aku mengaku padamu, maukah kau memaafkanku... Gu Xi, aku tidak menyukai Tang Xinru. Malam itu aku mabuk, dan kupikir dia adalah kau. Di malam pertunangan itu... aku minum segelas anggur. Gu Xi, aku tidak mengarang cerita. Aku benar-benar tidak tahu. Entah bagaimana, tiba-tiba aku sudah berbaring di tempat tidur bersamanya… "
Setelah beberapa saat, Gu Xi tersenyum sinis. "Qin Mo, ini adalah fakta, tapi kau masih bilang 'kalau'?"
Gu Xi sangat kecewa. Sekarang, dia benar-benar tidak tertarik membahas masalah ini.
Qin Mo memohon, "Gu Xi... bisakah kita mulai dari awal lagi?"
Gu Xi memalingkan mukanya dan berkata, "Tidak mungkin! Qin Mo, aku hanya ingin bilang padamu, jangan menggangguku lagi."
Qin Mo menatap matanya dan bertanya, "Apakah karena Pei Qian?"
Gu Xi terkejut, kemudian berkata, "Ini tidak ada hubungannya dengan dia."
Qin Mo bertanya lagi, "Apakah karena 20 persen saham Perusahaan Gu?"
Akhirnya Gu Xi menatapnya dan berkata, "Bagaimana kau tahu?"
Qin Mo tidak segera menjawabnya. Dia hanya menatap Gu Xi dengan tenang...
Beberapa saat kemudian, dia berkata, "Jadi, apakah itu benar?"
Meskipun Qin Mo telah melihat tanda tangan Gu Xi pada dokumen tersebut, dia tidak percaya bahwa Gu Xi akan menandatangani dokumen semacam itu...
Tapi, ekspresi Gu Xi saat ini mengatakan bahwa dia benar-benar menjual dirinya sendiri.
Qin Mo memukul dasbor mobil Gu Xi dengan keras.
Gu Xi hanya duduk diam...
Setelah beberapa saat, Qin Mo berkata dengan rendah, "Gu Xi, bagaimana kalau kau meninggalkannya? Aku akan membayar ganti rugi itu."
Gu Xi terkejut saat mendengar permintaan Qin Mo...
Apa yang dikatakan Qin Mo?
Qin Mo bilang dia akan membayar ganti ruginya...
Seluruh tubuh Gu Xi sedikit bergetar.
Gu Xi tersenyum lembut dan menangis... Ketika dia melihat Qin Mo dan Tang Xinru tidur bersama, dia bahkan tidak menangis seperti ini.
"Qin Mo... aku sudah tidur bersama Pei Qian. Dan kau juga tidur bersama Tang Xinru."
Qin Mo sangat sedih. Dia memeluk Gu Xi dan memegang wajahnya. "Aku tidak pernah menyukainya! Gu Xi... aku tidak peduli dengan hubunganmu dengan Pei Qian, bagaimana kalau kita lupakan semua hal ini?"
Qin Mo memegang bahu Gu Xi dan berkata, "Aku bisa membawamu ke luar negeri. Kita bisa menikah di luar negeri dan hidup bersama di sana..."
Gu Xi berusaha melepaskan diri darinya, "Qin Mo, lepaskan..."
"Aku tidak mau… aku tidak akan melepaskanmu lagi... Maafkan aku Gu Xi... maafkan aku… Gu Xi, kau boleh memukulku dan memarahiku. Pokoknya jangan mengabaikan aku..."
Qin Mo mencium dahinya, "Ya?"
Gu Xi hanya diam dan terus menangis...
Sebenarnya dia tidak peduli dengan saham itu. Dia tidak mengerti... mengapa Qin Mo mau membantunya? Mengapa Qin Mo tidak peduli dengan hubungannya dengan Pei Qian…
Mereka saling berpelukan, dan ini membuat hati Gu Xi terasa semakin sakit.
Akhirnya, Qin Mo mengantar Gu Xi pulang.
Mereka sampai di lantai bawah apartemen…
Gu Xi turun dari mobil, dan Qin Mo memanggilnya, "Gu Xi, entah kau mau memaafkanku atau tidak, aku tetap akan membantumu."
Qin Mo berhenti sebentar, lalu berkata, "Setidaknya, aku berharap kau bisa bersama dengan pria yang kau sukai."
Gu Xi menatapnya dari kejauhan, dan berkata, "Qin Mo, aku akan mempertimbangkannya."
Hati Qin Mo terasa lega. Dia tersenyum dan melihat Gu Xi naik ke atas.
Mereka tidak menyadari bahwa ternyata ada mobil berwarna hitam yang terparkir di sana dan mengawasi mereka sejak tadi...