Kapitel 10: Pei Qian Cemburu
Redakteur: Wave Literature
Gu Xi meletakkan ponsel dan melihat waktu.
Sekarang pukul setengah sembilan malam. Dia sangat lelah. Dia belum makan malam, dan perutnya terasa sakit.
Gu Xi merasa ragu sejenak. Kemudian, ia mengambil kunci mobil dan turun ke bawah, lalu masuk ke dalam mobil.
Terakhir kali Gu Xi pergi dari sini, ia sangat sibuk. Kali ini dia bisa melihat mansion di jalan Huanan dengan jelas.
Ketika mobilnya melaju ke halaman besar, semua lampu di mansion menyala...
Gu Xi terlahir di keluarga kaya dan terbiasa dengan kemewahan. Meskipun mansion tersebut sangat luas, dia bisa menemukan pintu rumah dengan mudah.
Song Yazhan menyambutnya di depan pintu.
'Nona Gu adalah orang pertama yang mengendarai mobilnya sampai ke depan pintu rumah.' pikir Song Yazhan.
Song Yazhan berdiri di depan pintu dan berkata dengan sopan, "Presiden sedang menunggu Nona Gu di ruang belajar di lantai atas."
Sebenarnya, Song Yazhan sedikit terkejut karena Gu Xi berani datang. Seharusnya Gu Xi bisa menebak bahwa semua ini direncanakan oleh Pei Qian...
Keduanya naik ke lantai atas. Song Yazhan mengetuk dan membuka pintu ruang belajar. "Presiden, Nona Gu ada di sini."
Pei Qian berdiri diam di depan jendela. Tangannya memegang sebatang rokok yang menyala.
Tampaknya Pei Qian tidak mau berbicara.
Namun, Song Yazhan bisa menebak apa yang akan dihadapi Gu Xi nanti.
Song Yazhan berkata dengan sopan, "Nona Gu, Saya akan pergi dulu. Silakan Anda berbicara dengan Presiden."
Gu Xi tidak ingin Song Yazhan pergi. Dia tidak ingin berduaan dengan Pei Qian di satu ruangan.
Ruang belajar ini sangat luas, dan dekorasinya juga mewah. Di ruang belajar ini hanya ada perlengkapan kantor.
Keduanya tidak berbicara, dan bahkan tidak bergerak.
Sekitar sepuluh menit kemudian, Pei Qian akhirnya berbalik. Ia menatap... bibir Gu Xi.
Tiba-tiba, dia menjatuhkan puntung rokoknya dan berjalan ke arah Gu Xi.
Gu Xi melangkah mundur sampai di pintu.
Kemudian, Pei Qian menggenggam erat tangannya dan menciumnya dengan ganas.
Tidak, ini bukan ciuman. Pei Qian sedang menggigitnya... ini merupakan hukuman untuknya!
Gu Xi menjerit kesakitan. Ia memalingkan mukanya...
Di lantai bawah, Song Yazhan mengangkat alisnya, 'Benar-benar sangat menarik!'
Pei Qian mundur selangkah dan menatapnya. "Kau sendiri yang datang padaku!"
Kemudian, Pei Qian memegang dagunya...
Gu Xi sangat panik. Dia tidak bisa melarikan diri darinya.
Pei Qian menciumnya lagi, dan mulutnya sekarang mati rasa...
"Tahukah kau mengapa aku menciummu?" Sepertinya Pei Qian menemukan bagian sensitif Gu Xi, dan ia pun menggigit lehernya…
Gu Xi menahan diri untuk tidak menjerit.
Pei Qian menyadari bahwa ada perubahan di raut wajah Gu Xi. Ia pun menggigit bagian itu berulang kali...
Pei Qian berkata dengan lembut, "Apakah kau suka aku menciummu di bagian ini?"
Ketika Pei Qian menciumnya, Gu Xi bisa merasakan kemarahannya.
Pei Qian sedang marah!
Gu Xi tidak merasa bahwa dirinya telah memprovokasi Pei Qian...
Gu Xi mencoba menenangkan dirinya dan berkata, "Kalau Tuan Pei ingin berciuman, kurasa ada banyak wanita yang ingin berciuman denganmu."
"Tapi aku hanya ingin berciuman denganmu." Pei Qian masih memegang erat tangannya.
Tidak diragukan lagi, Pei Qian sangat marah pada Gu Xi!
Gu Xi berjuang untuk melepaskan diri, tapi tidak berhasil.
Pei Qian melihat bibirnya yang sedikit bengkak. "Sekarang, apakah bibirmu mati rasa?"
Gu Xi terkejut, kemudian berkata dengan tak percaya, "Kau mengawasiku?"
Pei Qian menyentuh bibirnya. "Di antara aku dan dia, ciuman siapa yang terasa lebih enak?"
"Dasar gila! Aku katakan sekali lagi, aku tidak memiliki hubungan apa pun denganmu!" teriak Gu Xi.
Raut wajah Pei Qian menjadi suram. Kemudian ia berkata, "Benar katamu, kita hanya pernah berhubungan intim."
Gu Xi menggertakkan giginya. "Apa yang ingin kau lakukan!"
"Bukannya kau sudah tahu?" Pei Qian tersenyum kecil dan menyentuh bibirnya dengan lembut.
-- Geschenk
erhalten