Angin bertiup di telinga Yun Xi dan saat ia membuka mata, sinar matahari yang menyilaukan bersinar dari atas pohon. Ia berjuang untuk duduk dan sekujur tubuhnya terasa sakit. Ia memandang sekeliling dan tampaknya ia bukan berada di rumah sakit maupun di kawasan bisnis, melainkan di tengah-tengah hutan lebat. Ia bisa mencium ada aroma lembab di udara.
Yun Xi ingat bahwa ia didorong dari lantai atas gedung oleh Han Yaotian. Bagaimana bisa ia sampai ke tempat ini? Ia menunduk dan melihat lengannya yang luka karena potongan cabang pohon. Pakaian yang ia kenakan terlalu besar dan longgar. Ia juga mengenakan jins putih panjang yang sudah tua dan usang.
Celana panjang ini... Yun Xi merasa sedikit akrab dengan semuanya. Celana ini adalah jins pertama yang ia kenakan saat berusia 16 tahun. Itu adalah pertama kalinya ia mengenakan pakaian baru dalam hidupnya sehingga memori itu sangat berkesan baginya.
Yun Xi wajahnya, namun ternyata wajahnya mulus dan bebas dari korosi asam sulfat. Ia juga tidak merasakan sakit. Aku belum mati! Aku masih hidup! Aku dilahirkan kembali ke usia 16! Yun Xi memekik dalam hati.
Begitu Yunxi menyadari hal ini, ia tiba-tiba teringat bahwa Kakek meminta seseorang untuk membawanya kembali dari rumah pamannya di pedesaan ke ibukota. Ia juga teringat bahwa bibinya yang serakah itu memiliki niat buruk. Agar sepupunya, Liang Xinyi, bisa menggantikan posisinya, ibu dan anak menipu pamannya dan kemudian bersekongkol untuk mendorongnya dari gunung.
Yun Xi tidak mati dan ia pulang dengan putus asa. Pamannya lah yang membuat keputusan untuknya dan secara pribadi mengirimnya kembali ke rumah keluarga Yun untuk menggantikan sepupunya. Saat ini, bibinya mungkin sedang menunggu untuk mengirim sepupunya ke kota. Ia harus buru-buru kembali.
Yun Xi menghadapi begitu banyak rintangan dalam kehidupan yang sebelumnya. Karena Tuhan memberinya kesempatan untuk hidup lagi, ia akan kembali menjalani hidup dengan baik. Ia akan mengirim orang-orang yang telah melukainya di kehidupan sebelumnya ke neraka satu persatu.
Yun Xi melirik pepohonan yang tertiup angin. Angin berhembus dari arah kanan depan dan ia seharusnya bisa berjalan keluar dari hutan sembari mengikuti sepanjang arah angin. Ia tiba-tiba teringat bahwa ketika ia meminjam status sebagai 'menantu keluarga Jiang' dan setelah ia berjalan melewati pintu belakang, ada gerombolan serigala yang memberinya pengalaman dan ketangguhan selama beberapa bulan. Dengan tubuh kecilnya di usia 16 tahun, ia tidak memiliki fisik yang begitu baik. Namun, ia tidak melupakan keterampilan bertahan hidup dalam hutan rimba.
Di tengah angin yang berhembus, tiba-tiba terdengar lolongan serigala. Ia sontak waspada, namun kewaspadaan itu turut membuatnya gugup. Ia memutar kepalanya dan melihat lusinan serigala abu-abu gelap di sekelilingnya. Mata serigala yang keemasan menatapnya dengan lekat hingga membuatnya tanpa sadar melangkah mundur.
Aooo…!
Raungan serigala membuat Yun Xi tersadar dan tumitnya mendadak lemas untuk sesaat. Yang berada di depan matanya bukanlah anjing husky, melainkan serigala. Tak hanya seekor serigala, tapi segerombolan serigala.
Yun Xi menarik napas dalam-dalam, lalu tanpa sadar langsung berlari dan melesat membelah udara. Tiba-tiba, seekor serigala abu-abu di tengah ke arahnya sehingga ia sontak berguling ke sisi lain. Gadis berusia 16 tahun itu tidak cukup sensitif dan gerakannya jauh lebih lambat. Saat serigala abu-abu bergerak, serigala lainnya segera ikut menyerangnya.
Monitor yang disembunyikan di cabang pepohonan menyala beberapa kali dan adegan itu terekam di ruang pengawas di tempat lain. Alarm di ruang itu pun berbunyi. Pengawal melihat gadis kecil yang berkelahi dengan serigala di layar dan refleks membelalakkan mata. Ia mengambil walkie talkie dan berteriak, "Seseorang masuk ke hutan! Cepat panggil Bos untuk datang ke sini!"
Setelah beberapa saat, beberapa pria berpakaian hijau tua dengan perawakan kuat datang lalu berdiri dalam dua baris seperti sudah terlatih. Seorang lelaki arogan masuk dari pintu, diikuti macan tutul salju yang kuat dan malas. Sosok jangkung itu memancarkan aura yang mengintimidasi. Pakaian kasual hijau tua itu membungkus sosoknya yang tersembunyi dan sepasang kacamata hitam bertengger di wajah tampannya yang bergaris tegas.
Begitu sosok yang tampak terhormat seperti kaisar itu muncul, orang-orang di sana tidak berani melihatnya secara langsung. Sekelompok pengawal berdiri tegak dan berseru, "Bos!"
Setelah kedatangan pria itu, ruang pengawas yang besar tiba-tiba menjadi sedikit sesak. Di balik kacamata hitam, mata Mu Feichi yang tajam dan dalam penuh dengan arogansi dan rasa kesepian. Pandangannya tertuju pada layar monitor yang menunjukkan seseorang bertarung dengan serigala. Pergerakannya gesit dan aksinya cepat. Namun, jika diperhatikan baik-baik, ternyata... itu hanyalah seorang anak kecil.