Entah kenapa hari ini Dyona benar-benar tidak semangat untuk mengikuti mata kuliah, Dyona biasanya akan datang sedikit lebih awal dan memilih duduk di depan.
Tapi sekarang, Dyona bahkan memilih duduk dideretan pojok belakang, bersebelahan dengan si pemilik mata mininalis, Buyanara.
Sedangkan si pemilik mata minimalis, Byunara sedari tadi ragu untuk memberi tahu Dyona, bahwa dia telah seenaknya memberikan nomor ponsel Dyonara tanpa meminta izin sang pemilik terlebih dahulu, apa lagi dilihat mood Dyona yang sedikit mendung.
Dengan tekat dan keberania, dari pada Dyona murka, alangkah baiknya Byunara bicara saja sekarang,
"Dy, apa akhir-akhir ini kau mendapat pesan dari nomor yang tidak dikenal?"
Dyonara menoleh dan menaikkan sebelah alisnya
"Tidak ada, kenapa?"
"Tidak- sedikit ragu Byunara melanjutkan "sebenarnya ada yang meminta nomor ponselmu beberapa hari yang lalu"
"Aaa... siapa?" Jawabnya dengan tenang
"I-itu sepupuku, Chandra" jawab Byunara dengan ragu
"Oooh"
Byunara membatin 'hanya oh? Woaaah dae....' belum selesai berguman Byunara terkejut menoleh kearah Dyona
"Apa kau mau mati nona Byuna!"
Ciut sudah nyali Byunara "sorry... eung, aku diancam eyeliner Chanel" sambil memelas
"Jadi persahabatkan kita hanya setara eyeliner Chanel, khe"
"Oh ayolah maaf, hmm... lagi pula apa salahnya jika ada orang lain masuk dikehidupanmu untuk berkenalan?"
Dyona hanya diam saja
"Jangan terlalu menutup hatimu, kau berhak bahagia entah dengan siapapun itu, berkenalan dengan orang asing belum tentu dia akan menjadikanmu kekasihnya kan?"
Dyona masih diam dengan mencerna apa yang diucapkan oleh sahabatnya.
"Kau juga butuh orang baru, tidak semua orang baru itu buruk, karena kau belum mengenalnya, tau kan arti dari tak kenal maka tak sayang"
"Aissssh... dasar cerewet- dalam hati Dyona membenarkan semua perkataan Byunara "iya... iya, sudah lupakan saja" putus Dyona
Byunara akhirnya bisa bernafas lega
"Jadi, sepupuku memang belum menghubungimu ya"
"Hmmm..."
Dyona menoleh dan mendadak dia ingin tahu
"Memangnya sepupumu Emm... Chandra, akan dipindahkan ke luar negri?"
"Iya, papanya yang memaksa dia untuk melanjutkan pendidikan ke luar negri"
"Kenapa? Apa keluarganya juga tinggal disana?"
Byunara menggeleng "tidak, keluarga asli Chandra tinggal disini semua"
Dyona tidak paham maksud dari "keluarga asli?"
"Yaa... karena papa Chandra menikah lagi, kabarnya istri nomor dua papa Chandra tinggal di Swiss"
"What the fuck? Are you kidding me? Lalu istri peetamanya ibu Chandra?"
"Nope! Iya, bibi wendy tinggal serumah dengan kakaknya Chandra, kak Yooa"
"Maksudku, beliau tidak bercerai?"
"Sialnya tidak"
Dyona hanya diam mendengar cerita sebagian dari kehidupan Chandra Aditama.
●●●
Lagi-lagi dimana ada Daeri disitulah ada Chandra Aditama, niat hati Byunara ingin makan malam berdua dengan Daeri, malah jadi makan bersama bertiga.
"Apa kau tidak ada kegiatan lain selain menempel kami Chan?" Tanya Byunara
Menggeleng "aku bosan, jadi aku ikut kalian saja" jawab Chandra dengan entengnya
"Kenapa kau tidak menempel pada Kai dan Luna saja? Tck.... menyebalkan"
"Yang benar saja, mereka akan bercinta, lalu aku? Tidak terimakasih"
"Kalau begitu aku dan Daeri juga akan bercinta, pergilah sekarang"
Daeri hanya mendelik kearah Byunara, karena merasa malu kepada pengunjung yang melihat kearah mereka akibat perkataan Byunara barusan.
Chandra hanya tertawa sampai mengeluarkan air mata.
"Jadi, kau belum menghubungi Dyona?" Tanya Byunara
"Belum"
"Kenapa?"
"Aku bingung harus memulai dari mana, harus berkirim pesan tentang apa, terlebih lusa aku juga sudah berangkat ke Swiss"
"Percuma saja kau meminta nomor ponsel Dyona"
"Lalu aku harus menanyakan apa?" Bingung Chandra
"Jesus! Seperti anak perawan yang bingung harus memulai percakapan" geram Byunara
Setelah menimang-nimang perkataan Byunara, Chandra memutuskan mengirim pesan ke Dyona
Dyona:
Harga cabe berapa kak?
Tidak lama kemudia ponsel Chanyeol berbunyi
085612126112:
Maaf anda salah orang!
Sesekali Chandra tertawa melihat isi pesan yang dikirim ke Dyona
Byunara memandang Chandra dengan menyerahkan ponselnyan
"Apa kau yang mengirim pesan ini ke Dyona?"
Ah, ternyata Dyona menanyakan perihal pesan itu ke Byunara
"Eoh... iya" jawab Chandra dengan senyum lima jari
"Bodoh!"
Dyona:
Ahh... aku bercanda
Aku Chandra
Ini nomorku, simpan ya 😉
Chandra:
Ahh...
Baiklah, Chandra
Dyona:
Lagi apa?
Apa kau sedang sibuk?
Chandra:
Akan tidur,
Kau sendiri?
Dyona:
Aku lagi jalan dengan Byunara dan Daeri
Ah... baiklah, selamat tidur Dyona, semoga mimpi indah 😉😊😘
Chandra:
Eoh benarkah? Salam untuk mereka
Baiklah, Bye 🙂
"Mimpi indah eoh?- Byunara mengintip isi pesan Chandra "tck... kau seperti lelaki yang baru puber, dan baru mengenal cinta"
Chandra tidak menanggapi ejekan Byunara
"Byuna, apa Dyona mempunyai kekasih?" Tanya Chandra
Byunara menggeleng "tragis sekali asmaranya, beberapa bulan yang lalu dia diputuskan oleh kekasihnya, dengan alasan mantan kekasihnya dijodohkan dengan anak rekan orang tuanya"
"Tck... dijaman seperti ini, masih saja ada perjodohan" guman Chandra
●●●
Dilain tempat, Dyona masih memikirkan isi pesan dari Chandra, sedikit menarik garis dibibir Dyona keatas. Hanya sedikit dan nyaris tidak terlihat.
"Apa-apaan itu harga cabe huh? Tck...tck"
"Dan apa lagi ini emot cium? Dasar buaya"
Sebenarnya Dyona belum akan tidur, dia hanya sedang malas saja bertukar pesan dengan seseorang.
Sambil menatap langit-langit kamar Dyona, Dyona teringat perkataan Byunara tentang keluarga Chandra,
Jujur saja, jika Dyona yang berada di posisi Chandra, dia tidak akan sanggup
'Atau mungkin selama ini dia melakukan pelampiasan dengan membangkang?' Guman Dyona
'Tunggu, kenapa aku harus repot-repot memikirkannya'
'Ini hanya rasa simpati saja, iya benar ini hanya rasa simpati' seolah meyakinkan diri sendiri Dyona berdalih hanya ada rasa simpati.
'Baiklah, dari pada memikirkan yang tidak penting, alangkah baiknya aku tidur saja' putus Dyona yang akhirnya dia lebih memilih tidurnya yang berkualitas.
— Bald kommt ein neues Kapitel — Schreiben Sie eine Rezension