App herunterladen
44.44% Pergi Untuk Kembali / Chapter 4: 4

Kapitel 4: 4

Siang ini, Chandra tidak ambil pusing dengan urusan kuliahnya, dan memutuskan untuk tetap pulang kerumah menemui ibunya.

Kediaman rumah nyonya Wendy memang sedikit ramai, selain nyonya Wendy, kakak Chandra beserta suaminya juga tinggal satu rumah dengan nyonya Wendy, beserta kedua anak-anak dari kak yora, nana dan Jeno, keponakan Chandra ini memang kembar dan lagi umur mereka berdua masih menginjak dua tahun, masih lucu-lucunya bukan?.

"Eoh, Chandra? Sudah dari tadi?" mama Wendy tidak tau dengan kedatangan Chandra

"Tidak juga mam- sambil menjawab, Chandra mengedarkan pandangan kemeja makan "tumben masak banyak sekali mam?"

"Iya, papamu bilang hari ini pulang dari Swiss, langsung menuju kemari"

"Si tua itu? Sejak kapan ingat pulang kerumah!" Gerutu Chandra

"Sudahlah nak, mama tidak apa-apa, ini sudah keputusan mama, yang terpenting prioritas mama adalah anak-anak mama" jawab mama Wendy dengan senyum yang teduh

"Harusnya si tua itu tau diri, dia bisa kaya dan terpandang seperti sekarang karena siapa?" Kesal Chandra

alasan kenapa Chandra tidak pernah suka dengan papanya, karena Chandra tau, papanya tidak akan pernah sesukses ini jika bukan karena warisan peninggalan dari keluarga mama Wendy,

sekarang, setelah papa Richard sukses, ia memilih menikah lagi, dan papa Richard tidak mau menceraikan mama Wendy dengan alasan apapun.

"Ya karena takdir dong Chan... aigoooo"

"Tck.... tidak lucu- menyadari sesuatu "kemana kak Yora dan sikembar mam?"

"Hari ini kakakmu sedang berkunjung kerumah mertuanya, mungkin nanti malam baru pulang... kenapa? Kau kangen dengan si kembar? Makanya jangan sok sibuk, gak pernah pulang kerumah" kesal mama Wendy

"Kangen mama dong"

"Manjanya bujangan mama ini- sambil memeluk dan mengusap rambut Chandra "menginaplah nak, kau sudah lama tidak pernah menginap"

"Tidak selagi ada si tua itu, mungkin lain hari mam"

Nyonya Wendy hanya bisa mengangguk maklum, memang anak bujangnya ini keras kepala, sekali tidak ya tidak.

Melihat Chandra yang termenung sambil memegang ponselnya, mama Wendy bertanya,

"Bagaimana hubunganmu dengan Rose nak? Mama sudah lama tidak pernah mendengar kau bercerita soal Rose"

"Rumit mam, Chandra capek, Chandra lelah... huufttt... Chandra memang serius dengan Rose, tapi Rose? Entahlah, sudah ada beberapa minggu hampir 1 bulan Rose menghilang dan susah dihubungi" cerita Chandra

"Istirahatlah jika kau lelah nak, mama hanya akan mendukung semua keputusanmu, selagi itu baik dan bisa membuatmu bahagia" jawaban mama Wendy hanya mendapat anggukan dari Chandra

Tiba-tiba nyonya Wendy ingat sesuatu "Chandra, kau tidak kuliah nak?"

Chandra hanya menggeleng

"Kenapa? Kau tidak lupa dengan ancaman papamu kan? Apa kau serius akan meninggalkan mama?"

"Apasih mam, kalaupun Chandra jauh ya bukan berati ninggalin mama dong, Chanydra bisa sewaktu-waktu pulang kalau kangen mama, lagian Chandra rasa, Chandra juga butuh suasana baru"

Mama Wendy hanya bisa geleng-geleng kepala dengan jawaban anaknya.

●●●

"Yakkk... aisshhh" Dyona yang sedang bermalas-malasan dikantin dikejutkan oleh si mata minimalis, siapa lagi kalau bukan Byunara Alexander.

"Makanya jangan melamun terus, rugi deh Dy galauin sih Vampire ber dimple itu" ujar Byunara

"Aku tidak"

"Iya"

"Aishhhh... 30% iya, sisanya tidak, otakku tidak bisa berpikir, mendadak jawaban ujianku ngeblank" Dyona menjawab dengan malas serta tangan yang menopang pipi gimbulnya.

"Udah gak usah dipikir, mending kita mikir nanti liburan semester mau kemana" antusias Byunara

"Sepertinya aku akan hibernasi dirumah saja Byuna"

"Apa-apaan kau ini, tumben, memangnya papa, mama Domain tidak ada acara liburan?"

"Sibuk, papa akhir-akhir ini sibuk, mama lagi kejar deadline, butiknya mau ikut acara fhasion week, dan lagi aku jomblo" makin merosot bahu Dyona menyadari kenyataan statusnya sekarang, yang jomblo available

"Ikut aku sama Daeri saja, liburan ke pantai"

"Apa kau sengaja nona Byunara" jawab Dyona dengan nada dingin

"Hehehe... Luna?"

"Pulang kampung, ke negri bambu" jawab Dyona

"Kasian si hitam, harus puasa satu bulan" mendadak Byubara teringat Kai yang akan ditinggal sang kekasih ke China.

Dyona menaikan sebelah alisnya "apa kau tidak melihat orang didepanmu ini? Yang jauh lebih kasian telah disia-siakan kekasihnya"

"Eiiyyyy... kau kan masih punya aku babe" goda Byunara dengan melayangkan flaying kiss ke Dyona,

Dyona memilih menenggelamkan wajahnya dibawah meja,

"Haloo kak Byuna" sapa Yerista dengan sedikit menunduk

Byunara yang diajak berbicara sedikit kaget dan melirik kearah Dyona yang ikut menatap terkejut ke arah Yerista "eoh.. hay! Kau dengan siapa?" Tanya Byunara yang sedikit terkejut akan kehadiran Yerista

"Temanku kak, aku tadi lewat hanya tidak sengaja melihat kakak- Yerista sambil senyum sedikit melirik Dyona "aku duluan ya kak, ditunggu temen-temen, salam buat tante Iren"

"I-iyaa.. yaa nanti aku salamkan"

setelah Yerista berjalan cukup jauh, Byunara bertanya kepada Dyona

"Apa dia mengenalmu Dy? Aku rasa dia sedikit salah tingkah melihatmu" tanya Byunara

"Entahlah, bodo amat" jawab Dyona dengan malas.

●●●

Byunara yang sedang fokus mengaplikasikan eyeliner nya didepan cermin, mendadak mendapat ketukan pintu dari arah luar kamar.

Tok...tok...tok

"Nona Yuna, Nyonya memanggil anda nona, disuruh turun karena tuan Daeri sudah datang" suara bibi Kim

"Iya bibi" teriak Byunara dari dalam kamar

Tidak mau membuang waktu lama, Byunara segera bangkit dari tempat duduknya dan keluar dari kamar, sambil jalan diiringi dengan senyuman yang mengembang, semutpun melihatnya dibikin salah tingkah (ngaco), mendadak senyum dibibir Byunara luntur ketika melihat tamu lain yang tidak diundang datang, ya Chandra Aditama Richard

"Kau lagi? Perasaan aku tidak pernah mengundangmu kerumah Chan" Lagi sambil melirik kekasihnya, Daeri "apa kau yang membawa gembel kemari sayang? Lihatlah aku saja malu mengakui dia sepupuku... tck" bagaimana tidak, muka lebam dan baju compang camping seperti lelaki habis dibegal para bencong.

Chandra hanya berdecak mengabaikan Byunara,

"Tadinya tidak, saat aku dalam perjalanan kemari, aku mendapat telfon dari Chandra untuk menjeputnya, aku bawa saja sekalian kemari" penjelasan Daeri

"Kau ini kenapa Chan? Kau habis tawuran lagi?" tanya Byunara penasaran

"Ya... untuk meluapkan amarah, setidaknya aku perlu pelemasan otot- sambil melirik ruangan tengah "apa dirumah tidak ada siapa-siapa? Sepi sekali?"

"Mama dan papa mungkin di halaman belakang" jawab Byunara dengan malas

"Apa kencan kita gagal gara-gara iblis satu ini sayang?" Tanya Byunara dengan nada memelas seperti anjing yang kelaparan

"Uuwww, pacarnya Daeri yang manja, ayo kita cari makan malam, sekalian kita pulangkan Chandra kerumahnya" ajak Daeri yang segera mendapat pelukan dari kekasihnya.

Didalam mobil Chandra hanya terdiam sambil menatap keluar kearah jalan raya. Mengabaikan pasangan yang sedang ber-lovey dovey,

Sedangkan Chandra, jiwanya ditempat entah pikiranya kemana, sambil sesekali mencoba menghubungi seseorang yang jauh disana. Daeri yang peka akan keadaan Chandra tiba-tiba bersuara,

"Are you okay Chan?" Tanya Daeri dari arah kaca spion depan

"Yahh, it's okay" Chandra hanya melirik dengan sekilas

"Yakkk Chandra, kau seperti gadis yang sudah lama tidak orgasme saja, menggelikan" celetuk Byunara dari bangku depan tanpa melirik Chandra.

Tck... Chandra malas menjawabnya

"Thanks atas tumpangannya Dae... - sambil menatap Byunara

"dan kau Byuna, jangan lupa pakai pengaman, aku belum siap menerima keponakan darimu huh" ejek Chandra kemudian keluar tanpa membalik badanya,

Daeri yang masih diposisi kemudinya hanya melihat nanar punggung Chandra yang semakin menjauh dengan perasaan iba.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C4
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen