Su Xiqin segera menyingkirkan perasaan sedih di hatinya setelah Mo Xigu menguncinya di dalam kamar. Saat ini bukan saatnya untuk bersedih, karena pria itu tidak layak untuknya. Jika ia bersedih pun, pria itu juga tidak akan peduli. Ia perlu menyelamatkan dirinya sendiri. Ia juga berpikir bahwa ia juga masih mempunyai putra sehingga jika ia memiliki reputasi yang buruk, kesedihan yang dirasakan putranya bisa tak terhitung.
Sekarang Su Xiqin perlu memikirkan cara. Namun, tiba-tiba ia mendengar suara seseorang yang sedang memutar kunci. Su Xiqin segera menghapus bekas air matanya, bangkit dari duduknya, dan berjalan ke arah tempat tidur besar. Beberapa saat kemudian, ia sudah duduk di tempat tidur tersebut dan melihat sesosok orang bertubuh gemuk masuk ke kamar.
Ling Dong sempat minum sedikit banyak dan ketika melihat Su Xiqin berada di sana, bibirnya berkata, "Sayang..."
"Ling Dong, apa yang kamu lakukan?" kata Su Xiqin sambil sebisa mungkin menahan amarahnya.
"Apa yang sedang aku lakukan? Nona Su, aku telah memberikan kontrak kepada Tuan Mo dan malam ini, kamu adalah wanitaku. Tidak mungkin kamu tidak mengetahui hal ini."
Su Xiqin berpikir, Sepertinya kontrak sudah dinegosisasikan terlebih dahulu. Mo Xigu memang lebih hina daripada anjing dan babi, batin Su Xiqin. Namun, ia tidak punya waktu untuk memikirkan hal ini sekarang. Yang perlu ia pikirkan adalah bagaimana caranya bisa melarikan diri dari sini. Ia mencoba menenangkan dirinya setenang mungkin, lalu berkata, "Ling Dong, jangan khawatir. Mandilah dulu."
Ling Dong adalah rubah tua sehingga ia tahu bahwa Su Xiqin berusaha mengulur waktu dan ia tidak akan melepaskan Su Xiqin. Ia pun tersenyum menyeringai, lalu berniat menarik Su Xiqin ke arahnya. Su Xiqin mundur selangkah demi selangkah dan Ling Dong pun berkata, "Jangan sembunyi. Ikuti aku dengan patuh malam ini. Jika tidak, kamu akan menderita."
Ling Dong adalah seseorang yang terkenal suka main wanita. Tanpa dijelaskan, Su Xiqin juga mengetahuinya. "Ling Dong, aku adalah wanita yang sudah menikah dan punya anak. Wanita sepertiku tidak pantas untukmu. Tapi, tenanglah. Kamu pasti akan menemukan wanita yang kamu sukai. Oh, iya. Aku akan membantumu mencarikan wanita cantik lain."
Ling Dong menatap Su Xiqin dengan tatapan suram, "Sudah punya anak? Kamu pikir aku orang yang gampang dibodohi? Malam ini aku menginginkanmu. Wanita lainnya, aku bisa menemukannya dengan mudah!"
Ling Dong langsung bersiap menubruk Su Xiqin. Namun, karena tubuhnya terlalu berat, Su Xiqin bisa menghindarinya dengan cepat. Sayangnya, meloloskan diri tidaklah semudah itu bagi Su Xiqin. Ruangan itu begitu besar, ditambah lagi Su Xiqin telah meminum alkohol. Setelah lari beberapa kali putaran, ia terengah-engah. Karena Ling Dong terbiasa mengejar wanita seperti ini, gerakannya begitu fleksibel. Setelah beberapa kali putaran, Su Xiqin pun tertangkap dan ia langsung menjatuhkan wanita itu ke kasur.
"Lepaskan!" kata Su Xiqin sambil mendorong Ling Dong dengan ketakutan.
"Sebentar lagi, kamu tidak akan mau lepas dariku," kata Ling Dong sambil tertawa. Ia berusaha mendekatkan dirinya ke tubuh Su Xiqin, sementara Su Xiqin terus berjuang melepaskan diri.
"Pinggang ini benar-benar ramping," kata Ling Dong.
Su Xiqin merasa sulit mendengar apa yang dikatakan Ling Dong. Tiba-tiba, entah dari mana datangnya kekuatan yang memasuki Su Xiqin, ia menampar Ling Dong dengan keras. Mata Ling Dong pun melebar dan tangannya yang memegang pinggang Su Xiqin menjadi mengendur. Su Xiqin jelas tidak melewatkan kesempatan itu. Ia segera mendorong Ling Dong untuk melarikan diri. Namun, sebelum sempat ia lari, ia merasa kepalanya begitu sakit karena Ling Dong menarik rambutnya.
"Wanita tidak tahu malu!!!" kata Ling Dong dengan murka.
Su Xiqin merasakan sakit yang teramat sangat di kepalanya. Ia merasa seakan rambutnya nyaris dicabut dari kepalanya. "Lepaskan aku!!!" teriak Su Xiqin kesakitan dengan kepanikan yang terpancar di matanya.
Ling Dong menarik Su Xiqin kembali ke tempat tidur, lalu menindihnya. Mulutnya yang berbau seperti limbah berusaha untuk mendekati wajah Su Xiqin. Su Xiqin berusaha keras untuk memberontak, namun ia tidak punya kekuatan untuk melawan. Ia merasa seakan kejadian lima tahun lalu kembali terulang saat ini. Tanpa sadar, sudut matanya meneteskan air mata.
Di tengah keputusasaan Su Xiqin, tiba-tiba terdengar suara keras dari arah pintu, "Lepaskan dia!"
Setelah berseru, pria itu segera memukul wajah Ling Dong hingga ia jatuh ke lantai. Ketika Ling Dong jatuh ke lantai, barulah ia melihat wajah Bai Yanshen dan ia sontak tertegun, "Tuan Bai?"
Bai Yanshen tidak melihat ke arah Ling Dong. Tatapannya sekarang beralih menatap Su Xiqin yang masih meringkuk ketakutan dengan pakaian yang sudah begitu berantakan. Bai Yanshen segera memeluk Su Xiqin yang masih syok dengan kedua tangannya. Su Xiqin menatap ke arah Bai Yanshen dan tatapan matanya menunjukkan semburat ekspresi yang tidak bisa dijelaskan. Satu hal yang begitu jelas dirasakan Su Xiqin adalah ia merasa tenang.
Bai Yanshen berbalik menatap Su Xiqin tanpa mengatakan sepatah katapun. Ia kemudian berbalik, jongkok di lantai, dan menatap Ling Dong dengan senyuman dingin. "Ling Dong, katakan. Bagian mana yang telah kamu sentuh?" tanya Bai Yanshen. Namun, Ling Dong tidak berani menjawabnya. "Tidak ingat?" tanya Bai Yanshen lagi.
"Tuan Bai, saya tidak tahu bahwa wanita itu adalah milik Anda..." kata Ling Dong menunjuk ke arah Su Xiqin dengan ketakutan.
Krak!!!
"Aahhhh...." Setelah terdengar suara patah tulang, Ling Dong berteriak kesakitan dan berguling di lantai.
"Kedua tanganmu menyentuhnya?" tanya Bai Yanshen.
"Tuan Bai, saya benar-benar tidak tahu bahwa wanita itu adalah milik Anda. Jika saya mengetahuinya, saya tidak akan pernah menyentuhnya. Tuan Bai, kali ini tolong ampuni saya."
"Bisa saja aku mengampunimu. Tapi, kamu harus menutup rapat-rapat masalah ini. Jika sampai tersebar keluar, kamu tahu apa yang akan terjadi!"
"Tenang saja, Tuan Bai. Saya akan menutup mulut saya rapat-rapat."
"Pergi!!" kata Bai Yanshen.
Bai Yanshen tak perlu memberitahu dua kali dan Ling Dong langsung pergi. Tepat di depan pintu kamar, Lu Ming tertawa dan mengejek, "Ling Dong, kamu bilang kamu tidak pernah main-main dengan orang lain. Kamu ingin main-main dengan Tuan Bai, ya, rupanya?"
"Aku tidak tahu kalau itu dia," kata Ling Dong sebelum pergi bersama Lu Ming.
Di dalam kamar tersebut, Bai Yanshen mendekati Su Xiqin. Ia mengulurkan tangannya untuk memeluk Su Xiqin, kemudian membawa wanita itu berjalan keluar. Saat ini Su Xiqin kedinginan. Namun, Bai Yanshen memakaikan mantelnya dan ditambah lagi Su Xiqin mendapat suhu hangat dari pria itu. Perlahan-lahan, suhu tubuh Su Xiqin menghangat dan otaknya mulai kembali tersadar. Posisi keduanya saat ini begitu dekat dan intim. Su Xiqin bersandar di dada Bai Yanshen sehingga ia bisa mendengar dengan jelas detak jantung Bai Yanshen yang membuatnya merasa nyaman.