Kapitel 41: RENCANA ALIYA

Bima Aliya dan Zivanna kini berada dalam satu meja yang sama. tentu saja saja hal ini membuat Bima dan Zivana merasa tidak nyaman. Sedangkan Aliya tampak senyum-senyum saja sedari tadi. Ini adalah momen yang paling dia tunggu-tunggu.

"Bima, aku ke toilet dulu ya. Kamu ngobrol saja dengan Zivana." pamit Aliya.

"Apa tidak bisa ditahan?" tanya Bima. Bima menanyakan itu karena berharap Aliya bisa menahannya dulu sampai mereka pulang. Karena dia tidak mau duduk hanya berdua saja dengan Zivana.

"Tidak bisa dong. Sudah di ujung tanduk nih. Mules. Zivana, jangan pergi dulu sebelum aku datang ya. Karena ada sesuatu yang mau aku katakan." Aliya berdiri lalu pergi meninggalkan Bima dan Zivana. Zivana sampai belum sempat menjawab apa yang diucapkan oleh Aliya.

Kini tinggallah Bima dan Zivana berdua di meja yang sama. Keduanya saling menunduk dan salah tingkah. Sampai akhirnya Bima yang angkat suara. "Mau pesan apa, Zi?" tanya Bima.