Semua rekan kerja Hesti agaknya tercengang, dengan apa yang dia lihatnya sekarang. Ternyata, ucapan yang baru saja keluar dari mulut Hesti bukanlah bualan. Itu semua adalah kenyataan. Kekasihnya adalah sosok yang tampan, tubuhnya tegap dan porposional. Cara berpakaiannya pun berkelas dan rapi, tampak jelas jika sosok itu berpendidikan tinggi. Sambil membawa buket bunga mewah itu, mereka agaknya tahu jika harga buket bunga itu tidaklah murah. Dan hanya orang-orang mampu saja yang mau membeli buket bunga semahal itu untuk wanita yang ia cintai.
"Ehm, jadi ini namanya kompakan lembur apa bagaimana?" tanya Hanung. Hesti yang sedari tadi menciumi bunga itu pun tampak terkesiap. Rasa penasaran atas dari mana Hanung bisa membeli buket bunga ini dan lain sebagainya, merajai otaknya. Tapi dia tidak mungkin menunjukkan rasa penasarannya di depan umum secara langsung. Dia harus bertindak sebiasa mungkin jalau bisa dia seolah sudah terbiasa dengan pemberian dari Hanung itu.