Malam ini, agaknya menjadi malam yang panjang untuk Yoga. Sebuah pertemuan sudah disiapkan oleh relasi bisnisnya tanpa dia akan melakukan apa pun. Dia bahkan tak tahu, dan tak bisa menebak, apa hasil dari pertemuan ini. Apakah mungkin ada hal yang baik, atau malah sebaliknya. Yang dia harapkan hanya satu, dia bisa memastikan jika semua orang aman. Dan dia bisa maju sendiri untuk berperang dengan Andrew. Sebab, jika terus-terusan seperti ini, yang ada hanya semua masalah akan terus datang, tanpa ada penyelesaiannya.
"Pak Yoga sudah siap?" tanya Pak Cipto, yang ternyata tangan kanannya itu ikut tidak pulang. Dia masih memakai setelan jas yang dipakai tadi siang, dan raut wajahnya tampak lelah. Yoga harus mengorbankan sedikit keegoisannya, sedikit keras kepalanya, agar orang-orang di sekitarnya tak lagi terluka.