"Tapi, Sayang, aku belum menyiapkan undangan, tempat, dan—"
"Mau nikah besok nggak nih?" tanya Meta setengah mengancam. Yoga langsung diam, kemudian mengangguk kuat-kuat.
"Mau!" jawabnya semangat.
"Sah aja dulu, resepsinya belakangan," jelas Meta kemudian.
Yoga tidak bisa menahan senyum yang tercetak manis di bibirnya, dia seperti telah mendapatkan harta karun. Sepertinya, dalam komanya beberapa waktu yang lalu Meta telah mendapatkan ilham atau semacamnya. Itu sebabnya wanitanya itu sekarang segera menginginkan sebuah pernikahan. Padahal sebelumnya, dia malah lari saat dilamar oleh Yoga.
"Tapi ini benar, kan? Kamu tidak akan berubah pikiran, Tita? Kamu mau menikah denganku?" tanya Yoga lagi. Meta tersenyum, dia meraih pakaian barunya, dan Yoga langsung membantu memakaikannya.