"baiklah kalau begitu dalam hitungan ke-3 kita buka pintu dan lari bersama jangan pernah menoleh kebelakang dan jangan pedulikan orang yang ada di luar saat ini sebab dia memang benar-benar sangat misterius. sepertinya kalau suwoto kok meragukan sekali. dia sendirian di sini tanpa membawa kendaraan. padahal jarak dari sini dan Kemuning lumayan cukup jauh. lagi pula juga dari mana dia tahu kalau kita ada di sini di tengah malam seperti ini dia berdiri sendirian. dia bukan manusia aku yakin itu."
Bima mengangguk dengan kuat, matanya memandang ke arahku dengan sangat tajam, seolah-olah ketakutannya sedari tadi telah lenyap entah kemana. benar kata sebuah pepatah menangmeng, jika dalam keadaan terdesak seseorang bisa melakukan apa saja, termasuk menghilangkan rasa takut yang ada di dalam dirinya.
"satu, dua, tiga!! ayo lari kangmas!"