"Duh Gusti, iya, Biung lupa, kalau Setya masih di sini, toh," katanya.
Duh Gusti Biung ini malah lebih parah dari aku. Ada anak orang menginap di rumahnya kok ya sampai lupa untuk menyuruhnya pulang itu lho.
"Dia itu sudah Biung anggap rumahnya di sini. Lha wong bagaimana, toh, katanya terlalu betah. Terlebih Wangi sering bermain ke sini juga. Sepertinya memang sengaja ndhak mau pulang."
Aku langsung geram mendengar penuturan dari Biung. Dasar pemuda ndhak tahu diuntung! Aku yakin, menungguku mejemputnya hanyalah alsannya agar dia bisa berlama-lama dengan Wangi. Lagi pula Wangi ini, kenapa dia setiap hari ke sini? Apa juga yang dia kerjakan di sini? Bukankah dia sangat sebal dengan Setya? Seharusnya duduk manis di rumah bukankah hal yang seharusnya ia lakukannya sekarang?
"Kenapa Wangi selalu ada di sini, Biung? Apa dia ada urusan dengan seseorang?" tanyaku pada akhirnya.