"Memangnya mau apa, toh?"
"Mau apa, ya? Main...." kubilang. Dia tampak menahan senyumnya. "Hari ini kita dituntut untuk melakukan permainan yang sangat seru. Yang bahkan, kamu ingin melakukannya sampai berpuluh-puluh putaran. Pemainnya hanya ada dua, aku, dan kamu. Dan tempatnya itu di atas dipan," godaku.
"Main apa?" tanyanya seraya menggoda. Duh Gusti, rupanya dia juga sudah pandai menggoda orang, toh. Pakai tanya main apa segala.
"Coba tebak main apa?" godaku lagi, berjalan mendekat ke arahnya, sembari kudekatkan wajahku padanya. Kutampilkan senyum paling manis kepadanya, membuatnya kembali tersipu malu-malu karena perlakuanku itu.
"Kenapa harus mandi, hayo?" katanya lagi. "Memangnya, kalau ndhak mandi ndhak boleh? Kan, nanti mandi lagi," dia bilang.