Aku ndhak tahu ini di mana. Yang jelas, tempat ini benar-benar sangat gelap. Tempat yang sangat pengap sampai aku ndhak tahu, bagian mana dari tubuhku yang masih bisa kulihat. Namun, di ujung tempat ini ada secercah cahaya, dan di balik cahaya itu ada sosok perempuan yang berdiri di sana. Seolah-olah, sosok itu tengah menunggu kedatanganku.
Pelan, aku terseok mendekatinya, sosok itu semakin lama semakin tampak jelas. Rambut hitam panjangnya yang tergerai indah, rok warna merah jambunya yang bermotif bunga, terlebih wajah ayunya yang tampak memandangku dengan sendu. Dia tampak tersenyum, namun matanya mengisyaratkan lara ndhak berujung. Dia adalah....
"Manis!"