Aku janji, jika aku akan menunggumu. Ndhak peduli jika di luar sana ada ribuan perawan yang ingin meminangku, aku ndhak peduli. Aku akan tetap di sini, aku akan setia denganmu sampai mati. Sampai kapan pun aku akan menunggumu, meski orangtuaku terus mendesak jika aku harus menikah, meski semua orang mencibir jika aku akan menjadi perjaka tua sampai nanti. Aku akan menunggumu, atau bahkan jika takdir bertindak lebih kejam, kamu akan jatuh hati kepada Minto pada akhirnya. Maka, sampai aku menutup mata, aku akan tetap menunggumu. Biarkan aku menjadi yang bodoh, biarkan aku menjadi yang tersakiti, aku ndhak peduli. Sebab bahagiamu, sebab rasa tenangmu, adalah yang terpenting untukku, sampai kapan pun itu.