"Pakaian pengantin ini, aku ingin mengenakannya sendiri, Bulik. Jadi, bisakah kalian keluar dulu barang sebentar?" pinta Manis. Benar rupanya, entah acara riasannya telah usai atau tinggal sedikit lagi, yang jelas suara Manis memohon itu, adalah suatu pertanda jika saat ini adalah waktuku untuk masuk ke kamarnya, bertemu dengannya, dan menyampaikan salam perpisahanku dengannya.
"Tapi, Manis, mengenakan pakaian pengantin ndhaklah semudah mengenakan kebaya-kebaya yang kita gunakan sehari-hari. Itu benar-benar akan sangat susah, dibantu dua orang saja susah. Apalagi kamu sendiri, pasti—"