Aku mengangguk menjawab pertanyaan kak Ridwan. Sesaat mataku mencari jagoan kecilku, tapi tidak ada di sana.
"Kak Santika dan Juna mana?"
"Santika sekolah, nanti jam sepuluh, papa akan menjemputnya."
"Juna sama suster Lani."
Aku menghela napas, mataku lekat memandang selang infus yang tergantung di sampingku. Baru dua hari lalu aku memakai selang ini, dan sekarang aku harus memakainya lagi. Kenapa aku harus pingsan setiap kali mengingat pernikahan mas Arkan dengan wanita itu. Aku tidak siap menerima kenyataan ini. Sungguh tidak siap.
Pov Arkan
Aku terpaksa menikahi Ling-ling tanpa minta izin terlebih dulu pada Adis istriku. Aku khawatir dia belum sanggup di madu.
Malam ini hujan cukup deras mengguyur kota Bandung. Usai ijab kabul, kami menginap di hotel Pelita untuk bulan madu. Sejak pertemuanku kembali dengan Ling-ling karena dia berinvestasi di perusahaanku, lebih tepatnya membantu perusahaanku yang akan bangkrut.