App herunterladen
2.64% Hikmah di balik Ujian / Chapter 7: Bab 7 Bekerja

Kapitel 7: Bab 7 Bekerja

"Aku masih ingin belajar Bu ... aku masih ingin menuntut ilmu ... Aku ingin seperti teman-temanku.

"Sudahlah kamu jangan mengikuti teman-temanmu.. kita ini keadaannya, seperti ini kamu harus bisa menerima dengan lapang dada. padahal kan usaha ibu dan bapak sedang maju masa iya tidak bisa mengkuliahkan aku.

Sedangkan Adik laki-lakiku... sudah di persiapkan untuk kuliah... saat ini dia ikut les dan bimbel agar begitu keluar sekolah dia bisa ikut UMPTN... aku merasa hidupku itu tidak mendapatkan keadilan.

------------

Setelah 6 bulan kursus komputer ..akupun menyelesaikan kursus ku dengan nilai terbaik, lalu aku mencoba melamar ke salah satu pabrik sepatu.. Aku berharap aku bisa ditempatkan di bagian administrasi.. dengan nilai-nilaiku yang terbaik .. juga aku mempunyai sertifikat komputer. bagian personalia yang melihat nilai-nilai ku yang bagus dan bisa menguasai komputer .. tetapi sayangnya bagian Administrasi sudah penuh terisi.

"Maaf Dek di sini untuk bagian Administrasi sudah penuh.. tidak ada lowongan .. yang ada lowongan di bagian produksi, Apakah Hikmah berminat untuk bekerja di bagian produksi..?

"Baiklah jika tidak ada lowongan .. di bagian Administrasi di bagian produksi pun tidak apa-apa "Kataku. Aku berharap aku bisa bekerja, Meskipun tidak sesuai dengan bidang pendidikan ku ... untuk aku mencari pengalaman kerja, apalagi orang tuaku selalu menekan ku .. untuk cepat-cepat bekerja akhirnya aku menerima ditempatkan di bagian produksi.

Di bagian produksi terbagi dua shift .. ada shift pagi dan malam .. kebetulan shif paginya sudah penuh... jadi Hikmah masuk shif malam saja... nanti jam 7 malam masuk dan pulang jam 6 pagi.. ternyata jadwal Kerjanya hampir 12 jam .. aku pun pamit dan pulang ke rumah.

Ibu bertanya kepadaku .. "Bagaimana kamu diterima bekerja?

"Ya bu.. tapi aku masuk jam 7 malam dan pulang jam jam 6 pagi ..

"kalau begitu sekarang Kamu tidur saja beristirahat.. biar nanti kamu kerja tidak mengantuk. Akhirnya aku pun masuk ke dalam kamar dan beristirahat.. pada pukul 6 sore aku sudah bersiap untuk pergi ke pabrik tempat aku bekerja. Ibu membawakan bekal untuk aku.. membawa nasi dan lauk nya.. aku pun pergi dengan menggunakan angkutan umum. sesampainya di pabrik aku berkenalan dengan beberapa orang yang sama baru masuk... pertama kali bekerja aku ditempatkan di bagian cutting dan di sana aku sebagai checking yang mengepak bahan yang sudah dipotong oleh operator ke dalam plastik.. yang nanti akan dikirim ke bagian sewing.

Selama 3 bulan masa percobaan aku musti baik-baik sama operator.. karena penilaian operator menentukan nasib pekerjaanku selanjutnya, Apakah bisa diteruskan bekerja disana atau dikeluarkan .. Jika pekerjaan ku tidak terpakai oleh operator, otomatis nanti aku akan dikeluarkan dari perusahaan.

Kebetulan aku mempunyai operator yang baik meskipun sedikit judes .. aku mencoba bekerja dengan baik ,Selain mengecek pekerjaanku .. aku juga belajar memotong lama-lama aku bisa cepat beradaptasi sehingga operator pekerjaannya sedikit terbantu dengan keahlianku itu.

Jika aku libur bekerja.. aku isi dengan kegiatan kerohanian bersama teman-temanku yang membentuk suatu kajian atau Majelis Taklim .. perkumpulan dari teman-teman SMU ku dulu .. kami juga suka mengadakan kegiatan amal hanya inilah wadah satu-satunya untuk aku bisa menyalurkan apresiasi ku... setelah seminggu jenuh bekerja inilah hiburan satu-satunya, aku bisa mengisi kegiatan yang positif selain mengaji kami juga melakukan perbuatan Amal ... orang tuaku tidak terlalu menekan aku untuk membantu pekerjaannya .. setelah aku bekerja ibu memperkerjakan 2 orang pembantu.

Setiap bulan Aku menyerahkan gajiku kepada Ibu .. aku hanya mengambil untuk ongkos dan uang jajan.. juga untuk kegiatan di pengajian selebihnya aku Serahkan semuanya kepada ibuku.

Gajiku di pabrik cukup besar karena jam Kerjanya hampir 12 jam.. apalagi jika ada lemburan tetapi aku merasa kurang bahagia karena aku bekerja bukan sesuai dengan cita-citaku ... cita-citaku adalah ingin menjadi seorang guru dan aku ingin mewujudkan cita-citaku itu .. Tadinya aku ingin mengumpulkan gajiku agar bisa aku pakai suatu hari nanti untuk kuliah tetapi orang tuaku menuntut untuk memberikan gajinya kepada mereka.

Majelis Taklim kami semakin besar selain ada pak ustad dan ibu ustad yang memberikan tausiah kepada kami... ternyata perkumpulan kami itu banyak sekali peminatnya dari berbagai kalangan sehingga yang tadinya hanya pengajian untuk para wanita saja.. sekarang ada juga untuk laki-laki.. tapi tidak disatukan.

Dari pengajian itulah aku bertemu dengan Mas Rizal ... Mas Rizal juga sama bekerja di sebuah pabrik .. umur kami sebaya karena kami sering bertemu di majelis taklim itu.. lama kelamaan ada perasaan terhadap Mas Rizal .. entah hanya perasaanku saja .. Entahlah .. tetapi cinta ku itu apa bertepuk sebelah tangan .. atau tidak... yang pasti sebagai seorang wanita tidak mungkin aku mengungkapkan terlebih dahulu rasa suka Apalagi di dalam majelis tersebut tidak ada istilah berpacaran.

Jadi jika ada seorang laki-laki yang ingin menjadikan wanita di majelis itu menjadi istrinya .. Dia akan berbicara kepada Pak Ustad .. nanti pak ustad yang akan berbicara kepada wanita tersebut .. Apakah menerima atau tidak jika menerima maka akan di taaruf kan.. setelah itu maka akan ada proses untuk pernikahan.. dan aku benar-benar tidak menyangka jika Mas Rizal ternyata mengatakan kepada Pak Ustad ingin menjadikan aku sebagai istrinya.

Padahal kami Jarang bertemu.. hanya sesekali saja, tetapi ternyata perasaanku yang tertarik kepada Mas Rizal ternyata tidak bertepuk sebelah tangan.. pak ustad memanggilku "Hikmah kemarin mas Rizal menghadap Bapak .. dia mengutarakan maksudnya ingin ta'aruf denganmu .. karena dia ingin meminang kamu sebagai istrinya.. apakah kamu bersedia berta'aruf dengan Mas Rizal..

Terus terang Mendengar hal itu jantungku berdetak kencang.. aku tidak bisa berkata-kata aku hanya menganggukkan kepalaku .. "Mengangguk itu berarti tanda setuju, bukan begitu ..? "kata ibu ustad yang mendampingi pak ustad berbicara dengan aku...

"Ya Umi .. aku bersedia ta'aruf bersama Mas Rizal ..

"Ya sudah kalau begitu nanti kita tentukan jadwalnya ... untuk proses ta'aruf selanjutnya. rencana taaruf ku dengan Mas Rizal membuat heboh majelis ...

Teman-temanku banyak yang menggoda aku "Wah nggak nyangka yah...ternyata Mas Rizal ingin menjadikan kamu sebagai istrinya .. pendamping hidupnya ... aku hanya tersenyum.

"Selamat yah.. semoga lancar sampai pernikahan... setelah itu aku pulang ke rumah ternyata di rumah sedang terjadi Rundingan karena kakak laki-lakiku... yang sudah bekerja 2 tahun di pabrik .. ingin menikah dengan teman di tempat kerjanya ... uang yang dikumpulkan oleh kakakku selama bekerja ditabung oleh ibuku ..

Mereka akan mengadakan pesta pernikahan yang cukup besar.. ternyata hari Minggu ini akan mengadakan lamaran ..

"kamu Minggu libur kerjakan? "Tanya ibu ..

"Iya Bu..

"Kamu harus ikut ada acara, kakakmu akan melamar sebentar lagi kakakmu akan menikah "Kata ibu ... aku hanya mengangguk.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C7
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen