Gon dan lainnya meninggalkan kediaman keluarga Zoldyck. Di sepanjang jalan menuju ke tempat stasiun, Gon terus ribut membahas tentang koin yang terakhir kali Gotoh tunjukkan kepadanya. Kemudian Kurapika menjelaskan trik yang ditunjukkan oleh Gotoh kepada Gon.
Sekarang Gon, Killua, Kurapika dan Leorio berada di dalam kereta api express. Mereka berencana kembali ke tempat bandara pusat. Killua terkejut pada saat mengetahui kalau Gon, Kurapika dan Leorio datang ke negara Dentora Republik Padokea, di mana Killua tinggal sebagai turis.
Killua : Eh?! Kau ke sini dengan visa turis?!
Gon : Ya.
Killua : Kau lulus ujian Hunter, bukan? Kau bisa menggunakan lisensi Huntermu, kan? Dengan itu kau juga bisa bebas keluar atau masuk dan membuatmu tetap menetap di negara lain manapun itu selama yang kau mau.
Leorio : Ya, itulah yang kami katakan padanya sebelumnya.
Kurapika : Tapi Gon menolaknya.
Gon : Ya, habisnya aku sudah memutuskan.
Killua : Apa?
Gon : Aku tidak akan menggunakan lisensi itu sampai aku menyelesaikan hal yang belum aku selesaikan terlebih dahulu.
Killua : Nan da yo yaru koto tte? (Hal apa yang belum kau lakukan itu?)
Gon sedikit menundukkan kepalanya lalu merogoh tasnya, dan mengeluarkan sebuah kartu ID milik Hisoka untuk diperlihatkan kepada Killua. Gon bercerita secara singkat, padat dan jelas tentang kejadian yang ada di pulau Zebil.
Mau bagaimana pun caranya, Gon bebersikeras mau mengembalikan kartu kepada Hisoka dan sangat ingin membalas meninju wajah Hisoka. Jika hal ini belum terselesaikan, Gon berjanji tidak akan menyentuh kartu lisensi Hunternya.
(Buat Readers yang lupa, silakan kilas balik baca di episode 63.)
Gon : Selain itu, aku juga tidak bisa kembali ke pulau Kujira (pulau paus), walaupun aku sudah mengirim surat kepada Mito-san dan di dalam surat itu, aku mengatakan akan segera pulang kalau ujian Hunterku telah selesai, tapi...
Killua : Hmm, de... Hisoka ni basho wa? (Hmm, lalu... Dimana Hisoka?)
Gon : Eh? Um, sore wa... (Eh? Um, itu...) *tersenyum kaku* Shiranai yo... (Aku tidak tahu...) *bergumam kecil tapi masih bisa didengar*
Leorio : Yappari naa (Sudah kuduga.)
Kurapika : Watashi ga shitteru yo, Gon (Aku tahu dia di mana, Gon.)
Refleks Gon, Leorio dan Killua melihat lurus ke arah Kurapika.
Gon : Eh? Hontou? (Eh? Benarkah?)
Leorio : Naze ka (Kenapa?) *merasa penasaran*
Kurapika berusaha untuk tidak melihat ke arah teman-temannya, dia menghindari tatapan mata teman-temannya yang bisa membuatnya canggung, karena dia tahu pasti apa yang sedang dipikirkan oleh teman-temannya yang penasaran. Seketika itu juga dia sedikit memalingkan wajah ke arah samping.
Kurapika : Dia yang mengatakannya kepadaku.
Leorio : Masaka ano toki ka (Jangan bilang yang waktu itu ya?)
(Buat Readers yang lupa, silakan kilas balik baca di episode 68.)
Kurapika : Tidak, yang ini adalah setelah orientasi kelulusan selesai.
Leorio : Da ga, kankei ga aru darou? (Tapi, itu masih ada hubungannya, bukan?)
Kurapika : Maa naa... (Ya, begitulah...)
Leorio : Aku sangat penasaran dan ingin bertanya apa yang Hisoka katakan padamu waktu selama pertarungan kalian itu?
Kurapika : Kumo ni tsuite... (Itu mengenai laba-laba...)
Tiba-tiba Kurapika teringat kembali dengan apa yang dikatakan oleh Hisoka, akan tetapi dia tidak bermaksud ingin memberitahukan secara detail tentang apa isi percakapan antara dirinya dan Hisoka pada saat pertarungan ujian Hunter kepada teman-temannya.
"Kumo ni tsuite ii koto wo oshie yo (Aku akan memberitahu beberapa informasi hal yang bagus untukmu mengenai laba-laba.)"
Leorio : Genei Ryodan, huh?
Kurapika : Hisoka bukan berkata Genei Ryodan. Mungkin dia mendengar percakapanku dengan Leorio sewaktu di ujian atau dia mendengar hal itu dari orang lain. Laba-laba adalah simbol dari Genei Ryodan, jadi mereka yang tahu banyak tentang itu biasanya mengatakan Genei Ryodan. Tentu saja aku sangat tertarik dengan informasinya.
Leorio : Naruhodo naa (Rupanya begitu.) (Jadi itu lah kenapa kau rela membuang harga dirimu itu dan menerima kekalahan Hisoka itu.)
Sejenak mereka saling berpandangan tanpa ada yang berkomentar apa pun.
Kurapika : Itulah kenapa, setelah orientasi kelulusannya selesai, aku pergi menemuinya lalu bertanya kepadanya tentang hal itu sewaktu kau sedang pergi ke toilet dan Gon sedang sibuk berbincang dengan Satotz-san.
"Aku akan menunggumu di kota Yorknew pada tanggal 1 September nanti."
Leorio : 1 September?
Gon : Berarti kau masih punya waktu lebih dari setengah tahun ya? Memangnya apa yang akan terjadi di kota Yorknew pada tanggal 1 September?
Leorio : Oh! (tiba-tiba teringat sesuatu) Kalau tidak salah akan ada yang mengadakan perlelangan terbesar di dunia.
Kurapika : Itu benar. Dari tanggal 1 sampai 10 September akan ada lelang untuk barang yang tidak biasa dan sangat langka. Ada juga harta karun nasional dari seluruh dunia. Acara ini mengundang dan sangat menarik perhatian untuk para organisasi jahat yang datang untuk memuaskan keserakahan mereka. Ini adalah tempat pertemuan uang terbesar di dunia.
Gon : Hee...
Leorio : Jadi Ryodan akan berada di sana, ya?
Kurapika : Mereka itu sekelompok penjahat kelas kakap, pastinya mereka akan datang. Mereka tidak mungkin akan melewatkan hal semacam ini. Jadi pada hari itu juga, Hisoka akan ada di suatu tempat di kota Yorknew.
Gon : Naruhodo, kyuu gatsu tsuitachi ne. Wakatta, arigatou (Rupanya begitu, 1 September ya. Aku mengerti, terima kasih.)
Setelah itu, tidak lama kemudian mereka tiba di tempat bandara pusat. Lalu mereka semua pun saling berpamitan. Mereka semua telah tahu dan mempunyai rencana masing-masing dengan apa yang musti mereka lakukan setelah ini dan berjanji akan bertemu kembali pada tanggal 1 September di kota Yorknew.
Lalu Gon pun bertanya kepada Killua, apa yang mau mereka lakukan setelah ini? Gon bermaksud untuk mengajak Killua bersenang-senang dan bermain, Killua pun langsung menceramahi dirinya. Killua berkata untuk bisa meninju wajah Hisoka itu diperlukan latihan khusus yang berat.
Setelah diceramahi oleh Killua, Gon akhirnya mengikuti saran Killua untuk melatih dirinya dan mereka pun memutuskan untuk melatih diri mereka sebelum bertemu kembali di hadapan Hisoka sambil menunggu kedatangan Lucia.
Killua menawarkan sebuah tempat yang sangat bagus karena selain bisa menghasilkan uang yang banyak, mereka juga bisa melatih diri mereka supaya bisa menjadi lebih kuat dan mereka pun pergi ke suatu tempat di mana adanya sebuah arena pertarungan yang sangat besar dan terkenal. Tempat itu dinamakan Tenkuu Tougijou** (Arena Surga) atau biasa dikenal sebagai Heavens Arena.
(**Bangunan tertinggi keempat di dunia, Arena Surga berdiri setinggi 991 meter (sekitar 3.250 kaki) dan memiliki 251 lantai. Di dalam, ribuan seniman bela diri (rata-rata 4.000 petarung) bersaing setiap hari untuk menguji keterampilan mereka dan maju ke lantai yang lebih tinggi. Kehadiran penonton tahunan lebih dari 1 miliar dan gedung dilengkapi dengan fasilitas layanan, termasuk restoran dan perbelanjaan.)
☆
Lucia memprediksi sekarang Killua dan Gon pasti berada di dalam Arena Surga untuk melatih diri mereka seperti yang ada di cerita aslinya. Dia telah tiba di depan Arena Surga. Dia tidak menghubungi Killua maupun Gon dan langsung menaiki lift sampai ke lantai 200, dimana tempat berkumpulnya para pengguna Nen.
Suasana di lantai 200 sangatlah dingin dan mencengkram. Semua tatapan mata tertuju pada Lucia, akan tetapi dia mengabaikan semua itu. Dia berjalan santai mentelusuri koridor yang panjang lalu berhenti tepat di depan sebuah kamar VVIP yang mewah. Dia tersenyum licik dan memegangi ganggang pintu lalu membukanya.
Hisoka : Ya, irasshai, Zero (Hey, selamat datang, Zero) *tersenyum*
Lucia : Yo, Hisoka.
Lucia berjalan santai memasuki kamar VVIPnya Hisoka lalu duduk di salah satu kursi merah yang berada tepat di depan Hisoka. Lucia melihat ke arah Hisoka yang sedang memutar-mutar gelas minumannya.
Lucia : Bagaimana lenganmu? (Dia memakai jubah handuk mandi dan rambutnya basah, sepertinya dia habis mandi.)
Refleks Hisoka melihat ke arah lengannya.
Hisoka : Kenapa dengan lenganku?
Lucia : Tidak apa-apa (tersenyum)
Lucia bangkit dari kursinya lalu berjalan ke arah jendela kaca besar kemudian menatap keluar jendela tanpa perduli dengan tatapan Hisoka yang memandanginya lekat-lekat.
Lucia : Apa kamu menemukan sesuatu yang menarik disini?
Hisoka : Hmm. Prediksimu selalu akurat dan belakangan ini semakin kuat Lucia-chan, apa ada hal yang menarik disini?
Lucia menatap Hisoka dengan tajam dan dingin lewat pantulan jendela kaca besar lalu tersenyum sedikit.
Lucia : Berhati-hatilah jika kau tidak ingin kehilangan lenganmu itu dan jangan memanggilku dengan nama asliku apalagi di tambah dengan kata -chan!
Setelah itu Lucia melangkah ke arah pintu keluar dan tepat di ambang pintu Lucia berhenti lalu sedikit menoleh ke arah Hisoka.
Lucia : Aku akan datang lagi nanti (tersenyum)
Setelah itu, pintu kamar pun tertutup rapat.
Hisoka : Hmm. Dia selalu saja galak.
Hisoka bangkit dari kursinya lalu melepas jubah handuk mandinya. Dia menghadap ke arah jendela kaca besar dengan keadaan telanjang bulat, terlihat ada sebuah tato laba-laba dengan angka 4 di punggungnya. Hisoka memegangi rambut basahnya lalu tersenyum licik.
Hisoka : Sepertinya aku harus menunggu sedikit lebih lama lagi disini.
-Bersambung-
☆Seperti biasa vote dan komentarnya ditunggu gaes ❤☆