App herunterladen
11.97% ADAKAH AKU DI HATIMU / Chapter 17: PELARIAN AYUNDA II

Kapitel 17: PELARIAN AYUNDA II

"Ah.., kepalaku." ucap Ayunda ketika tersadar. namun ia di buat terkejut karena tubuhnya tidak bisa di gerakkan.

saat kesadaran benar-benar pulih. ia melihat tangan dan juga kakinya telah terikat dan ia berada di tempat yang sangat asing.

"Dimana, ini di mana?" gumam Ayunda yang masih bingung.

suara langkah terdengar dari luar, langkah-langkah itu semakin mendekat kearahnya. Ayunda pun berpura-pura kembali dimana ia belum sadarkan diri.

"Wanita ini belum sadar, padahal ini sudah hari ketiga tapi dia belum bangun juga." ucap seorang pria.

"Tapi kata dokter dia baik-baik saja,"

"biarkan aku memeriksanya,"

"Jangan sentuh wanita itu, bos mengatakan bahwa wanita itu masih perawan. ia akan di jual mahal nantinya." ucap seorang pria lagi.

Ayunda sangat terkejut ketika mendengar bahwa ia di culik oleh sekelompok pedang Manusia.

'Mengapa aku begitu sial?! lepas dari para buaya, malah di jerat oleh binatang buas lainnya.'batin Ayunda.

dua orang pria itu pun pergi meninggalkan Ayunda. perlahan Ayunda membuka kedua matanya.

"Apa yang harus aku lakukan? bagaimana caraku untuk bisa kabur dari tempat ini," gumam Ayunda.

namun ia mendengar sesuatu.

"Ombak? apakah aku sekarang ada di atas kapal? kemana mereka akan membawaku,"

Ayunda masih terus berpikir dengan jernih. berteriak atau meminta tolong untuk saat itu bukanlah pilihan baik. ia akan langsung di bungkam, dan situasi terburuknya mungkin ia akan di aniaya.

"Lebih baik, aku bersikap biasa dan diam saja. hingga aku bisa memikirkan cara terbaik untuk kabur. lagi pula mereka tidak akan merusak barang berharga mereka,"

beberapa saat kemudian. beberapa orang kembali datang untuk mengunjungi Ayunda.

"Mengapa wanita ini belum bangun juga," ucap seorang pria yang kesal.

"Kami juga tidak tahu bos," jawab seorang pria yang merupakan pengawal pria itu.

pria itu pun meminta anak buahnya untuk mengambil air untuk disiramkan pada Ayunda.

byuurrr, suara siraman air, seketika Ayunda membuka matanya.

uhuk uhuk, suara batuk Ayunda.

" Akhirnya kau sadar juga," ucap seorang pria.

Ayunda melihat tiga orang pria dengan seorang pria yang memakai kacamata hitam dengan kumis yang tebal.

'Itu pasti bos mereka,"batin Ayunda.

"Dimana aku, dan siapa kalian? mengapa kalian mengikatku seperti hewan."tanya Ayunda pada tiga orang pria yang sedang berdiri di hadapannya saat itu.

"Kau tidak perlu tahu siapa kami, tapi satu hal yang pasti kau berhutang nyawa padaku." ucap seorang pria yang merupakan bos mereka.

"Aku? berhutang nyawa padamu," ucap Ayunda yang syok mendengar hal itu.

"Iya, jika bukan karena kemurahan hatiku. kau pasti sudah ku lempar ke laut sebagai makanan ikan hiu. karena kau telah berani ikut campur urusanku,"

"Aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan, urusanku saja terlalu banyak dan membuatku pusing tujuh keliling. untuk apa aku ikut campur urusanmu," ucap kesal Ayunda.

"sebaiknya kau tutup mulutmu itu, dan jangan buat aku marah." pria itu menghela nafasnya.

"Aku lapar," ucap Ayunda.

pria itu pun tersenyum mendengar perkataan Ayunda.

"Apakah kau tidak takut aku menaruh racun di makananmu nanti?"

"Jika kau ingin menyakiti atau membunuh ku pasti telah kau lakukan saat aku tidak sadarkan diri,"

pria itu pun tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Ayunda.

"Beri dia makan," perintah pria itu pada anak buahnya.

ia pun berbalik pergi meninggalkan tempat itu, namun langkah kaki pria itu berhenti ketika berada di depan pintu.

"Ingat! jangan coba-coba berpikir untuk kabur, jika kau masih ingin semua anggota tubuhmu utuh," ancam pria itu pada Ayunda.

seketika bulu kuduk Ayunda berdiri mendengar ancaman pria itu.

beberapa saat kemudian, seorang pria datang dengan membawa sebuah nampan yang berisi makanan dan juga minuman. pria itu pun melepaskan ikatan Ayunda.

"Ingat! apa yang di katakan bos padamu, dia bukanlah orang baik seperti yang kau bayangkan, jadi bersikap baiklah jika tidak ingin berakhir mengenaskan." ucap pria itu memperingati Ayunda.

Ayunda tahu bahwa ia hanya bisa bersabar dan terus bertahan.

"Bisakah aku tahu di mana kita saat ini?"

"Kapal," jawab pria itu.

"Kapal ini akan berlabuh di mana?" tanya Ayunda lagi.

pria itu pun terdiam dan menatap Ayunda.

"HM, karena kita akan segera sampai aku akan mengatakan padamu. Korea,"

"Ko-korea?!"

pria itu pun memasukan roti kedalam mulut Ayunda yang terbuka karena terkejut mendengar kata Korea.

"Jangan teriak jika kau ingin lidahmu utuh!" ucap ketus pria itu.

"Makan dan diamlah!" lanjut pria itu. dia pun pergi meninggalkan Ayunda yang masih tampak syok.

otaknya tidak dapat bekerja setelah mendengar apa yang pria itu katakan.

"Rasa lapar ku seketika hilang,"

Namun Ayunda tidak mengerti. mereka sekarang berada di sebuah kapal, tapi bagaimana bisa mereka bisa lolos melewati perbatasan laut antar negara. bukankan akan ada pemeriksaan ketat. jika benar mereka adalah pedang manusia, pasti bukan hanya Ayunda yang ada di kapal ini, tapi masih banyak gadis atau anak kecil yang mereka bawah.

"Ahhh...sial! sungguh sial!!" umpat Ayunda.

"Mengapa hidupku jadi berantakan seperti ini, padahal aku adalah gadis yang baik, tapi mengapa aku begitu sial!"

Ayunda mencoba berdiri, namun kedua kakinya masih terasa keram. saat itu pun tidak ada yang bisa ia lihat, karena tidak ada jendela diruang itu.

beberapa saat kemudian, Ayunda merasa kepalanya berputar-putar.

"ternyata mereka menaruh sesuatu di makanan itu," ucap Ayunda yang masih setengah sadar dan pada akhirnya ia pun jatuh pingsan.

setelah itu, beberapa pria mengangkat tubuh Ayunda dan di pindahkan ke sebuah kapal pesiar mewah. di tempat itulah Ayunda di jual.

Ayunda pun tersadar Setelah dua jam lamanya. ia membuka mata dan ternyata ia berada di sebuah ruangan yang cukup besar.

"HM, tempat apa lagi ini?" gumam Ayunda yang masih setengah sadar. penglihatan yang samar-samar pun kini mulai jelas.

"ini?" ucap Ayunda yang benar-benar terkejut ketika melihat dirinya berada di sebuah kamar besar. dengan cepat Ayunda melihat tubuhnya, ia pun lega melihat tubuhnya masih utuh, walaupun pakaian yang sangat seksi dengan pakaian gaun tidur.

" Untungnya si pembeli belum masuk kemari,"gumam Ayunda.

suara langka kaki pun terdengar, namun itu seperti suara langka sepatu hak tinggi wanita.

Ayunda kembali berbaring. ternyata benar itu adalah seorang wanita.

"seorang pelayan wanita,HM"batin senang Ayunda.

ia pun pura-pura baru saja sadar.

"Ah, kepalaku," keluh Ayunda menarik perhatian pelayan itu.

"Kau telah bangun rupanya, aku akan segera beritahukan pada Bos Bo."ucap wanita itu.

'Bos Bo?' batin Ayunda.

"Kemari dan bantu aku ke kamar mandi," pinta Ayunda yang mencoba bangkit dari tempat tidurnya.

wanita itu pun membantu Ayunda walaupun ia agak kesal.

'Dasar Pela**r! beraninya menyuruh diriku. walaupun aku seorang pelayan tapi aku masih lebih baik darimu,'batin kesal pelayan itu.

Ayunda minta di papah hingga ke kamar mandi.

Ia pun minta pelayan itu masuk kedalam kamar mandi bersamanya.

bukk bukk bukk, suara terdengar dari dalam kamar mandi.

beberapa saat kemudian, mereka keluar dari dalam kamar mandi.

Ayunda telah mengganti bajunya dengan pakaian pelayan dan memapah pelayan itu hingga ke tempat tidur.

itu akan terlihat alami di cctv karena sebelum ke kamar mandi Ayunda di papah oleh pelayan itu, dan saat keluar pun ia memapah pelayan yang pingsan untuk menggantikan dirinya.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C17
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen