App herunterladen
78.26% Suamimu Juga Suamiku / Chapter 18: Kenyataan

Kapitel 18: Kenyataan

Budayakan Vote dan Comment

Sorry For Typo

13Apr20

Jimin menangis di sepanjang perjalanan setelah mendapatkan pemeriksaan dari dokter di Rumah sakit yg baru saja ia datangi. Jimin memukul dadanya yg semakin sesak dan berteriak keras meluapkan semua kesalnya.

Jimin membuka matanya setelah merasakan limbung dan hilang kesadaran. Netranya menggitari seluruh ruang tempat ia terbaring saat ini. Jimin ingat jika ia sedang menunggu antrean untuk melakukan pemeriksaan.

"Tuan sudah sadar?"

Jimin mengangguk setelah ia mendapati kesadarannya, jimin segera duduk di atas ranjang tersebut. Beberapa suster sibuk mengurus apa saja yg di butuhkan sang dokter yg saat ini menatap jimin dengan ekspresi datar.

"Tuan kau sudah berapa hari tidak makan?" Jimin hanya menunduk

"Kau tahu tuan jika kau habis menjalankan operasi?" Jimin mengangguk

"Kau tak membersihkan lukanya dengan baik? Tuan jahitan itu sedikit terbuka dan bakteri bisa saja masuk. Kau tidak tahu resikonya?"

"Mu.. mungkin aku membersihkan lukanya sedikit kasar saat mandi tadi" jawab jimin membela diri.

"Apa kau benar-benar menjalani kehidupan yg sulit tuan?"

"Ti.. tidak doter"

"Saat seseorang tidak lagi bisa melahirkan keturunan memang sangat menyakitkan untuk menerima kenyataan tersebut. Tapi kehidupan masih akan terus berlanjut tuan.

Deg!!!

Jantung jimin berpacu dengan cepat, ia memcoba menela'ah maksud pembicaraan yg di sampaikan dokter tersebut. Jimin masih dalam keadaan blank

"Maksud dokter?? Aku memang kehilangan keturunanku. Tapi bukan berarti aku tidak bisa melahirkan keturunan lagi!" Jimin menegaskan.

Sang dokter terlihat kebingungan mendapatkan jawaban telak dari pasiennya, ia berfikir apa benar namja mungil yg ada di hadapannya saat ini tidak mengetahui kondisi tubuhnya.

"Tuan, apa kau tahu bagaimana keadaanmu sekarang?" Jimin menggelengkan kepala.

"Semoga saja saya keliru. Jadi maksud tuan datang kesini ada keperluan apa?"

Jimin juga sampai lupa maksud kedatangannya datang ke Rumah sakit, jadi ia menyampaikan semua keluhan yg ia rasakan setelah menjalani operasi. Sang dokter mendengarkan dengan seksama ia yakin jika jimin tidak mengetahui kondisinya sekarang.

"Lebih baik kita lakukan pengecekan tuan, apa kau bersedian?" Jimin mengangguk mantap. Memang itu lah tujuannya datang ke Rumah Sakit tersebut.

Setelah menjalani pemeriksaan, jimin dan dokter itu mengadakan diskusi ringan bagi mereka bedua. Dokter tersebut menjelaskan dengan hati-hati hasil CT scane dari hasil pemeriksaan padq bagian dalam tubuh jimin.

"KATAKAN KALAU INI HANYA BOHONG!" Jimin berteriak keras kepada sang dokter

"Tenanglah tuan, saya akan jelaskan dengan perlahan, tuan lihat ini?? Ini adalah harim anda" jimin mengamati dengan baik

"Rahim anda terluka cukup parah dan akibat luka terasebut kemungkinan tuan tidak akan bisa melahirkan keturunan lagi"

Jimin tidak mampu berkata-kata lagi. Ia sangat mengerti dari awal dokter sebut menjelaskan hanya saja ia tidak percaya dan masih sangat shock mengetahui keadaannya yg begitu menyakitkan.

Jimin berjalan pulang dengan langkah lemahnya, ia benar-benar tidak habis fikir kenapa semua orang menutupi keadaannya yg terkesan memilukan.

★★★★★

Jungkook mondar-mandir di depan pintu gerbang, sudah hampir pukul 10 malam namun istri pertemanya belum juga pulang. Jungkook sudah menghubungi jimin berulang kali namun tak ada jawaban.

Raut khawatir di wajah jungkook sangat terlihat jelas. Hingga beberapa menit kemudian intens jungkook menangkap kedatang jimin, ia melihat sang istri berjalan dalam kegelapan.

Dengan sigap jungkook membuka pintu gerbang menghanpiri jimin yg berjalan sangat lemas, jungkook segera memapah tubuh kecil istrinya. Jungkook memeluk pinggang jimin lalu membantunya berjalan memasuki rumah mereka. Jungkook merasakan perbedaan pada tubuh jimin, tubuh sexy istrinya sekarang benar-benar hanya seperti tulanh belulang.

Ketika mereka sudah memasuki halaman rumah, cahaya terang menyoroti wajah jimin. Jungkook dapat melihat dengan jelas wajah sebab istrinya seperti habis menangis sepanjang hari.

Jimin menepis tangan jungkook yg sudah membantunya berjalan, jimin melanjutkan langkah dengan gontai tanpa membutuhkan bantuan lebih lanjut dari jungkook. Sang suami benar-benar kesal melihat sikap istrinya itu.

Ketika jimin memasuki rumah dan hendak menaiki anak tangga ia melihat yoongi tengah menyusui Jeoni. Jimin tersenyum kecut dan raut mukanya memerah padam.

"Jeon Jimin kau dari mana saja?? Kau tidak tahu jika kami khawatir??" Jungkook akhirnya mengakhiri kesabarannya.

Jimin memutar badannya menuju asal suara, ingin sekali ia menghajar jungkook yg saat ini terlihat marah kepadanya.

"Khawatirmu berdasarkan apa??"

"Kau istriku sayang... kau istriku"

"Istri?? Pria brengsek sepertimu masih menganggapku sebagai istri??"

"Baiklah, mari kita selesaikan disini sekarang juga sayang. Sebenarnya apa yg kau inginkan??" Jungkook menatap jimin tajam

"Aku ingin kita bercerai"

"Kenapa kau selalu mengatakan itu huh???"

"Brengsek!!! Kau lihat ini pakai mata dan otakmu Jeon Jungkook!!"

Jimin melemparkan map berwarna coklat yg sedari tadi ia bawa kehadapan jungkook, map itu ia dapatkan daru Rumah sakit dan isinya adalah hasil dari pemeriksaan kesehatannya berserta CT scan.

Jungkook meraih map yg berceceran di lantai, ia membaca tulisan yg tertera pada map tersebut. Jantungnya berdetak semakin kencang, jungkook membaca setiap tulisan yg tergores pada kertas putih tersebut. Jimin sudah mengetahui semuanya.

Jungkook membuang kertas tersebut sembarang lalu memeluk tubuh jimin. Ia sudah melihat air mata jimin yg tumpah tanpa di perintah. Jungkook memeluk tubuh istri pertamanya dengan penuh kasih sayang dan memberikan semangat.

"Kau sudah lihat?? Hiks betapa memilukannya hidupku?? Hiks seluruh dunia ku sudah hancur kook-ah hiks"

"Gwenchana, kau baik saja sayang kau akan baik-baik saja"

"Dari mana semua keyakinanmu? Hiks Sementara aku sudah tak mempercayai diriku lagi hiks"

"Jiminahh jangan seperti ini. Aku ada untuk mu sayang"

"Aahh kau tidak tahu rasanya menjadi aku kook-ah!!! Yoongi coba kau rasakan menjadi diriku!! Apa yg akan kau lakukan???" Jimin menatap yoongi yg saat ini ikut gemetar.

"Aku hancur... hatiku, perasaanku dan jiwaku semua sudah hancur hiks"

"Sayang aku selalu ada untukmu"

"Ahh dan kau hiks, kau menahanku hanya karena kau kasihan dengan keadaanku kan? Heum?? Hiks" jimin melepaskan pelukannya  dari jungkook.

Jimin perlahan mundur dan ingin segera beranjak pergi dari tempat tersebut. Ia merasa sudah tak ada gunanya lagi jika ia berada di antara jungkook dan Yoongi

"Yaa... kau bisa mendengarkanku sebentar?? Jika kau tak ingin berbicara kepada suamimu anggap saja aku Jeon Jungkook yg baru kau kenal"

Jimin menatap jungkook saat ini sudah berkaca-kaca, jungkook berjalan kearah jimin selangkah demi selangkah. Ia harus menggapai istrinya itu.

"Ya Park Jimin! Sebelum margamu menjadi Jeon, kau hanyalah seorang biasa yg kutemui di ujung jalan di kota Busan. Kau hanyalah seorang anak sebatangkara. Kau ingat?? Kau yg begitu dingin tetapi sangat mempesona aku masih ingat betul pertemuan pertama kita dan saat itu, aku langsung jatuh cinta kepadamu. Ah sial sekali Park jimin tidak semudah yg ku bayangkan, ia sangat sulit di dekati dan aku mulai menggila untuk mendapatkannya"

Air mata jungkook berguguran, ia tak dapat menahan rasa sesak yg ada di hatinya, sementara jimin terduduk lemas sambil terus mendengarkan ocehan jungkook. Yoongi ikut menitikan air mata melihat keadaan saat ini.

"Park Jimin itu sangat jual mahal padahal ia hanya seorang namja mungil yg hidup seorang diri dengan bekerja membanting tulang,, ahh aku benar-benar sangat mengaguminya. Butuh waktu 5 tahun untuk mendapatkan hatinya secara utuh dan butuh 3 tahun pengorbanan untuk meyakinkannya untuk menjadi pendamping hidupku. Bodoh sekali memang aku melakukan kesalahan dan melukai seseorang yg sangat kucintai itu. Aku melukai perasaannya berkali-kali tapi ia tetap mencintaiku yg brengsek ini"

Jimin menekan dadanya yg sesak, bagaiman bisa jungkook menceritakan kembali awal mula pertemuan mereka di hadapan Yoongi yg saat ini juga merasakan luka di hatinya. Yoongi merasa terbuang berada diantara keduanya.

"Aku tidak menyadari keberadaan jimin yg selalu ada di sisiku, ia berusaha untuk memeberikan yg terbaik yg ia bisa lakukan tapi aku terlalu sibuk dengan ketenaran dan duniaku hingga aku lupa jika aku mempunyai tempat pulang yg harus selalu ku jaga. Tapi sadarku sangat terlambat karena aku sudah kehilangan satu rumah kecil yg merupakan buah cintaku dengannya. Jungmin buah hatiku dan jimin sudah pergi jauh meninggalkan ku, kebodohan terbesar yg kulakukan adalah tidak pernah menghabiskan waktu sehari saja bersamanya"

Malam hening itu terus berlanjut, jarum jam sudah berada di angka 11 namun acara curahan isi hati itu belum juga berakhir. Mereka hanya menghabiskan air mata.

"Jika aku kehilang satu rumah lagi yg merupakan pondasi tempatku berteduh maka itu adalah kebodohan terbesar dan aku akan menyesal seumur hidup. Ya Jeon Jimin, jika kau berfikir kalau aku mempertahankanmu karena kasihan maka apa artinya semua rasa cintaku kepadamu selama bertahun-tahun ini. Aku sangat mencintaimu sayang tolonglah jangan tinggalkan aku. Aku sangat memohon kepadamu Jeon Jimin. Aku tidak sanggup kehilanganmu"

Jungkook bersujud di hadapan jimin yg sudah terduduk sedari tadi, jimin membiarkan air mata yg terus menetes dari bulan sabitnya. Jungkook menggenggam tangan jimin dan memohon dengan sangat kepada istrinya itu agar tidak memikirkan hal-hal bodoh yg akan melukai perasaannya.

Jungkook mengecup bibir jimin dengan lembut. Mereka saling menautkan bibir diantara airmata yg terus berjatuhan. Merka lupa jika saat ini Yoongi memperhatikan mereka dengan seksama. Yoongi memutar kursi rodanya menuju kamar lalu menutup pintu kamar tersebut. Apa yg di lihatnya tadi sangatlah menyentuh sekaligus melukai hati terdalamnya, Yoongi menangis tersedu.

Jungkook meraih tubuh mungil jimin dalam dekapannya, ia menggendong jimin menuju lantai atas, jungkook menidurkan jimin di ranjang dan kembali memeluk tubuh kurus istrinya. Mereka kembali mempertemukan bibir keduanya untuk menyalurkan perasaan yg hadir saat itu.

Apa yah?? Banyak gombalnya kali yah?? But yg di sampaikan jungkook itu adalah ungkapan dari hati terdalamnya.

Ada yg kangen taehyung? Kookmin or Vmin? Kasih jawaban kalian

Bersambung

QaraTanjung


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C18
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen