App herunterladen
42.85% wiro sableng 212 " rahasia lukisan telanjang " / Chapter 9: RAHASIA LUKISAN TELANJANG

Kapitel 9: RAHASIA LUKISAN TELANJANG

"Buka jalan suara mereka!" perintahnya.

Nenek Rambut Biru lepaskan totokan pada jalan suara

kedua orang itu.

Begitu jalan suaranya terbuka maka salah seorang dari

dua laki-laki itu membentak, "Iblis betina, kau rupanya

yang jadi biang racun! Lekas lepaskan totokanku dan

kawan-kawanku!"

Nenek Rambut Hitam tertawa melengking-lengking.

"Ketua Partai Angin Timur, aku akan bebaskan kalian

berdua jika kau beritahu di mana sarangnya Sepasang

Elmaut Kuning!"

Terkejutlah Wiro Sableng. Kalau laki-laki yang seorang

itu adalah ketua sebuah partai, pastilah ilmunya tinggi

sekali! Dan dari situ dapat pula diukur tingginya ilmu Nenek

Rambut Biru dan Rambut Putih yang telah berhasil

menawan ketua partai itu bersama seorang kawannya.

"Ada apa kau tanyakan sarang kambratku itu?!" balas

menanya Ketua Partai Angin Timur.

"Bedebah! Aku tak suruh kau bertanya setan?!" bentak

Nenek Rambut Hitam.

Plaak!

Tamparan Nenek Rambut Hitam melayang melanda

sang Ketua, membuatnya tergelimpang dan terguling di

lantai pondok. Dua buah giginya mencelat mental sedang

bibirnya pecah! Paras Ketua Partai Angin Timur membesi.

Nyata kemarahan menggelegak dalam dirinya, tapi karena

ditolok maka yang bisa dilakukannya ialah memaki habis-

habisan! Nenek Rambut Putih menjambak rambut Ketua

Partai Angin Timur dan menyentakkannya hingga laki-laki

itu berdiri kembali di hadapan, pemimpinnya!

"Lekas terangkan di mana sarang Sepasang Elmaut

kuning!" hardik Nenek Rambut Hitam.

Ketua Partai Angin Timur mendengus!

"Maksudmu untuk mencari lukisan telanjang itu tak

akan berhasil, iblis betina!"

"Keparat betul! Kau mau bilang apa tidak?!"

Lagi-lagi Ketua Partai Angin Timur mendengus. "Aku

tidak tahu!" sahutnya. "Sekalipun tahu aku tak akan bilang

padamu!"

Nenek Rambut Hitam marah sekali. Diulurkannya

tangannya. Sekali remas saja maka hancurlah telapak dan

jari jari tangan kanan sang Ketua! Laki-laki itu menjerit

kesakitan dan memaki habis-habisan! Kawannya keluarkan

keringat dingin.

"Itu masih belum apa-apa," ujar Nenek Rambut Hitam.

"Kalau kau tetap membangkang tak mau kasih kete–

rangan, seluruh tubuhmu akan kubikin hancur! Lekas

katakan!"

"Nenek Rambut Hitam, kawanku itu betul-betul tidak

tahu letak sarangnya Sepasang Elmaut Kuning," berkata

kambrat Ketua Partai Angin Timur.

"Kau tak usah berbacot!" bentak sang nenek. "Kalau

dia tak tahu kau tentu tahu ya?!"

Pucatlah wajah laki-laki itu.

"Ayo lekas kalian katakan! Kalau tidak kalian akan

disiksa sampai setengah mampus!" teriak Nenek Rambut

Biru.

"Nenek Rambut Hitam! Kalian dan kami masing-masing

satu golongan, kenapa berbuat sejahat ini?"

Nenek Rambut Hitam tertawa melengking, "Kalau kau

dan kambratmu tidak mau binasa percuma lekas beri

keterangan!"

"Kalian penggal pun kami berdua, tetap aku tak bisa

kasih keterangan!"

"Aku mau lihat!" ujar Nenek Rambut Hitam. Sekali dia

gerakkan tangan kanannya maka tanggallah lengan kiri

Ketua Partai Angin Timur! Laki-laki ini melolong laksana

srigala lapar, mengerikan sekali!

Pendekar 212 Wiro Sableng bergidik.

"Dewa Tuak, aku tak bisa melihat kekejaman terkutuk

itu berjalan lebih lama!" kata Wiro. Dia bergerak cepat

hendak menerobos atap. Tapi lebih cepat dari itu si orang

tua yang memanggul dua buah bumbung bambu memegang lengannya dan menjawab dengan ilmu menyusupkan

suara seperti yang dilakukan oleh Wiro waktu berkata

padanya tadi.

"Biarkan, kita lihat saja! Ketua Partai Angin Timur tidak

beda dengan tiga orang nenek serta seorang kawannya itu!

Mereka sama-sama dari golongan hitam tukang bikin

kejahatan di dunia persilatan! Biar saja mereka saling

bunuh! Kita menonton saja!"

"Tapi Ketua Partai Angin Timur berada dalam keadaan

tak berdaya!" tukas Wiro Sableng.

"Perduli amat! Sudahlah kita lihat saja!" bentak Dewa

Tuak pula.

Wiro Sableng menggerutu dalam hati lalu dia mengintai

lagi lewat lobang.

"Ayo! Apa kau masih tidak mau kasih keterangan?!" Si

Nenek Rambut Hitam membentak.

Jawaban Ketua Partai Angin Timur adalah suara

raungan yang mengerikan!

Nenek Rambut Hitam berpaling pada kawan Ketua

Partai Angin Timur.

"Jaliwarsa! Kau tentu tak ingin menerima nasib macam

kambratmu itu, bukan?!"

Pucatlah wajah laki-laki yang bernama Jaliwarsa.

"Apa maksudmu Nenek Rambut Hitam...?"

"Kau tentu tahu! Lekas katakan di mana tempat

kediaman Sepasang Elmaut Kuning!"

"Demi setan aku tidak tahu sama sekali Nenek Rambut

Hitam..."

Nenek Rambut Hitam mendengus marah. Dia berpaling

pada anak buahnya. "Rambut Biru! Cungkil mata kirinya!"

perintah Nenek Rambut Hitam.

"Tobat! Jangan...!" teriak Jaliwarsa.

"Kalau begitu lekas buka mulut!" sentak Nenek Rambut

Hitam.

Jaliwarsa menangis macam anak kecil. Meratap

mengatakan bahwa dia betul-betul tidak tahu di mana

letak sarang Sepasang Elmaut Kuning.

"Tak ada ampun bagimu! Cungkil matanya!" bentak

Nenek Rambut Hitam.

Maka Nenek Rambut Biru melompat ke muka. Dua

buah jarinya menusuk lurus ke mata kiri Jaliwarsa. Ter–

dengar suara mengerikan sewaktu biji mata laki-laki itu

mencelat bersama semburan darah yang disusul oleh

suara melolong Jaliwarsa yang laksana gila karena

kesakitan!


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C9
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen