App herunterladen
0.53% SUAMIKU SEORANG PSIKOPAT : Cinta Sedalam Lautan / Chapter 2: HILANG TANPA JEJAK

Kapitel 2: HILANG TANPA JEJAK

"Alisha! bangun!" panggil Terry dengan suara agak keras sambil mengguncang bahu Alisha yang tidur terbungkus selimut tebal.

Perlahan membuka matanya menatap Terry dengan wajah sangat dekat dengan wajahnya.

"Kamu? kenapa kamu ada di sini?" tanya Alisha sambil melihat ke sekeliling kamar.

"Aku tidak bermimpi kan? apa yang telah terjadi benar-benar nyata kan?" tanya Alisha sedikit bingung sambil menyingkap selimutnya.

"Ya Tuhan, ini benar-benar terjadi?" ucap Alisha saat melihat dirinya masih dalam keadaan telanjang dan hanya tertutup selimut tebal.

"Apa yang kamu lakukan Alisha? kenapa kamu melakukan hal ini? kamu tidak mengenalnya dan baru hari ini kita bertemu dengannya tapi kamu sudah menyerahkan kesucianmu padanya." ucap Terry dengan tatapan kecewa.

Alisha mengangkat wajahnya menatap Terry masih dalam keadaan bingung.

"Di mana dia Terry? aku tidak tahu apa yang terjadi setelah aku tidur. Aku kelelahan karena itu hal pertama bagiku." ucap Alisha seraya mengusap wajahnya.

"Aku juga tidak tahu kemana dia pergi, sebaiknya kamu cepat bangun dan bersihkan badanmu. Kita harus mencarinya." ucap Terry seraya memberikan pakaian Alisha yang berserakan di lantai.

"Tunggu sebentar di mana lukisan itu? dia melukisku kemarin?" tanya Alisha semakin pusing laki-laki itu sama sekali tidak meninggalkan jejak sedikitpun.

"Di sana ada satu lukisan, tapi bukan lukisan wajahmu. Tapi lukisan wanita tua yang kamu rusakkan tadi." ucap Terry dengan suara pelan.

"Hem... baiklah aku mau mandi dulu." ucap Alisha turun dari tempat tidur dengan tubuh terbungkus selimut masuk ke dalam kamar mandi.

Sambil menunggu Alisha mandi Terry mendekati lukisan wanita yang tergeletak di atas meja.

"Wanita tua yang cantik." ucap Terry sambil mengamati lukisan itu.

"Di lukisan ini ada inisial DK, apakah kepanjangan DK? apakah ini sebuah nama?" Terry dalam hati sambil mengusap lukisan yang dipegangnya.

"Terry, apa yang kamu lihat? apa ada sesuatu di sana?" tanya Alisha mendekati Terry setelah keluar dari kamar mandi.

"Sepertinya aku menemukan sesuatu ada inisial DK di lukisan ini. Tapi aku tidak tahu inisial DK itu sebuah nama atau apa? apa dia mengenalkan dirinya Alisha?" tanya Terry menatap wajah Alisha yang masih berdiri terpaku menatap lukisan wanita tua itu.

"Aku sudah bertanya padanya, tapi dia bilang tidak penting sebuah nama." ucap Alisha seperti wanita bodoh yang menurut saja dengan apa yang di lakukan DK.

"Kenapa kamu tidak berpikir kamu bisa hamil dengan perbuatanmu itu Alisha?" ucap Terry dengan tatapan cemas.

Alisha terdiam tidak tahu harus berkata apa untuk menjawab pertanyaan Terry.

"Dan kalau kamu hamil bagaimana dengan pekerjaanmu? dengan kontrak kamu tiga bulan ke depan? kamu sudah menandatangani kontrak itu Alisha." ucap Terry sambil menekan pelipisnya merasa sedikit sesak dengan masalah yang di hadapi Alisha.

Alisha hanya bisa terdiam sambil mengusap perutnya.

"Dia pakai pengaman tidak Alisha?" tanya Terry menatap penuh wajah Alisha yang lebih banyak diam daripada bicara.

"Bagaimana aku tahu dia memakai pengaman atau tidak, aku rasa dia tidak memakainya. Aku tidak melihatnya." ucap Alisha walau sudah tahu tentang bercinta tapi belum pernah melakukannya. Hanya Terry yang lebih berpengalaman dalam hal seperti itu.

"Ya Tuhan Alisha! ini suatu masalah besar! Semoga saja kamu tidak hamil." ucap Terry semakin pusing sebagai manager Alisha.

"Semoga saja aku tidak hamil Terry. Kamu jangan berpikir yang tidak-tidak. Jangan membuatku takut." ucap Alisha semakin shock dengan kesalahan yang di lakukannya.

"Sebaiknya kita cepat pergi dari hotel ini dan pulang ke rumah singgah untuk berkemas-kemas." ucap Terry sambil menatap langit-langit kamar laki-laki itu.

"Terry apa kita bisa lihat cctv kamar ini? aku ingin tahu apa yang di lakukan laki-laki itu saat aku ketiduran?" ucap Alisha dengan tatapan serius.

"Baiklah, ayo cepat ikut denganku. Kita akan temui Leon temanku." ucap Terry beranjak dari tempatnya.

Alisha mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar kemudian mengambil tasnya dan mengikuti langkah kaki Terry.

"Ya Tuhan!! aku lupa! tunggu sebentar Terry." ucap Alisha kembali masuk kamar mengambil lukisan wanita tua yang di tinggal laki-laki tak di kenalnya.

Sambil membawa lukisan itu Alisha berjalan cepat menghampiri Terry yang sedang menunggunya.

"Kita temui Leon di ruang khusus bagian pengamanan Hotel. Mungkin Leon bisa membantu kita melihat cctv di kamar tersebut. Tapi kamu siap saja kalau Leon tahu tingkah laku kamu saat bercinta." ucap Terry seraya menarik tangan Alisha dan membawanya ke ruang bagian pengamanan Hotel.

Seketika Alisha menghentikan langkah kakinya menatap penuh wajah Terry.

"Yang benar saja Terry? apa rekaman itu tidak bisa di hapus Terry?" ucap Alisha dengan wajah pucat pasi.

"Tentu bisa di hapus. Siapkan saja uangmu untuk Leon." ucap Terry kemudian melanjutkan langkah kakinya ke bagian pengamanan.

Setelah di depan ruang bagian pengamanan, Terry menghentikan langkahnya dan mengetuk pintu beberapa kali.

Tidak berapa lama kemudian pintu ruangan terbuka dan terlihat seorang laki-laki bertubuh tegap dan berpakaian seragam berdiri di pintu dengan tersenyum.

"Aku sudah menunggumu dari tadi?" ucap Leon membuka lebar pintu ruangannya.

"Kita mutar-mutar mencari tempat ini Leon." ucap Terry seraya masuk ke dalam ruangan di ikuti Alisha.

"Aku masih tidak percaya dengan apa yang ku lihat! aku bertemu dengan seorang artis terkenal di kota ini." ucap Leon dengan tatapan penuh kekaguman.

"Apa kamu menyukai Alisha, Leon?" tanya Terry tanpa basa-basi.

"Tentu aku menyukainya. Aku penggemar berat film-film Alisha Wheeler." ucap Leon masih terpesona akan kecantikan Alisha.

"Kalau kamu menyukai Alisha, cepat bantu Alisha untuk melihat cctv kamar VIP nomor empat." ucap Terry dengan serius.

"Tentu aku akan membantunya tanpa syarat." ucap Leon dengan sebuah senyuman duduk di tempat kerjanya dan membuka rekaman cctv kamar mewah nomor empat.

"Aku sudah menemukan rekamannya. Apa kamu mau melihatnya sekarang?" tanya Leon menatap Terry kemudian Alisha secara bergantian.

"Leon, bisakah aku dan Terry saja yang melihat rekaman cctv itu? dan kalau bisa di hapus Alisha akan memberimu uang. Bagaimana? apa kamu mau?" tanya Terry langsung pada keinginan Alisha.

"Begitu ya? aku rasa rekaman itu sangat penting bukan? tapi kalian tidak perlu kuatir. Aku akan membantu artis idolaku. Kalian berdua bisa melihat rekaman cctv itu tanpa ada aku. Dan untuk menghapus rekaman itu, kalian tidak perlu memberikan aku uang. Aku hanya ingin foto selfi dengan Alisha saja, itu sudah cukup." ucap Leon mengutarakan keinginannya.

"Oke deal! kamu bisa foto denganku setelah kamu menolongku." ucap Alisha bernapas lega.

"Kalau begitu, tunggu apalagi? Leon keluarlah, beri aku dan Alisha waktu untuk melihat rekaman cctv itu." ucap Terry mendekati Leon yang duduk di depan layar monitor.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C2
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen