pada pukul 05.00 mai seperti biasanya mai bangun terlebih dahulu lalu menuju kamar mandi, setelah mandi mau membersihkan tempat tidurnya, dan mai memakai pakaian rapi,karena hari ini mai ingin mancari pekerjaan yang pas baginya.
kemudian mai menuju kedapur membuat sarapan untuk keluarganya, masakan pun sudah jadi lalu diletakan di meja kemudian keluarga mai turun dan menuju kemeja makan, mereka juga sudah berpakaian rapi. setelah sarapan semua orang sibuk dengan urusan masing-masing, sedangkan mai masih membersihkan piring kotornya lalu mencucinya, setelah semuanya sudah beres mai berjalan menuju kamar mengambil tas mininya dan dokumen-dokumen lamaran pekerjaan, kemudian mai berjalan sambil tersenyum "aku harus semangat tidak boleh mengeluh" bantin mai yang menyemangati dirinya.
Dua jam kemudian mai telah berkeliling di semua toko tak ada satu pun lowongan perkerjaan, dan mai masih berlanjut keliling satu perasatu melihat ke toko kemudian mai tidak sengaja melihat selembar kertas yang menempel dijendela kaca restauran kemudian mai membacanya, setelah mai membacanya hati mai sangat senang ada pencarian lowongan pekerjaan dan itu kesempatan bagi mai, lalu mai masuk kedalam restauran dan bertanya kepada salah satu karyawan di restauran ini.
"permisi mbak saya mau tanya, apakah disini ada lowongan pekerjaan?"tanya mai, kemudian karyawan restauran menjawab "oh iya mbak kebetulan disini masih mencari satu pekerja wanita"jelasnya, "mbak saya kesini mau melamar kerja" kata mai, " ohh mbaknya mau melamar pekerjaan, baiklah saya antar ke ruangan atasan saya, apakah data-datanya sudah lengkap mbak" tanyanya, " sudah mbak "kata mai, " mari ikut saya mbak" kata karyawannya, kemudian mai diantar ke ruangan pemilik restauran tersebut, lalu mai masuk kedalam ruangan pemilik restauran atau atasanya kemudian mai keterima bekerja direstauran meskipun mai sebagai pelayan dan mai tetap bersyukur atas pekerjaannya.
sudah 7 bulan mai bekerja di restauran kini mai mempunyai banyak teman tetapi mai lebih dekat kepada venny, zelqi, dan berqis yah mereka bisa dibilang sahabatan. mereka ber4 selalu bercerita satu sama lain meskipun mai menceritakan masalahnya tetapi mai tidak mencerintakan semua kejadian kepada sahabatnya hanya beberapa saja.
disaat pukul 13.00 siang mereka diberi istirahat sama atasannya, karena pelanggan direstauran masih belum ada yang datang dan mereka istirahat dilantai atas dibagian balkon restauran. mereka ber4 duduk sambil menikmati hembusan angin , "huhhh...hari ini sangat melelahkan gak biasanya restauran kita ramai kaya tadi" kata zelqi, " betul badan ku juga remuk semuanya" sahutan berqis, sedangkan mai hanya tersenyum melihat kedua sahabatnya lelah, "udah jangan pada mengeluh, nama juga bekerja anggap aja ini seperti berolah raga" kata mai, dan mereka berdua menjawab dengan anggukan saja.
kemudian venny bertanya kepada mai, "oh ya mai kenapa kamu tidak bekerja dikantor ayah mu, kan enak tuh bekerja dikantor ayahnya sendiri" kata venny lalu zelqi juga bertanya, "iya mai kenapa kamu gak bekerja dikantor ayahmu kan kamu anak kandungnya", mai hanya terdiam, mai tidak ingin sahabat-sahabatnya tau kalau ayahnya tidak ingin mai bekerja dikantor, kemudian mengeluarkan senyuman andalannya agar ia menutupi kesedihannya, "aku tidak bekerja dikantor ayah sebab aku sendiri yang tidak mau, aku hanya ingin mencari penghasilan sendiri dan membuka usaha sendiri agar ayah bangga sama aku" jelasnya, dan zelqi bertanya lagi " oh ya kalau adik tirimu yang super duper endel itu kerja dimana?" tanyanya, " kalau tiyas bekerja dikantor ayah sebagai management" kata mai, "lah enak sekali dia tinggal mintak kerja aja tuh gak nyari sendiri emang yah susah sama cewek centil itu" kata berqis, " kamu gak iri kah mai sama saudara tirimu sendiri??"tanya venny, "aku tidak iri kok justru aku malah senang tiyas bisa membantu ayah" kata mai, " ohhh my goooood maiii ku yang cantikk seduniaa dan baikk hatiii kamu kok malah ngedukung dia sihhh seharusnya itu kamu harus berhati-hati sama adik tirimu takutnya semua harta ayah mu dipegang sama diaa"jelas berqis yang begitu kesal kepada adik tirinya mai, yah memang mereka pernah bertemu disaat mereka menjemput mai berangkat bareng dan mereka gak sengaja melihat tiyas memaki dress pendek dan terlihat dadanya, menuju mobil dan tiyas juga melihat ada temannya mai dan tiyas hanya melihat seperti orang jijik, mereka bertiga sadar dengan tatapan tiyas dan mereka menahan emosinya jika tidak pasti tiyas sudah lenyap ditangan mereka.
jam istirahat telah usai mereka kembali dan melanjutkan aktivitasnya masing-masing.
— Bald kommt ein neues Kapitel — Schreiben Sie eine Rezension