"Anda!!! anda tidak pingsan!! Tuan Jonathan!! anda benar-benar balas dendam padaku!!" ucap Nadia seraya mencubit perut dan dada Jonathan dengan perasaan malu.
"Hahaha...aku juga bisa mengerjaimu Nadia, bukan kamu saja yang bisa mengerjai aku." ucap Jonathan tidak bisa lagi menahan tawanya.
Dengan perasaan campur aduk Nadia tidak berhenti mencubit perut Nadia, hingga Jonathan memegang kedua tangan Nadia dengan kuat.
"Maafkan aku Nadia, jangan di teruskan lagi mencubitku. Pasti perutku saat ini sudah merah semua karena cubitanmu." ucap Jonathan dengan tatapan penuh dan wajah serius.
Nadia menghentikan perlawanannya dan membiarkan Jonathan memegang kedua tangannya.
"Aku ingin melihat perutmu." ucap Nadia berniat membuka kaos Jonathan, tapi Jonathan menahan tangannya sambil menggelengkan kepalanya.
"Jangan, cukup kemarin saja kamu melihat perutku yang merah. Untuk sekarang tidak lagi." ucap Jonathan masih memegang pergelangan tangan Nadia.