Hubungan Noni dan Nino Cs bertambah akrab sepulang dari LDKS. Kami jadi sering menghabiskan waktu bersama dan semua seru. Kadang kami main bilyard, jadang main futsal, kadang malam malam kami main basket di senayan atau sekedar nongkrong di parkit dan di Blok S.
Mereka semua orang yang asyik. Omen dengan kejahilannya, Roland dengan kekoyolannya, dan Obi dengan mulutnya yang rempong. Noni semakin tak tersentuh di sekolah. Kakak kakak senior yang cewe hanya bisa gigit jari bila berusaha menggencet dan membully Noni. Mereka semua takut pada Omen yang seorang veteran dan paling jago berantem, juga pada Nino yang selalu adadi sampingku setiap saat.
Hanya satu orang yang samar kelihatan berusaha banget mengusik kebersamaan Noni dengan teman temanku dan Nino. Dia adalah Febry. Dia itu pintar banget. Depan Nino dia sanggup bermanis manis di depan Noni. Tapi bila Noni sendirian, dia selalu menatap sinis, bahkan sering menyindir Noni dengan teman teman genk nya.
Noni gak suka sebenarnya tapi Noni juga gak mungkin ngadu sama Nino, nanti Nino malah makin ribet. Noni berusaha menikmati rasa itu sendiri. Dan ternyata Febry gak cuma gituin Noni doang, sama Synthia juga dia melakukan hal yang sama. Noni tau saat Synthia mengadu sama Noni di depan kelasnya.
"Queen, si Febry kayanya sombong banget ya udah jadian sama Nino, masa sama gue sekarang sinis gitu" keluh Synthia.
"Masa? Elo di apain emangnya?" tanya Noni
"Suka sengaja aja mesra mesraan sama Nino kalo lagi papasan sama gue, trus suka nyindir sama sinis ma gue. Oh helo, sebelum elo pacaran ma Nino, udah gue duluan kali yang pacaran ma Nino" kata Synthia sebel.
Ya, Synthia dan Nino walaupun sudah putus, mereka memang masih suka jalan bareng, kadang Noni juga ikut. Mereka bersahabat sekarang. Noni juga senang sih, eh ada ga senangnya juga sih, walau cuma sedikit.
"Gue ga suka Nino deket dia, lagian kenapa bukan elo sih yang jadian sama Nino. Nino juga sayang sama elo. Gue setuju Queen kalo elo sama Nino" cerocos Synthia.
Noni gelagapan, "Ngomong apa sih lo, gue ma Nino temenan doang, kebetulan aja akrab" sanggah Noni berbohong.
"Emang ga bisa apa statusnya ningkat jadi pacar?" katanya lagi.
Noni tertawa gugup, "Ga tau gue, kalo mau udah dari dulu kali. Buktinya sampai sekarang kita sobatan" bohong lagi Noni.
"Elo pasti yang takut Queen? Wajar sih, Nino playboy gitu sih ... Gue aja ga tahan. Nino emang enak diajak temenan malah lebih wise. Lebih perhatian. Kalo jadi pacar mah brengsek" kata Synthia tertawa.
Noni ikut tertawa
"Kalau kakak gue bilang, elo sama Nino itu pacaran tau Queen" kata Synthia lagi ketika tawa kami reda.
"Kapan gue ketemu kakak lo?"
"Elo sama Nino ga liat, tapi kakak gue liat kalian keluar dari bioskop. Kalo gue ga kenal elo sama Nino mungkin mikir gitu juga. Tapi gue tau elo sama kaya Nino, elo berdua lebih banyak berantem daripada mesra" Synthia tertawa.
Aku ikut tertawa menutupi kebenaran tentang perasaanku. Apa cuma Noni doang ya yang buta sama semua perhatian Nino, sampai orang lain aja ngaku kami beneran pacaran. Ya, Synthia memang seperti itu. Selalu care sama Noni dan Nino. Selalu berpikir positif soal hubungan Nino dan Noni.
💘💘💘💘💘
Saat jam istirahat,tanpa sengaja Synthia berpapasan dengan Nino di koridor,dan tanpa ba bi bu, Synthia langsung menyeret Nino ke lorong yang agak sepi.
"Elo bego banget sih malah pacaran sama Febry, gue bilang ya, gue aja eneg liat kelakuannya yang menye menye terus ma elo apa lagi si Noni lo No!!" protes Synthia kesal.
"Ya udah sih, elo malah marah marah" keluh Nino
"Abis elo bego banget, mau aja urusan ma dia, ga sebanding Nino kalo sama Noni lo!!" protesnya lagi.
"Ya gue mesti gimana, gue putusin ngamuk" keluh Nino lagi.
"Jangan salahin kalo nanti Noni lo makin jauh, sama gue aja yang udah jadi mantan dia suka nyindir nyindir ga jelas, apalagi sama si Noni yang elo pepetin terus, yakin gue dia juga ngalamin hal yang sama, malah bisa juga lebih parah. Antek yang suka jilat dia banyak No, kasihan si Noni kalo mesti sendiri hadapinnya" seru Synthia berapi api.
Kelihatan banget Synthia emosi jiwa.
"Ada trio curut yang jagain"sanggah Nino.
"Oya? Temen temen elo cowo mana mungkin dia ngikutin Noni terus. Lagian elo kaya ga kenal si Non, dia mana mungkin ngeluh kalo berhubungan sama elo, paling dia pendem sendiri perasaan dia. Takutlah dia, elo putusin Febry, gara gara dia. Dia pasti mikir gitu, dia ga tau kenyataan yang benar No, karena elo ga berani bilang, ampun gue, gregetan banget sama elo" kata Synthia kesal lalu berlalu pergi begitu melihat Febry melangkah mendekat.
💘💘💘💘💘
Di perpus sekolah akhirnya Noni harus terjebak dengan Febry Cs. Noni sedang menyalin catatan saat mereka datang dan duduk di hadapan Noni. Setelah ber say 'hello' Noni konsentrasi lagi mencatat.
"Eh kalian tau ga, nanti malam Nino ngajak gue nonton berdua" suara Febry setengah berbisik tapi semua bisa dengar termasuk Noni.
Noni berusaha menyembunyikan wajahnya di balik buku. Bukan karena apa, Noni cuma males liat mukanya. Urusan apa kalo Nino ngajak dia nonton, berharap Noni iri? Noni sudah terlalu sering nonton berdua Nino. Noni menahan senyum di balik bukunya.
"Asyik dong ya?" suara yang lain, Noni ga tau karena wajah Noni tertutup buku sekarang.
"Ya, iya dong, Nino gitu, gue mesti dandan cakep nih, jaman sekarang pelakor banyak, bentuknya macam macam lagi, ada yang bentuknya cewe bitch, ada bentuknya sobat cewe, macam macam deh" suara Febry, Noni yakin.
Sindiran yang menohok.
Handphone ku berbunyi.
📩 Ino Rese
Dimana?
Pesan Nino jangan sampai dia tahu kalo Noni sekarang ada di perpus.
📩 Napa?
📩 Ino Rese
Kantin buruan,kita pulang
Laper gue. Anak anak juga udah nunggu nih. Mau beli bakso beranak.
📩
Okey, wait.
Otw.
Noni langsung bergegas bangkit. Noni tau kalo gerak geriknya diperhatikan. Bodo amat, yang penting Noni buru buru keluar dari perpus dan menghindar dari cewe cewe rese.
Di kantin Nino dan genk sudah menunggu Noni.
"Lama lo, dasar cewe!" ledek Omen
Noni tendang tulang keringnya, Omen meringis, "Emang gue cewe, sempak!!" jerit Noni.
Nino menghampiri Noni lalu merangkulnya, "Ayo ah gue laper" ajaknya berlalu.
Tiga curut mengekor dibelakang kami. Sepanjang koridor menuju gerbang sekolah kami bercanda, saling meledek. Ga ada hal yang lebih menyenangkan dari ini. Semua mata seakan memandang iri ke arah Noni. Jelas aja Noni di kelilingi cowo cowo most wanted sekolah dan terkenal bangor. Di ujung koridor kami berpapasan dengan Febry Cs
"Hai No!" sapa Febry.
"Hai" kata Nino yang masih merangkul Noni.
Tiga curut sudah senyam senyum dibelakang Noni dan Nino.
"Nanti malam jadi kan?" tanya Febry sok manja.
Noni melepas rangkulan Nino,"Gue tunggu di parkiran" kata Noni berlalu,rasanya akward berada diantara mereka berdua. Noni berlalu dengan 3 curut. Gantian Omen yang merangkul Noni.
"Mampus Nino kejebak sama cewe gaje" ledek Obi.
Roland bersiul ga jelas. Omen hanya senyam senyum. Kami menunggu di parkiran lalu seorang kakak kelas cewe menghampiri kami. "Men, pinjam Queen bentar" katanya sambil menarik tanganku.
"Ngapain?" tanya Omen santai.
"Teman gue mau kenalan, bentar doang. Tar gur balikin utuh deh" kata senior sambil menarik tanganku.
Noni menoleh menatap 3 curut. Mereka hanya mengangguk, berarti tidak masalah. Aku diajak ke sudut parkir mobil. Sudah ada Sinta juga di situ, aku menghela nafas lega. Sinta tersenyum ke arahku.
"Mau ngapain sih ka?" tanyaku.
"Ada yang mau kenalan ma elo, sekalian kita ada perlu ma elo gabung latihan cheers. Kita kurang personil Queen. Tahun ini yang lolos jadi anggota cheers cuma sedikit. Kita mau lomba, Sinta bilang udah ngajak elo tapi elo nolak. Kalo kita yang ngajak elo ga nolak dong ya" cerocos Clara sang senior mantan ketua Cheers.
Aku berdiri gelisah,aku menatap ke arah Sinta meminta bantuan. Jiper juga di gerumutin cewe cewe kelas XII gini. Mana anak cheers semuanya emang famous dan terkenal tukang bully.
"Saya ... boleh mikir dulu ga?"tanyaku
"Ga ada waktu Queen, lombanya tinggal sebulan. Dan kita musti intens latihan mulai besok. Elo sama Sinta icon cheers angkatan elo berdua, ga ada yang lain. Ngarepin kelas X ikut pasti ga kekejar latihannya" jelas Clara.
Icon? ... berarti aku cantik dong ... senangnya.
"Ya udah deh, saya ga punya pilihan kan, ka?" tanyaku sambil tersenyum
Mereka bersorak.
"Nanti no lo gue masukin grub cheers ya Queen" kata Sinta padaku. Aku hanya mengangguk.
"Hai mana yang namanya Queen?" kata seorang cowo plontos mendekat ke arah kami. Aku mematung, oh God, gantengnya, bule banget. Sampe ngeces aku.
"Nih!" kata Clara mendorong bahuku. Aku mendadak gugup.
"Wow, benaran cantik ternyata, hai gue Benjamin, panggil Ben" katanya mengulurkan tangan. Aku menjabat tangannya, "Queen" kataku melepaskan genggaman tangannya.
"Ben ini anak JIS Queen, dia temen gue, dia lagi nyari cewe. Dia ga percaya pas gue bilang di sekolah gue juga ada bule" jelas Clara.
Aku hanya tersenyum canggung, pantas ben ga pakai seragam. Wait bule? Emang aku semencolok itu ya? Kok aku jadi GR ya.
"Elo Halfblood ya?" tanya Ben.
Aku tersenyum." Ga terlalu sih, bokap aku udah Halfblood, terus aku sebutannya apa dong? Mamaku asli sini" kataku merendah.
Ben tertawa, "Cool! You so unique, but still beautiful. Tapi tetep bule ya" katanya.
"Non, ayo udah siang" teguran Nino mengagetkanku.
"Oya ya! Gue pamit dulu ya"kataku beralih ke Ben.
Nino berdiri dengan tidak sabar.
"Ben I'm sorry i must go"kataku
"Never mind, i know. We can meet nextime. Can i have your phone number?" tanyanya.
Aku menatap kearah Nino, wajahnya sudah tidak bersahabat menyimak pembincaraanku dengan Ben.
"Gue punya no Queen, Ben" jerit Clara. Aku menghela nafas lega.
"Great, okey if you must go. Nice to meet you Queen" katanya sambil mencium pipiku. Anjir nih bule nyosor aja, aku mematung. Hentakan tangan Nino menyadarkanku. Aku hanya bisa melambaikan tanganku karena Nino sudah menyerat tanganku. Ben hanya tersenyum menanggapi.
"Kenapa di tinggal sedikit aja jadi ganjen banget sih?" kata Nino lebih terlihat kesal di banding marah. Aku menghela nafas,"Gue mana tau di ajak kenalan"sanggahku.
Aku menemukan Febry dan genk berkumpul dengan 3 curut.
"Kenapa No?" tanya Obi kepo mode on.
"Di ajak kenalan ma bule, heran ganjen banget" kata Nino.
"Ga jelas lo!" kataku kesal.
Febry hanya memperhatikan perdebatan kami sambil cemberut. Clara dan genk bergerak menuju kami, sepertinya mereka akan ke kantin.
"Queen, jangan lupa yang tadi ya" kata Clara sambil berlalu. Aku hanya mengangguk. Sinta masih ada di antara mereka, dia jalan beriringan dengan Ben.
"Belum balik juga?" tanya Ben padaku sambil berlalu juga.
"Belum, bentar lagi" kataku.
Ben hanya tertawa menanggapi. Nino sudah memasang wajah sangar. Aku mengerutkan dahiku heran, "Napa Lo?" bentakku jutek. Nino hanya diam. Roland bangkit dari duduknya lalu menepuk bahu Nino," cabut yuk, udah makin panas" kata Roland berlalu menuju motor Obi. Roland dan Obi memang dua sejoli, posisi rumah mereka yang dekat membuat mereka berangkat dan pulang bareng.
"Kuy ah Queen" kata Omen merangkulku menuju motornya.
Nino akhirnya mengikuti kami.
"No, gimana?" tanya Febry.
Nino seperti mengingat sesuatu, "Ya udah balik sana, gue mau jalan ma teman teman gue. Kalo soal nonton gimana tar deh, gue lagi suntuk" kata Nino sambil melanjutkan langkahnya. Boleh dong aku bersorak dan berjoget merayakan kemenanganku. Nino ga peduli. Ye .... ye .... this is my Nino,jeritku dalam hati. Tapi aku lagi lagi pasang muka sok polos.
"Elo ma gue, Non!" kata Nino sambil memberikan helm kepadaku. Omen hanya cengar cengir di motor besarnya juga. Aku naik ke boncengan Nino saat Nino sudah menyalakan motornya. Lalu Febry? Hanya bisa melongo di posisinya. Nino berpamitan padanya dengan membunyikan klakson. Masih aku lihat wajah cemberut Febry saat aku memeluk pinggang Nino dari spion motor. Aku tersenyum di balik punggung Nino. Nino mengelus tanganku yang melingkar di pinggangnya. Dan tiba tiba perasaan hangat langsung menyusup. Aku melihat ke arah spion motor dan aku lihat Nino juga tersenyum. Wah .... bahagianya.