App herunterladen
10.08% I LOVE MY BROTHER - BOYXBOY / Chapter 23: Sebuah Penjelasan

Kapitel 23: Sebuah Penjelasan

Langsung terjadi keheningan sesaat diantara mereka bertiga, bagaimana tidak karena ternyata Vino dan Daniel sudah saling kenal sebelum. Itulah yang membuat keadaan sekarang menjadi hening tanpa kata.

Hingga akhirnya Mama Bryant dan Daniel yang memecahkan keheningan tersebut.

"Wah ada tamu, ayo di suruh masuk dulu!" ujar Mama Bryant dari balik pintu.

"Iya Ma!" jawab Bryant dan Daniel secara bersamaan dengan tatapan yang saling terpaut antara mereka berdua.

Sedangkan disisi lain Vino bingung sendiri dengan penjelasan apa yang akan di berikan kepada Bryant dan di mulai dari mana, dia pun juga bingung.

Vino memasuki ruang tamu dengan himpitan dari bryant disisi kiri dan Daniel di sisi kanan Vino.

Mereka berjalan secara bersamaan dengan langkah yang sama. Entah apa saja yang sekarang berkutat dalam pikiran mereka.

Gila, apakah Vino jadian sama adek aku? Masa iya? Gak mungkin banget lah, kenapa dia hilang dan tiba-tiba muncul malah dengan adikku! Batin Daniel bermain dengan pikirannya sendiri.

Ada apa lagi ini, kok bisa si Vino kenal sama kakak gue, apa mereka sudah saling kenal sebelumnya? Atau mereka sudah saling kenal selama masih di Australia? Anjir sumpah jangan bilang Daniel udah pernah jalin hubungan sama si Vino! Batin Bryant sambil meredam emosi yang makin lama makin naik.

Anjir, ngapain hari ini aku kesini, malah masuk dalam perangkap yang aku kira-kira sendiri. Duh gimana ini jadinya, kok malah tambah satu lagi si... Dia kan masa lalu aku, tapi kok malah muncul di saat kayak gini sih. Duh Daniel, sumpah ya kenapa gak dari dulu aja sih aku mutusin dia! Hmmm pasti dia juga udah punya pacarlah gak mungkin nggak udah hampir tiga tahun lamanya aku gak ada kontak sama dia, gak mungkin dia masih sendirian sekarang. Vino, Vino duh sekarang rencana apa yang akan kamu susun untuk membuat kedua belah pihak tidak saling salah paham. Duh mikir Vin....

Akhirnya mereka bertiga duduk dengan rapi di ruang tamu, selagi Mama mereka meminta pembantunya untuk membuatkan minuman untuk Vino.

"Halo kenalin Berta Hernandez, Mamanya Daniel dan Bryant. Tenang aja Tante bisa pake bahasa Indo lancar kok jadi yang ngajarin mereka berdua ngomong Indo ya Tante sendiri hehehe!" jelas Mrs. Berta pada Vino yang sekarang senyum-senyum sendiri meskipun agak di paksain.

"Ah begitu, iya Tan!" ujar Vino menimpali.

Sedangkan di sisi lain, tidak henti-hentinya tatapan tajam itu masih terpaut antara Daniel dan juga Bryant.

"Oh iya Tante tinggal dulu ya"

"Iya Tan"

Mrs. Berta bergegas pergi setelah membaca sebuah pesan yang di kirimkan melalui Whatsapp oleh suaminya yang sedang berada di Luar Negeri itu.

"Who is him for You!" Daniel

"Dia Siapa Kamu!" Bryant

Vino terkejut pada saat mendapatkan sebuah pertanyaan secara bersamaan dari Daniel dan juga Bryant.

Vino hanya bisa memejamkan matanya dengan erat sembari menarik nafas dengan dalam.

Vino mengeluarkan nafas yang ia tahan sambil bersiap untuk mengucapkan sesuatu.

"Okay jadi gini aku jelaskan! Asalkan Satu Syarat!" ujar Vino.

"Apa!" ujar mereka berdua secara bersamaan lagi.

"Please, jangan banyak tanya dan jangan salah sangka terlebih dahulu ketika aku masih menjelaskan, dan jangan hentikan aku sebelum aku bilang selesai dalam bercerita! Paham?"

"Ya!"

"Okay!"

"Okay jadi gini kita akan kembali ke masa tiga tahun lalu sebelum aku kenal denganmu Bryant. Tiga tahun lalu lebih tepatnya bulan Februari tanggal 14 aku mendapatkan sebuah Private Message di Instagram, dia adalah Daniel. Aku gak tahu kenapa tiba-tiba dia Dm aku di Ig, secara aku memang bisa bahasa Ingris dengan lancar maka aku tanggepin aja pada waktu dia Texting aku..."

"Dia mengirimiku pesan dan bertanya apakah aku punya pacar atau nggak? Spontan pada waktu itu aku jawab, bahwa aku tidak punya pacar... Dan yang lebih penting adalah aku suka perempuan bukan laki-laki. Namun Daniel tetap terus mengirimkan pesan hingga akhirnya aku dan Daniel kenal dengan dekat. Setiap dia ada masalah dia selalu cerita, setiap ada masalah aku juga pasti cerita. Hingga akhirnya pada waktu itu aku jatuh hati dengan dia, dan kami pacaran. Namun itu tidak berlangsung lama, karena setelah itu aku mendapatkan sebuah pengalaman yang sangat buruk, yaitu mama aku menikah lagi dengan papa baru yang sudah memiliki anak juga!"

"Sejak dari itu aku tidak pernah lagi berkirim pesan lagi dengan Daniel, karena aku tidak bisa mengontrol diriku yang sangat sedih pada waktu itu. Dan akhirnya aku putus kontak dengannya hingga aku tahu kali ini bahwa dia adalah kakakmu. Dan Daniel Bryant adalah teman sekelas aku. Aku dan dia adalah tem... an (mengapa begitu sulit sekali mengatakan kalimat tersebut kepada Daniel! Aduh goblok Vino) Aku dan Bryant teman dekat. Ya teman dekat. Dan begitulah ceritanya!" jelasku sambil menghela nafas panjang sembari merebahkan punggungku ke kursi.

"Jadi kalian berdua masih pacaran?" tanya Bryant sambil melihat antara Vino dan juga Daniel.

"Iya!" "Nggak!" jawab mereka secara bersamaan namun tidak sama. Daniel menjawab "Iya!" sedangkan Vino menjawab "Nggak!"

"Hah? Kok gak sama?" tanya Bryant menambahkan.

"Aku memang sudah lama tidak merasakan hal itu lagi ketika aku hilang kontak dengannya, jadi aku sudah tidak ada hubungan lagi dengan Daniel!" jawab Vino sambil melirik ke arah Daniel yang wajahnya mulai muram.

"Bagaimana kamu bisa seperti ini! Kam.. Arghh!!" Erang Daniel kedal sambil bangkit berdiri dan langsung meninggalkan ruang tamu.

"Daniel!" panggil Bryant, namun rasanya Daniel yang sedang dalam keadaan emosi itu dia tetap jalan dengan cepat menuju ke kamarnya.

"Sebaiknya aku pulang saja!" ujar Vino sambil berdiri.

"Hei, hei tunggu dulu... Jangan pergi dulu disini dulu. Jangan di bawa ke dalam hati, biarkan dulu Daniel, dia memang seperti itu kalau dia sedang emosi, dia lebih suka menyendiri jikalau ada masalah. Tenang aja dia pasti akan baik-baik saja kok, pasti dia nanti juga akan Wa kamu kalau dia udah mikir!" jelas Bryant sambil mengajak Vino untuk duduk kembali sembari Bryant mengelus pelan pundak Vino.

Sedangkan Vino hanya bisa diam duduk dan terlihat bendungan air mata darinya tidak bisa tertahan, hingga akhirnya menetes dengan perlahan di pipi Vino.

Bryant yang melihat itu dengan segera menghapus air mata itu dari pipinya.

"Hei, is okay... Tenang aja kamu akan baik-baik saja, ada aku disini... Hei sudah jangan menangis lagi!" ujar Bryant sembari merapatkan tubuh Vino ke arahnya.

Vino yang saat itu sedang kacau hanya bisa berserah dan menumpahkan rasa sedihnya dalam sandaran Bryant.

***

"Bi, Vino dimana ya dari tadi gak kelihatan?" tanya Tristan yang sedang mencari minuman di dapur itu.

"Oh Mas Vino tadi pagi pergi ke rumah e Mas Bryant, soalnya ada kerja kelompok. Sempat nyari Mas Tristan, tapi masnya tadi pagi belum pulang dari lari pagi, jadi Mas Vino langsung berangkat ke rumah mas Bryant!" Jelas Bi Inah sambil mengelap piring yang baru saja ia cuci.

Tristan tidak mengucapkan apa-apa, namun bisa di lihat dari ekspresi wajahnya bahwa dia sedang tidak baik-baik saja.

📤 "Dimana kamu sekarang!"

.

.

.


AUTORENGEDANKEN
Neptunus_96 Neptunus_96

Gimana Guys?

komen ya, jangan lupa Review juga gpp. makasih semuanya.

Kapitel 24: Balkon Kaca

📥 "Dimana kamu sekarang!"

Mata Vino langsung mengerjap pada saat melihat pesan masuk dari kakaknya itu.

Dia yang sedang bingung dengan masalahnya yang belum kelar dengan Bryant dan Daniel, malah sekarang datang satu lagi yaitu Tristan yang Wa Vino, menanyakan keberadaan dari Vino.

📤 "Ah aku lagi di rumah Bryant, kerja kelompok. Ada apa kak?"

📥 " Kapan pulang?"

Hmmm dia tanya kapan aku pulang, duh gimana ini... Kerja kelompok aja belum mulai, dan sedangkan disini barusan aja terjadi momen yang gak disangka-sangka. Dan sekarang kak Tristan malah udah nanya kapan pulang... Aku harus jawab apa ini?. Batin Vino bingung sambil membolak-balik Hp yang ia genggam.

Sedangkan Bryant yang berada disebelahnya malah bingung dengan tingkah laku Vino yang tiba-tiba berlagak aneh setelah membuka Hp.

"Vin are you okay?" tanya Bryant sambil melihat Vino dalam.

"Ah Am Okay, aku hanya sedang bingung aja. Bryant boleh aku numpang ke Toilet sebentar?" ngeles Vino sambil berdiri di hadapan Bryant.

"Okay bisa, aku antar ya!" jawab Bryant dengan bangkit berdiri.

Vino tidak menjawab, dia hanya memberikan sebuah isyarat dengan menganggukkan kepalanya pelan.

Bryant pun langsung bergegas mengantarkan Vino menuju ke Toilet, dan yang jelas bukan toilet umum yang ada di rumah Bryant. Melainkan Bryant membawa Vino menuju ke toilet yang berada di dalam kamarnya.

Selagi memang nyaman, pas juga untuk merilekskan pikiran yang kacau karena dengan melihat pemandangan dari balkon kamar Bryant bisa melihat dengan jelas pemandangan halaman belakang rumah Bryant yang begitu Wow kerennya.

"Bryant?" ujar Vino sambil memberikan isyarat bahwa "Ini kamar kamu kan!"

"Hei, Is okay, Aku gak bakal ngapa-ngapain kamu tenang aja Vin! Percaya deh, aku cuma pengen ngasih kamu kamar mandi yang Bagus yang ada di rumah ini!" ungkap Bryant sambil membuka kamarnya.

Pada waktu kamar di buka, pemandangan yang terlihat dari balkon kaca kamar Bryant langsung mencuri perhatian si Vino.

Vino langsung berjalan dengan mata yang masih belum berkedip menghampiri balkon tersebut.

"Wow, Indah banget... Waktu aku kesini sebelumnya..."

"Iya karena sebelumnya malam, gak kelihatan. Sekarang kamu bisa lihat tuh pemandangan sepuas kamu!" ujar Bryant sambil tersenyum.

Vino berjalan menuju balkon tersebut dan menghampiri sebuah pagar berwarna putih yang menghiasi balkon kaca itu.

Vino memejamkan matanya sambil menghirup udara yang begitu segar, membuatnya lupa sejenak akan masalah yang sedang ia alami barusan.

Tak lama kemudian Vino membuka kembali kedua bola matanya dan melihat sekeliling, dia langsung membeku seketika pada saat melihat sisi kanan dari balkon kamar Bryant sudah terpampang dengan sangat jelas bahwa ada yang melihat dia tidak bergeming sama sekali.

Dengan cepat Vino langsung bergegas masuk ke dalam kamar kembali, pada saat orang yang dia lihat barusan adalah Daniel.

Duh kok Bryant gak bilang-bilang sih kalau kamar dia ini bersebelahan sama si Daniel. Batin Vino kesal.

"Eh kok buru-buru?" tanya Bryant cepat pada saat Vino langsung masuk ke dalam kamar mandi miliknya.

Karena penasaran Bryant langsung menuju keluar dari Balkon miliknya, dan melihat sekeliling, dan pandangannya berhenti ketika melihat Daniel terpaku diam di balkon miliknya sambil memandang kosong ke arah padang rumput luas di halaman belakang rumah mereka.

Tanpa mengucapkan satu patah kata, Bryant langsung bergegas masuk kembali ke dalam kamarnya dan duduk kesal di atas ranjangnya.

Sebenarnya mereka berdua ini masih saling suka gak sih? Atau mereka berdua masih punya sebuah hubungan? Meskipun kalau itu memang ada, biarpun dia kakak aku, aku gak bakalan tinggal diam. Siapa cepat dia dapat. Gumam Bryant sambil memegangi dagunya.

Mereka berdua tampaknya memang berniat untuk mendapatkan Vino. Dari Daniel, dia masih merasa tidak percaya saja dengan kejadian yang terjadi di ruang tamu tadi, baru seminggu dia sampai di Indonesia, bukanya malah senang... Namun perasaannya malah campur aduk tidak jelas.

Berbeda dengan Bryant yang selalu penasaran dengan perasaan Vino yang sangat sulit sekali di tebak olehnya. Karena semakin penasaran dari sisi Bryant terhadap Vino, maka semakin besar juga rasa ingin tahu yang di miliki oleh Bryant ke Vino.

***

Di sisi yang lainnya lagi adalah dari Tristan, dimana dia sekarang di buat bingung dengan tingkah laku Vino yang aneh sejak kemaren malam. Itulah yang membuatnya tidak tenang dan ingin segera bertemu dengan Vino secepat mungkin, karena Tristan merasa ada yang salah dengan ucapannya kemaren malam.

📤 "Kamu pulang jam berapa Vin?"

📤 "Aku mau ngobrol sama kamu, Penting!"

Tristan langsung menutup Hp nya setelah mengirim pesan itu kepada Vino, dan ia langsung bergegas menuju ke ruang tamu untuk duduk manis menanti kehadiran dari adik tersayang yang ia tunggu-tunggu.

"Aku rasa aku tahu mengapa prilaku Vino tiba-tiba aneh... Apa karena aku salah ngomong semalam? Pada waktu makan malam? Aku rasa iya, karena tiba-tiba emosinya memuncak setelah aku ucapkan kalimat tersebut!" Ujar Tristan di ruang tamu sambil membolak-balik Hp yang berada di tangannya itu.

(Hp Berdering Panggilan Masuk)

Tristan langsung membuka Hp nya dengan cepat pada saat Hp nya berbunyi, wajahnya langsung berubah dari yang sebelumnya senang, langsung jutek karena ternyata yang menelfon adalah mamanya.

Duh kenapa sih mama telfon, mana lagi gak ada si Vino... Pasti habis ini mau tanya si Vino! Mana pakai Video Call. Duh...

Erang Tristan kesal.

Tristan mencoba untuk menahan emosi yang campur aduk, dan mencoba untuk rileks karena setelah ini dia akan mengangkat telfon dari mama tirinya itu.

"Ah hai Mama apa kabar? tumben mama Telfon?"

"Mana adik kamu? kok nomornya mama telfon gak bisa?" tanya Mama Vino dengan spontan.

"Ah dia lagi kerja kelompok Mah, di rumahnya Bryant, teman barunya!" ujar Tristan agak lemes.

"Hah, aduh buruan kamu jemput dia, mama khawatir kalau mama telfon gak di angkat gitu, takut terjadi apa apa sama dia!" Ujar Mamanya dengan Khawatir.

"Mah, mama tenang dulu ya, Tristan ini langsung mau berangkat buat jemput Vino, nanti Tristan kabari ya mah. Tristan tutup dulu ta Mah!"

Tanpa menunggu mamanya menjawab Tristan langsung mematikan telfonnya dan bergegas untuk mengambil kunci mobil di kamarnya dan langsung cabut untuk menyusul Vino. Karena kalau nggak, maka Mamanya akan tanya lagi.

"Bi, aku mau keluar bentar ya.... Jemput si Vino!" ujar Tristan sambil berjalan dengan agak terburu-buru menuju ke ruang tamu.

"Siap mas! Ati-ati mas!" Ujar Bi Inah dari dapur.

Dengan cepat Tristan langsung membuka pintu ruang tamu dan

"Vino?"

"Kak Tristan?"

"Bukanya kamu kerja kelompok?" Tanya Tristan bingung sambil memperhatikan wajah Vino yang menunduk mencoba menghidari tatapan dari kakaknya itu.

"Ah aku pulang cepet kak, lagi gak enak badan!" sambil mencoba menahan air mata yang terbendung dan mulai jatuh membasahi pipinya.

Tristan yang melihat adiknya menangis itu langsung dengan cepat menggapainya dan langsung memeluk Vino dengan Erat.

"Aku gak tahu kamu ada masalah apa, tapi dengerin apa yang aku bilang sama kamu sekarang, Kamu baik-baik saja selama kamu bersama denganku!" Ujar Tristan sambil memeluk dengan erat adiknya itu.

Tidak tahu entah mengapa tangisan yang aku coba tahan, malah menjadi pecah setelah kak Tristan mengatakan hal tersebut.

Kak Maafin aku ya, karena aku jengkel sama kamu. Aku gak sanggup mengatakan hal itu padamu sekarang, karena aku benar-benar sudah salah karena marah denganmu tadi malam.

Vino hanya bisa membatin apa yang ia rasakan pada saat berada di dalam pelukannya Tristan.

"Aku sayang sama kamu!"

.

.

.


AUTORENGEDANKEN
Neptunus_96 Neptunus_96

Halo semuanya pada kangen ya sama Vino dan Tristan, Gimana ngobatin gak bab ini?

Komen Ya dan Review, Akan Secepatnya Up okay.

Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C23
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank 200+ Macht-Rangliste
    Stone 0 Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen

    tip Kommentar absatzweise anzeigen

    Die Absatzkommentarfunktion ist jetzt im Web! Bewegen Sie den Mauszeiger über einen beliebigen Absatz und klicken Sie auf das Symbol, um Ihren Kommentar hinzuzufügen.

    Außerdem können Sie es jederzeit in den Einstellungen aus- und einschalten.

    ICH HAB ES