"Nona! Itu edisi terbaru! Katanya dalam tiga hari saja sudah habis terjual di kota!" bisik Runa dengan menutupi mulutnya dengan satu tangan, matanya melirik waspada di sekitarnya.
"Apa? Ini diperjual-belikan secara bebas di sini?" Anne terkejut, dan menutup cepat-cepat buku bersampul merah itu.
Runa tampak bersemangat, dan berdiri tegak dengan kedua tangan dilipat di kedua sisi tubuhnya.
"Jika nona butuh barang-barang langka dan terlarang oleh mansion, saya siap menyediakannya!"
"Kamu berisik sekali, Runa!" Anne buru-buru menyumpal mulutnya dengan tangan, takut-takut jika ada telinga mata-mata tukang gosip yang mendengar mereka, itu bisa menjadi hal yang buruk.
"Nona harus baca! ini lebih panas dari buku sebelumnya!" bisiknya membuka sumpalan tangan Anne, dia tersenyum senang seperti orang mabuk yang bodoh.
"Ya, ampun, sebenarnya Anne yang dulu itu seperti apa, sih? Novel erotis di keluarga bangsawan terhormat? Sungguh tak terduga!" Anne memutar bola mata, mendesah keras.
"Apa nona ingin biskuit lagi?" Runa melirik isi piring yang setengah kosong, tak mendengar celotehan majikannya yang berupa gumaman lemah.
"Tidak perlu. Kamu duduk saja menemaniku di sini. Aku ingin melanjutkan perbincangan kita tadi, kali ini mengenai masa lalu yang kulupakan," Anne kembali duduk dengan anggun di kursinya, "duduklah, Runa!" perintahnya dengan nada penuh ketegasan.
"Ba-baik!"
Sisa hari itu Anne gunakan untuk menginterogasi lingkungan sekitarnya melalui Runa.
Bangsawan Barnett sesuai dugaannya selama ini adalah Grand Duke yang sangat berpengaruh di kekaisaran Leclair yang menguasai benua paling luas di dunia barunya itu. Tidak heran segala fasilitas di mansion dan sejumlah besar pelayan memenuhi kediaman itu, juga termasuk kunjungan sang perdana menteri Kekaisaran yang menurutnya tidak biasa.
Ayahnya, William Barnett adalah Grand Duke yang memimpin kurang lebih 1.000.000 pasukan di wilayah kekuasannya. Tidak seperti Grand Duke atau Duke lainnya yang berstatus rendah di Kekaisaaran Leclair, mereka hanya memimpin sekitar 200.000, 100.000 atau 50.000 pasukan saja di wilayahnya masing-masing. Ini berarti wilayah kekuasaan ayah Anne sangat luas dan besar. Dan ini berarti kekaisaran yang sedang memerintah saat ini pastinya sangatlah berkuasa dan kuat sampai Grand Duke macam ayahnya tunduk pada sang Kaisar.
Dasar holang kaya! Kekuasaan menang atas kekayaan! batin Anne sinis.
Ada banyak yang Anne belum ketahui mengenai keluarga dan dunia barunya itu, kenyamanan dan layanan manja mansion itu membuat dirinya terlalu terlena oleh kenikmatan duniawi sampai lupa dunia macam apa yang ditinggalinya sekarang.
Beberapa hal yang semakin janggal dan aneh mengusik nalar Anne sebagai Sakamoto Sayako yang di kehidupan terdahulunya adalah seorang dosen dan penasihat psikolog kriminal di kepolisian Kanagawa, Jepang.
Ah... aku memang bosan dengan segala kehidupan sempurnaku akhir-akhir ini, tapi masa aku harus mengungkap tabir misteri keluarga Anne sendirian? Sepertinya akan sangat menyusahkan! batin Anne lagi dengan dilema keras di hatinya.
Toh, dia, kan, sudah membulatkan tekad untuk pensiun dari hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya terdahulu. Apa yang harus dilakukannya sekarang?
"Biskuit buatan nyonya Sabrina memang yang terbaik! Saya selalu ingin mencoba memakan biskuit istimewa ini!" Runa memakan biskuitnya dengan hati-hati, segigit demi segigit, ekspresinya seperti anak kecil yang baru pertama kali mencoba memakan es krim pinggir jalan.
"Makan saja semuanya kalau begitu. Aku bisa gemuk kalau harus menghabiskan semua makanan yang disajikan padaku. Jika ada yang menegurmu, bilang saja aku sedang melakukan penelitian padamu."
"Penelitian?"
"Iya! Penelitian!" tegas Anne dengan raut wajah sumringah, telunjuk kanannya naik setinggi mata.
"Penelitian yang menarik!" perempuan itu terkekeh senang.
"Sepertinya aku tidak punya pilihan lain selain memulai penyelidikanku di dunia ini," Anne melirik bangunan mansion megah di hadapannya dengan perasaan pasrah, lalu menatap Runa dengan penuh penilaian.
"Kenapa nona menatap saya seperti itu?" bola mata Runa membesar, senyumnya lebar sekali, beberapa remah biskuit menempel di sisi mulutnya.
"Runa, kau bilang kau sanggup melakukan apa pun, kan, kalau aku suruh?"
Runa mengangguk cepat seraya menggigit sekali biskuitnya, melihat ini Anne tersenyum puas.
"Baiklah. Aku punya tugas pertama untukmu. Sebuah tugas sederhana tapi sangat penting."
"Hmmm?" kepalanya dimiringkan, bingung. "Sederhana tapi sangat penting?"
Mata Anne tersenyum, "dan aku akan menyediakan biskuit nyonya Sabrina setiap saat, khusus untukmu seorang. Anggap saja itu hadiah kecil dariku untuk menjalin kembali keakraban kita."
Runa terlihat jelas berusaha menyembunyikan rasa senangnya yang meluap-luap dengan perlakuan
istimewa itu, matanya berkaca-kaca dengan isakan pelan, "benarkah? Terima kasih banyak, nona! Saya berjanji akan mengabdi sepenuh hati pada anda seorang!"
Anne terkekeh geli, "jangan bicara begitu hanya demi biskuit ini, rasanya tidak sebanding dengan apa yang akan kamu berikan."
Runa menggeleng kuat-kuat.
"Anda tidak tahu betapa berharganya kemampuan nyonya Sabrina dalam membuat kue! Beliau bahkan ditawari oleh dapur istana kekaisaran tapi ditolaknya dengan tegas! Sungguh membuat siapa pun merinding dibuatnya! Keberaniannya patut diacungi jempol!" jelasnya menggebu-gebu.
"Se-sehebat itukah keahlian nyonya Sabrina?"
Dalam hati, Anne diam-diam membenarkan kelezatan kue-kue itu yang menurutnya mengalahkan semua jenis biskuit yang pernah dimakannya di dunia lamanya. Namun, tak pernah menyangka bahwa levelnya setinggi itu. Dia mengira kelezatan kue-kue itu wajar karena nyonya Sabrina dari golongan Patissier* bangsawan, ternyata tidak begitu.
_________
*Patissier adalah koki stasiun yang bekerja di dapur profesional. Memiliki keterampilan dalam pembuatan kue, makanan penutup, roti, dan makanan yang dipanggang lainnya. Mereka biasanya bekerja di hotel besar, bistro, restoran, toko roti, dan beberapa kafe.
Koki stasiun (station chef) adalah koki yang bertugas menangani hanya satu bagian dari dapur, misalnya sup, salad, atau panggangan. Mereka bekerja di bawah koki eksekutif
_________
"Tentu saja!" kedua bola mata Runa seakan terbakar oleh api semangat.
"Baiklah. Akan aku berikan satu kantung ukuran sedang kue nyonya Sabrina setiap hari sampai kamu merasa bosan memakannya, dan sebuah bonus jika kamu berhasil menyelesaikan tugas penting dariku!" Anne kembali terkekeh geli dengan sikap Runa yang dinilainya penuh kejutan.
"Terima kasih, nona Anne! Terima kasih! Saya akan memakan semuanya sendiri!"
Memberikan biskuit pada Runa mengingatkannya pada kartun remaja barat genre detektif yang memiliki anjing jenis Great Dane cokelat dan tuannya yang tinggi kurus berbaju hijau, meski terlihat seperti piaraan, anjing tersebut diperlakukan layaknya teman dan keluarga oleh geng detektif anak muda yang terdiri dari 2 laki-laki dan 2 perempuan tersebut.
Sedikit rasa bersalah muncul di dadanya, bagaimana bisa dia menyamakan Runa dan karakter fiksi itu? Terlebih lagi dengan seekor anjing meski karakter fiksi serial detektif itu sangat cerdas meskipun penakut tanpa umpan biskuit?
Anne melempar tatapan bersalah pada Runa yang kini melahap habis biskuitnya dengan perasaan riang.
"Benar-benar mirip, sih..." celutuk Anne, setengah berbisik dengan perasaan bimbang.
***