App herunterladen
88.64% My Teacher My Husband / Chapter 164: Ch. 164

Kapitel 164: Ch. 164

Jasper kali ini mendarat di kampus dengan senyumannya yang sungguh membuat manusia satu Universitas hamil-brojol, hamil-brojol berkali-kali.

Wajah Jasper itu sudah membuat Janin tumbuh dan berkembang di dalam rahim setiap wanita yang melihatnya. Dan kali ini, Jasper datang dengan tebar-tebar senyum yang sungguh luar biasa indah! Melahirkanlah semua mahasiswi di sana. Massal!

Entah apa yang merasuki pangeran kampus satu itu, sepertinya si balok es bernyawa tengah dalam mood yang benar-benar bagus sekarang.

"Ya Tuhanku, Jasper benar-benar indah!"

"Astaga! Naik altar saja kita, Jasper!"

"Calon ayah dari bayiku memang benar-benar tampan, luar biasa!"

"Jasper harus bertanggung jawab karena sudah menghamiliku berkali-kali!"

"Pahatan Tuhan memang benar-benar sempurna."

"Jasper dan semua keindahannya, Ya Tuhan."

Para Mahasiswi sudah menjerit tertahan saat Jasper dengan sengaja melirik mereka dengan senyuman manisnya.

Jasper tercyduck menotice para budak cintanya, Ya Tuhan.

"Apa yang terjadi dengannya?" Bisik Xukun yang saat ini tengah memperhatikan Jasper dari belakang. Iya, Jasper mendarat lebih dahulu dari mereka.

"Baru kemarin dia baku hantam bersama Seungcheol, kali ini dia datang dengan senyuman teduh dari surga miliknya." Lucas ikut terheran. Apa yang terjadi dengan si pangeran kampus satu itu?

Mereka terus berjalan lima meter di belakang Jasper, mengamati hal-hal aneh yang mungkin saja terjadi pada sahabat mereka itu. Bisa jadi saja itu bukan Jasper! Pasti itu alien yang menyamar menjadi Jasper dan memakan jiwa Jasper! Pasti!

"Mana si muka telur puyuh?" Ujar Xukun seraya melirik sekitar mereka. Biasanya dua saudara itu datang bersama setiap pagi.

"Dia tidak ada kelas pagi, hari ini. Mungkin setelah istirahat siang." Lucas ikut mencari walau ia tau, kemungkinan kecil bisa bertemu Jinyoung saat ini.

"Aura Jasper benar-benar seperti pelangi dan matahari cerah di hari ini. Penuh warna dan bersinar hangat." Bisik Xukun. Biasanya akan ada aura-aura hitam kelabu yang mengelilingi tubuh Jasper, kali ini? Tidak ada! Benar-benar hanya ada pelangi dan peri-peri kecil yang mengelilingi.

"Aku jadi takut jika ini adalah hari terakhir Jasper menghirup udara di muka bumi ini."

"Jangan macam-macam kau, Bongsor!"

"Aku hanya menyerukan apa yang kepalaku herankan!"

Jasper tau jika dua manusia itu mengikutinya sedari tadi. Jasper jika di tanya kenapa ia begitu out of character, ia juga tak tau kenapa. Saat bagun tidur tadi tiba-tiba saja auranya sudah berubah secerah ini. Sehun juga heran tadi pagi.

"Morning, Dad." Sapa Jasper.

Sehun terkesiap. Bukan karena sapaanya, hanya saja cara Jasper menyapanya itu benar-benar berbeda hari ini. Bahkan mata si sulung sudah berani-beraninya menunjukan eye smile miliknya. Aneh bukan?! Tentu saja aneh. "Morning, Son."

"Haowen belum bangun, Dad?"

"Sedang di kamar mandi bersama sikat gigi bergangang Jerapah miliknya."

Jya, Haowen itu akan mandi sekitar jam delapan atau jam sembilan nanti. Terlalu dingin jika mengikuti jam mandi para saudaranya. Beku nadinya nanti.

"Jinyoung tidak ada kelas pagi ini bukan?" Sehun memastikan. Menyeruput susu coklatnya dan memperhatikan Jasper dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Dan... hasilnya adalah,

Sangat rapi.

"Jathper hyung, mau pergi kemana?" Tanya Haowen yang sudah muncul dengan wajahnya yang lebih berseri setelah cuci muka.

"Hyung? Kuliah tentu saja. Haowen ikut?" Tawar jasper, hanya sekedar basa-basi. Haowen mana mau pergi jika Sehun ada di rumah. Jarang-jarang bisa menyiksa Daddynya itu selama 24 jam tanpa di ganggu si kekasih tercinta Daddynya.

Iya, kekasih Sehun.

Berkas-berkas perusahaan.

"Tidak, Hyung thaja. Haowen tidak akan kuat. Haowen mau di rumah berthama Daddy." Jawab Haowen dengan tangan yang mulai menggapai-gapai daging panjang di depannya. Sosis.

"Ya sudah kalau begitu, Hyung berangkat. Dad, aku pamit." Ujar Jasper dan menyempatkan diri untuk mengusak lembut surai hitam lembut milik Haowen.

"Hyung... hyung... tunggu thebentar!" Pekik Haowen saat Jasper akan mencapai pintu utama. Tentu saja mau tidak mau si sulung kembali memutar badan untuk melihat pada adiknya yang saat ini tengah berlari padanya.

"Menunduk thebentar, Hyung. Tubuh Haowen kurang tinggi." Sungut Haowen dan menggerakan tangannya untuk menyuruh Jasper merunduk.

"Bilang saja kau pendek." Itu Jinyoung yang entah datang kapan dan dari mana. Tanpa peduli langsung saja memakan sosis Haowen yang membuat si bungsu langsung menjerit kesal.

"HYUUNG! THUT UP! DON'T EAT MY FOOD!" Jerit Haowen menghentakan kaki kecilnya. Haowen baru makan setengah ngomong-ngomong.

"Selesaikan saja urusanmu dengan si sulung." Jengah Jinyoung.

"Ah iya. Hyung, themangat. Tharanghae!"

Mmuuaaach.

Satu kecupan basah dari bibir Haowen mendarat dengan sempurna di pipi sebelah kanan Jasper. Benar-benar basah. Liur Haowen bahkan tertinggal di sana.

Ingin berteriak Jasper rasanya.

Jijik aku, Hao. Jijik.

"Okey, thank you brother."

Lebih baik segera beranjak untuk menghindar dari ide Sehun dan Jinyoung yang mungkin saja, saat ini tengah berpikir yang aneh-aneh sekarang. 

"Daddy juga ingin mengecupmu, Jas."

"Aku juga, Hyung."

"Enyah kalian!"

Ceklek.

Blam.

Hell no! Jinyoung dan Sehun? Bukan kecupan basah lagi itu, kecupan banjir namanya. Apa lagi Jinyoung. Ewh! Jasper geli.

"HYUUUUNG! AKU BELUM!"

"MUSNAH KAU, JIN!"

"Janga melamun kau, Ya Tuhan!" Jerit Lucas berlebihan. Ada apa lagi dengan si balok berjalan ini? Lucas jadi ngeri sendiri jika seperti ini. Sungguh.

"Kau tidak akan mati kan, Jasper?" Tanya Xukun was-was. Tingkah Jasper aneh sekali pagi ini. Baru di awal hari ini.

"Untuk sekarang tidak, nanti entahlah." Ujar Jasper tak peduli. Jika di pikir-pikir sayang juga jika harus meninggalkan dua kekasih gelapnya ini.

"YA!"

Plak.

Setelah menjerit dengan  keras, Xukun langsung saja menggeplak kepala belakang Jasper dengan harapan pria itu kembali normal seperti sedia kala. 

Itu harapannya, entahlah dengan hasil akhirnya.

"Kita ada kelas bukan? Ayo cepat!" Ujar Jasper tanpa peduli dengan tindak kekerasan Xukun barusan. Moodnya benar-benar bagus hari ini.

Xukun melongo tak percaya tentu saja, biasanya Jasper akan menjerit kesal padanya. Dan ini? Pria itu hanya diam seakan tak terjadi apa-apa? "Huwaaaaaa! Apa yang terjadi padamu?!" Pekik Xukun merana.

Ia tak mau di tinggal suami pertama.

**

Jasper seratus persen aneh, benar-benar aneh. Anak satu Universitas bahkan sudah mengakuinya.

Jika biasanya Jasper akan mengatakan halaman berapa jawaban dari pertanyaan dosennya, maka hari ini Jasper dengan luar biasa menjelaskannya hingga teman satu kelasnya itu hanya melongo takjub.

Dosennya apa lagi.

Keajaiban memang.

"Sekian penjelasan dari saya." Tutup Jasper dengan badan yang sedikit membungkuk hormat pada dosen yang hanya tersenyum kecil padanya.

"Apa yang terjadi denganmu, Jas?!" Bisik Xukun tak dapat menahan lagi rasa herannya. Cemas Xukun itu.

"Aku?! Mungkin saja ini hari terakhirku bersama para istriku yang setia ini."

"Para istri yang setia ya." Gumam Lucas dengan jemari yang memijat-mijat dagu bak model miliknya.

"MUSNAH SAJA KAU OH JASPER SIALAN!!!"

"Ada masalah, Mahasiswa Cai Xukun?"

TBC.

SEE U NEXT CHAP.

THANK U.

DNDYP.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C164
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen