App herunterladen
70.27% My Teacher My Husband / Chapter 130: Ch. 130

Kapitel 130: Ch. 130

"Aaakh lepas!" Jesper menjerit keras. Melepaskan cengkraman Baekhyun, Jiyeon, dan juga si kecil Baejin.

"Apa yang terjadi?" Tanya Sehun heran. Melirik pada putra sulungnya yang nampak sangat kesal.

"Woah si sulung Jesper bisa berteriak? Kemajuan." Ujar Kris. Memeluk Jiyeon yang masih dalam mode bodohnya karena jeritan Jesper barusan. Tumben sekali.

"Hyung marah karena daddy terlambat." Ujar Jinyoung santai. Menyenggol kaki Haowen agar si bungsu itu juga ikut memanaskan suasana. Biar yang panas ini semakin panas.

"Daddy tidak tepat janji. Haowen tidak thuka." Seru Haowen masih dengan tangan yang bersedekap di dada. Memandang tajam pada Sehun yang hanya meringis kecil. Sehun akui ia salah kali ini. Tapi bukan hanya dia.

"Salahkan Suho karena dia yang menahan-nahan daddy di kantor tadi." Sehun menarik kambing hitam yang baru saja memasuki pintu utama, membuat Suho menunjuk dirinya sendiri tanda ia tak mengerti.

"Aku kenapa?" Heran Suho.

"Uncle menahan daddy di kantor agar pulang terlambat." Tuding Haowen. Menunjuk Suho yang makin mengerutkan dalam dahinya. Siapa? Aku? Seenaknya sekali duda sialan ini.

"Aku bersumpah demi Unicorn yang tidak pernah ada. Aku tidak pernah menahan daddy kalian, percayalah. Itu hanya akal-akalan si duda ini saja." Pungkas Suho. Sejak kapan dirinya menahan Sehun agar berdiam diri di kantor? Kurang kerjaan sekali! Yang ada Suho selalu berdoa setiap saat agar Sehun pulang cepat saja setiap hari. Kehadiran presdirnya itu membuat kantor terasa di kunjungi oleh sekumpulan iblis dari dasar Neraka paling bawah.

"Daddy berbohong." Kali ini Jinyoung. Menyipit tajam pada Sehun yang hanya menyengir tak berdosa.

"Masih lama? Kalau begitu aku tidur dulu, bangunkan jika sudah selesai." Ujar Jesper. Menyentak tangan Baekhyun yang masih menjepit luat lengan kananya. Jesper risih ngomong-ngomong.

"Nooooo! Tidak boleh!" Jerit Baekhyun dan Jiyeon lagi. Menahan Jesper yang hendak menaiki anak tangga pertama menuju kamarnya.

"Aku sudah gerah." Kesal Jesper.

"Sebentar lagi." Mohon Baekhyun. Bergelayut dengan lebih kuat agar pria kecil itu tidak lari begitu saja.

"Aish lepas hyung." Jengah Jesper.

"No!" Tegas Baekhyun. Bahkan kali ini merangkul leher Jesper agar pria itu tidak bisa lari dan duduk tepat di sampingnya.

"Hyung." Jengah Jesper.

"Tidak!" Baekhyun bersikeras.

Sehun menghela nafas lelah. Dia baru kali ini terlambat dengan janjinya dan itu hanya lima belas menit. Kenapa reaksi Jesper sungguh sangat luar biasa?

"Jesper, daddy mints maaf." Ujar Sehun. Melangkah mendekat dengan kedua tangan yang terjulur untuk mengusak lembut kedua surai kelam putranya. "Daddy tidak berniat ingkar janji. Sungguh." Sehun memelas dengan wajah lesunya. Jika boleh jujur bahkan Sehun masih sangat lelah saat ini.

"Hhh baiklah. Kalian bisa makan terlebih dahulu." Jesper menghela nafas lelah dengan langkah lunglai yang kembali menuju sofa tempat Haowen dan Jinyoung berada. "Aku bisa menunggu." Lirih Jesper malas-malasan.

"Thank you son. I am so sorry."

"I am okey."

Kris dan Siwon tersenyum. Mau bagaimanapun Jesper itu tidak tega juga jika melihat Sehun yang sudah memelas seperti itu padanya. Jesper masih punya hati.

"Kau terbaik keponakan." Ujar Kris seraya berlalu menuju ruang makan dengan Jiyeon yang mengekor di belakangnya. Menyiapkan makanan tentu saja.

"Berisik!" Dengus Jesper kesal.

"Terima kasih." Ujar Siwon. Mengelus puncak kepala Jesper yang hanya menghela nafas berat padanya. Kesal tentu saja, hanya saja ia juga tidak tega mendengus kesal pada Siwon.

"Hyung, kau keren." Ujar Jinyoung menepuk-nepuk pundak Jesper. Kakaknya ini memang pengertian luar biasa.

"Diamlah. Kepalaku sakit." Lirih Jesper dengan mata yang terpejam erat.

"Kalau begitu akan Haowen obati." Kali ini si bungsu. Merayap naik pada sandaran sofa dan memijat-mijat pelan kepala Jesper yang hanya tersenyum seraya memegang kedua kakinya Haowen tidak terjungkal jatuh dari atas sofa.

**

Seperti ucapan Jesper tadi. Setelah Sehun, Siwon, dan Kris makan, mereka langsung melakukan sesi foto keluarga lengkap dengan kostum super mewah yang sudah Sehun urus.

"Ya! Hentikan! Aura hitam pekat kalian membunuh aura ceria milikku. Santai sedikit!" Kesal Baekhyun menunjuk Sehun, Kris, dan Jesper. Tiga manusia itu benar-benar membuat semua orang merasakan perang urat syaraf. Tegang sekali.

"Jangan banyak bicara hyung." Kesal Jesper. Hendak melempar Baekhyun dengan sepatunya yang baru saja ingin ia lepas.

"Wooow calm down." Jerit Baekhyun. Terbahak keras seraya bersembunyi di balik punggung kokoh Siwon. Jesper itu terkadang sungguh sangat mengerikan!

"Hanya gunakan mulutmu untuk tersenyum Byun." Kali ini Kris. Melirik tajam pada Baekhyun yang hanya mencibir tak peduli padanya.

"Kejam!" Sungut Baekhyun.

"Sakali lagi kau bersuara. Ku lempar!" Ancam Kris seraya mengangkat sebelah sepatunya.

"Jiyeon! Pasanganmu kejam sekali." Rengek Baekhyun. Memeluk erat Jiyeon saat Baekhyun tau bahwa Kris sudah makin tersulut emosi. Biar saja! Yang akan terkena amukan Jiyeon juga Kris, Baekhyun tak ambil pusing.

"Aaish! Dewasa sedikit!" Pekik Jiyeon frustasi. Matanya sudah memberat karena mengantuk asal kalian tau saja.

"Neck. Cut." Ujar Sehun. Menunjuk Baekhyun dengan jemarinya yang panjang lalu tersenyum sinis saat ia rasa Baekhyun akan memgamuk lagi nantinya.

"KALIAN SUNGGUH KEJAM!" Pekik Baekhyun menggema murka. Apa masih ada yang lebih menyebalkan dari ini?

**

Mereka sudah terkapar tak berdaya di atas sofa. Bahkan Haowen langsung tertidur pulas dalam dekapan Sehun. Siapa yang paling semangat minta foto keluarga tadi?

"Jesper, Jinyoung. Tidurlah di kamar kalian." Ujar Sehun. Mengecup masing-masing dahi anaknya yang hanya melenguh tak peduli. Mereka terlalu lelah.

"Nggh."

"Dad, Kris, dan kalian bagaimana? Menginap di sini?" Tanya Sehun.

Mereka semua mengangguk pelan. Sehun juga sudah sangat lelah, hanya saja tidak mungkin jika ia langsung tidur bukan? Anak-anaknya bagaimana?

"Pilih kamar kalian sendiri. Aku akan langsung ke kamar." Ujar Sehun. Mengusap sayang kepala Jesper dan Jinyoung yang masih tidak mau beranjak dari sofa. "Pindah ke kamar jesper, Jinyoung." Suruh Sehun.

"Okey dad." Mereka berdua menjawab lesu. Bangkit berdiri dan tanpa tau situasi...

Duk.

"Akh... hyung." Ringis Jinyoung. Mengusap dahinya yang baru saja membentur keras dahi Jesper.

"Perhatikan kepalamu Jinyoung." Kesal Jesper. Mendelik dengan tangan yang mengusap sayang dahinya. Oh dahi seksinya akan membiru besok pagi.

"Kalian ingin minum susu?" Tanya Sehun.

"Tid-"

Duk.

"JESPER HYUNG /JINYOUNG!"

Lagi. Kepala mereka kembali membentur satu sama lain. Saling mendelik kesal dan akhirnya membalik badan untuk menuju kamar masing-masing.

"Oh ya, aku sedang tidak ingin minum susu dad." Ujar Jesper. Mendekati Sehun dan mengecup sayang kepala Haowen lalu mengacak asal kepala Jinyoung.

"Aish!" Delik Jinyoung. "Aku juga tidak dad." Ujar Jinyoung, mendekati Sehun dan mengecup sayang kepala Haowen.

"Night dad." Ujar Jesper dan Jinyoung.

"Night son." Balas Sehun. Tersenyum kecil dengan tangan yang kembali mengusap kepala Haowen. "Ingin minum susu?" Tanya Sehun.

Haowen menggeleng pelan. Semakin mengeratkan pelukannya pada leher Sehun yang hanya tersenyum.

"Pindah ke kamar wahai tuan dan nyonya besar!" Sungut Sehun.

"Hmm."

**

"Who is there?" Tanya Sehun heran.

"Jangan gunakan Bahasa Inggris. Aish!"

"Suzy?"

"Hai."

TBC.

see u next chap.

Have a nice day.

Thank you.

DNDYP.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C130
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen