App herunterladen
61.08% My Teacher My Husband / Chapter 113: Ch. 113

Kapitel 113: Ch. 113

Sehun bergerak risih di bangku kekuasaannya. Dalam pikirannya hanya ada satu orang yaitu Kris. Kakak kandungnya. Si pria tonggos sialan yang membuat sakit kepalanya.

"Apa yang dipikirkan pria itu? Apa tak bisa menjaga kekasihnya?" Gumam Sehun. Ini sudah tiga hari sejak berita tentang calon istri Kris tersebar di media. Entah itu hanya sebagai bentuk ptofesionalitas atau ada alasan lain. Sehun masih bingung, dan semakin bingung saat Kris sang mempelai pria hanya diam tak memberikan komentar. Seolah-olah dia tidak mempermasalahkan berita yang menjadi trending topik saat ini. Dasar si bodoh gila! Pikir Sehun.

"Park Eun Mi model terkenal yang baru naik daun sedang melakukan liburan bersama teman prianya."

"Park Eun Mi calon menantu selanjutnya dari penerus Oh Corp yang sedang menikmati liburan bersama teman prianya."

"Apa reaksi Kris Wu saat melihat berita tentang calon istrinya?"

"Bagaimana kisah cinta antara Park Eun Mi dan Kris Wu yang tak memberi komentar apapun?"

Sungguh! Sehun sudah sangat jengah! Tak bisakah mereka selesaikan masalah mereka? Membuat malu keturunan Oh saja!

"Wu Yifan! Apa yang terjadi? Cepat selesaikan masalahmu! Mataku panas membaca berita picisan ini!" Amuk Sehun dengan pena di tangannya yang terus menari membubuhkan goresan yang akan menghasilkan uang milyaran won nantinya.

Pernikahan mereka sudah semakin dekat dan lihat? Berita aneh menjadi semakin aneh lagi dari waktu-kewaktu! Bahkan foto pra wedding saja mereka belum! Menikah apa namanya?! Dasar pantat!

"Cepat selesaikan Wu Yifan! Kau mencari masalah!" Desis Sehun lagi. Jengah juga dia lama-lama jika seperti ini. Belum lagi ayahnya yang akan mencari informasi lebih lanjut dengan bertanya segala hal padanya. Sehun sudah lelah. Sungguh. Sebentar lagi istrinya akan melahirnya dan sekarang dia harus mengurus bayi besar yang lainnya. Siapa yang kakak sebenarnya disini?

Drrt.. drrt.. drrt.

Sehun berjengit kaget saat mendengar suara getar ponselnya di atas meja. "Tumben sekali." Gumam Sehun saat melihat nama Kris yang muncul pada layar ponselnya.

"Ada apa?" Tanya Sehun to the point.

"Fotografer untuk foto pra weddingku minggu depan!" Ujar Kris. Sama seperti Sehun. Kris juga tak mau berbasa-basi. Membuang tenaga.

"Sudah meminta tidak basa-basi pula!" Sindir Sehun secara terang-terangan. Untung kakak. Jika tidak sudah mati dia.

"Baiklah. Telponku tutup!" Balas Kris.

Tut.. tut.. tut..

"Woah daebak Wu Yifan daebaaak!" Entah kenapa Sehun merasa benar-benar gerah saat ini. Padahal di ruangan kerja yang super mewah miliknya ini pendingin ruangan sudah berfungsi dengan sangat baik!

**

"Kau dimana?" Kris bertanya khawatir pada sosok disebrang telfon sana. Meski hanya dua kata Kris jelas sangat khawatir. Lihat saja dari nada suaranya yang bergetar.

"Aku dirumah. Ada apa denganmu?" Perempuan yang sedang ditelfon Kris balik bertanya. Sedikit khawatir mungkin.

"Tidak. Aku hanya khawatir padamu." Ujar Kris.

"Apa kau tak bisa menghapus berita itu? Mataku sangat panas melihatnya dan juga telingaku benar-benar tak terima mendengar semua orang membicarakan dirimu!" Perempuan disana bersungut-sungut. Jika berhadapan langsung mungkin kepala Kris sudah menjadi sasaran dari amukan wanita di ujung sana.

"Aku tidak peduli. Biarkan saja! Yang saat ini menjadi prioritasku hanya dirimu." Kris terkekeh saat mendengar suara wanitanya mengumpat kesal di ujung sana. Apa salah menggoda calon istri? Jawabannya? Tidak!

"Enyah kau! Sigung!"

Tut..

Tut..

Tut..

Kris tersenyum simpul saat sambungan telfon dimatikan. Apa semua perempuan seperti itu? Malu-malu mau? Terkadang Kris heran juga. Bagaimana bisa mereka, para perempuan bertahan hidup seperti itu.

"Sebentar lagi oke. Sebentar lagi." Kris bergumam seraya mengusap lembut layar ponselnya.

**

"Presdir. Ada yang ingin bertemu." Sehun menggeram kesal saat sekretarisnya berucap dari luar sana. Apa mereka tak tau jika presdir mereka sangat mempunyai banyak pekerjaan? Sehun bersungut-sungut dalam hati.

Tok..

Tok..

Tok..

"Presd-"

"Katakan aku sibuk!" Ujar Sehun tanpa mau repot-repot beranjak dari kursi kekuasaannya. Merepotkan!

"Baik."

Ceklek.

"Aku sibuk! Apa kau tidak mendengar?!" Geram Sehun dan hendak memaki lagi saat tatapannya beradu dengan mata bulat jernih pemilik hatinya hingga saat ini. Dan selamanya.

"Apa aku mengganggu Presdir?" Tanya Suzy dengan senyuman lembutnya. Entah kenapa Suzy makin cantik saja semenjak perutnya semakin membuncit ini. Apa lagi pipinya. Oh Tuhaaan! Sehun sungguh gemas.

"Tidak kemarilah." Ujar Sehun seraya menggerakan tangannya menyuruh Suzy untuk mendekat padanya.

Sret.

"Eyyy aku berat Sehun." Kekeh Suzy saat Sehun menariknya untuk duduk di pangkuan sang suami tampannya.

"Tak apa." Acuh Sehun seraya mengusap rambut panjang Suzy. Sebentar lagi. Ya, hanya sebentar lagi dia akan menjadi seorang ayah. Memikirkannya saja sudah membuat Sehun bersemu bahagia.

"Kau sudah makan siang?" Tanya Suzy perhatian. Mengusap lembit wajah tampan dan sempurna milik Sehun yang membuatnya begitu sangat beruntung bisa memiliki Sehun.

Sehun menggeleng dengan mata terpejam. Terlalu menikmati elusan lembut tangan Suzy di wajahnya. "Ini waktunya makan siang."

Sehun mengangguk tak peduli. Urusan perut nanti saja. Lagi pula jika Sehun belum makan itu tidak akan membuat kotak di perutnya menghilang.

"Kalau begitu ayo makan siang. Aku sudah membuatkan makanan untukmu." Bisik Suzy dan menangkup wajah Sehun. Menciumi gemas wajah Sehun yang semakin hari semakin terlihat tampan saja.

"Hmmm." Bukannya menjawab, Sehun malah berdengung malas seperti gerombolan lebah hutan membuat Suzy semakin tersenyum manis.

"Jika seperti ini aku sangat takut jika kehilangan dirimu Sehun." Gumam Suzy pelan dengan kepala yang tertunduk dalam.

"Dan kenapa kau harus kehilangan aku?" Tanya Sehun merasa tak enak.

"Tak apa. Ayo makan! Kau harus semakin sehat!" Ujar Suzy menggebu-gebu dan menarik tangan Sehun untuk menuju kotak bekal yang sudah ia buatkan.

"Suzy. Ada yang kau sembunyikan?" Tanya Sehun curiga.

Suzy menggeleng sebagai jawaban dan menyuruh Sehun untuk segera duduk. Suaminya ini banyak tanya sekali akhir-akhir ini. "Buka mulutmu. Biar aku suapi!" Suzy menyumpit telur gulungnya dan menyodorkan tepat di depan bibir tipis Sehun. Membuat yang sangat tampan hanya mampu tersenyum dan membuka mulut untuk menerima suapan calon ibu di depannya.

"Terima kasih sayang." Ujar Sehun dan mengecup dahi istrinya yang entah kenapa terlihat pucat hari ini. "Kau sakit? Kenapa terlihat pucat?" Tanya Sehun khawatir.

"Tidak tentu saja! Aku dan baby sangat baik. Mungkin hanya kekurangan darah dan kelelahan." Ujar Suzy dan mencuri satu kecupan di dahi suaminya. Membuat Sehun makin gemas dan mengusak rambut panjang Suzy.

"Setelah ini ayo kita pulang dan tidur." Ajak Sehun. Menerima satu suapan lain saat Suzy kembali menyodorkan makanan di depan mulutnya.

"Kenapa? Pekerjaanmu sudah selesai?" Tanya Suzy heran. Padahal matanya melihat sendiri seberapa banyak berkas yang akan dan harus Sehun selesaikan. Suzy merasa kasihan pada suaminya sekarang. Lihatlah bagaimana kurusnya Sehun sekarang.

"Huwaaa Sehun maafkan aku. Kau pasti kelelahan." Suzy meraung sendiri seraya memeluk erat leher Sehun.

"Hey, tak apa. Aku hanya ingin memeluk istriku seharian ini. Jadi bagaimana? Apa Oh Suzy memberikan izin?" Sehun menggoda Suzy. Menyatukan dahi mereka dan terkekeh saat Suzy mengangguk semangat. Sehun merasa bersalah juga saat ia ingat bahwa akhir-akhir ini Suzy sering tidur sendiri karena yah, Sehun harus pulang larut.

"Ayo katakan pada dunia!"

"Apa?"

"AKU SANGAT SANGAT TERAMAT SANGAT MENCINTAIMU OH SEHUUUUUN!"

"Aku juga teramat sangat mencintaimu. Sungguh."

"SARANGHAE OH SEHUUN. JEONGMAL JINJJA SARANGHAEYOOOO!"

TBC

THANK U

DNDYP


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C113
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen