App herunterladen
45.94% My Teacher My Husband / Chapter 85: Ch. 85

Kapitel 85: Ch. 85

Suzy semakin mengutuk jalan hidupnya saat ini, sudah hampir satu jam ia terkurung di sini dan tak ada satu orang pun yang ke toilet?! Penyekapan berencana!!

"Bit-"

Ceklek.

"Bae Suzy? Eh maksudku, Oh Suzy?"

Suzy berjengit kaget, menatap perempuan di depannya ini dengan tatapan bingung lalu memiringkan kepalanya.

"Apa dia antek-antek Tae-sialan-Yeon? Dandanannya benar-benar wah! Seperti anak yah, itu lah." Bathin Suzy. Bahkan wajahnya tak ubah seperti anak kucing walau dalam hati ia sedang menyumpah serapah. Luar biasa!

"Apa kau Oh Suzy?" Wanita itu kembali bertanya, melangkah mendekati Suzy dengan tangan yang melambai, bingung.

"Oh? Ah,, ya." Jawab Suzy seadanya. Menatap lagi wanita di depannya lalu meringis kecil. Wanita ini terlihat lebih menyeramkan dari pada Tae -sialan- Yeon.

"Oh maafkan penampilanku. Kau merasa terganggu bukan? Tenang saja aku bukan bagian dari Taeyon. Perkenalkan namaku, Hyuna." Perempuan yang mengaku sebagai Hyuna ini memperkenalkan dirinya, Suzy akui senyuman perempuan ini sangat cantik. Hanya saja, penampilannya luar biasa urakan. Kurang lebih seperti pereman.

"Ah, aku Oh Suzy." Ujar Suzy seraya mengangkat tangannya guna membalas jabatan tangan Hyuna. Ia juga tau sopan santun ok.

"Aku dari jurusan desain, kau seni bukan? Aku tadi mendengar dari luar ada yang dikunci di dalam sini." Hyuna memulai percakapan, memberikan beberapa lembar tisu dengan senyum manisnya.

"Terima kasih, aku pikir kau sepaket dengan Tae sialan Yeon. Karena, yah.. maaf, penampilanmu seperti yah kau tau." Cicit Suzy dengan cengiran tak bersalahnya.

"Ya aku tau, hanya penampilanku yang seperti ini. Hahaha." Hyuna tertawa canggung, menggaruk tengkuknya dengan canggung lalu tersenyum maklum. Ia juga sadar jika penampilannya juga tak ada bagus-bagusnya untuk seorang perempuan. "Ingin tetap disini?" Tanya Hyuna.

"Hahahahaha tidak, terima kasih." Ujar Suzy. Tersenyum manis lalu mengulurkan tangannya, berjabat tangan.

"Maaf salah menilaimu, senior?" Ragu Suzy. Wajah Hyuna itu masih sangat lucu untuk ukuran senior. Sungguh.

"Tak apa, aku sudah biasa hahaha." Tawa garing Hyuna terdengar. Merangkul bahu Suzy dan membawanya keluar dari toilet. Lama-lama bosan juga di dalam toilet itu.

**

Sehun merebahkan kepala pada meja kaca di depannya, sejak tadi ia menelfon Suzy dan tak ada jawaban apa pun. Padahal Sehun yakin jam kedua Suzy masih setengah jam lagi. Tentu saja sebagai suami siaga ia khawatir, bagaimana jika terjadi sesuatu pada calon bayinya?

"Halo?"

Sret.

"Kau dari mana saja hah?!" Teriak Sehun refleks, ia khawatir dan dengan refleks juga kepalanya langsung berdiri, bahkan hingga badan-badannya yang bangkit dari kursi kebesarannya.

"M.. maaaf, ta.. tadi ada kecelakaan se.. sedikit." Cicit Suzy di sebrang sana, nyalinya menciut seketika ketika mendengar teriakan Sehun.

Deg.

"Maaf aku berteriak. Aku terlalu khawatir. Maafkan aku ok. Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Sehun melembut.

"Hanya sedikit kesalahan, aku tadi terkunci di toilet." Jawab Suzy pelan. Bersyukur saja jika mereka sedang tak tatap muka, jika mereka beratatap muka sudah pasti akan terlihat jelas kebohongan yang sedang Suzy lakukan.

"Terkunci? Bagaimana bisa? Kau berbohong?"

Skak mat.

"Tidak Sehun, kuncinya lose control makanya jika tertutup akan terkunci sendiri." Kilah Suzy.

"Benarkah? Jangan lupa makan siang. Akan aku tutup ok, aku ada rapat." Ucap Sehun.

"Mm ya, kau juga jangan lupa makan siang. Bisa pulang cepat?" Tanya Suzy dengan suara pelannya. Ia lelah, benar-benar lelah.

"Akan diusahakan." Jawab Sehun.

"Baiklah. Sampai nanti."

"Hmm."

Sehun terdiam. Jujur saja ia tak ada rapat hingga tiga hari kedepan. Entah kenapa ia merasa ada yang salah dengan Suzy. Sejak awal kuliah hingga sekarang Suzy makin aneh saja dari hari kehari. Kenapa? Mulai dari wajah lebamnya. Itu jelas-jelas jejak kuku, Sehun tidak sebodoh itu. Pulang dengan wajah lelah, Sehun yang presdir saja tidak selelah itu, dan Sehun juga mahasiswa dulunya, ingat? Tidak hanya wajah lelah, penampilan juga berantakan, jika Suzy pergi ke club Sehun tak akan percaya itu, tak ada tanda-tanda alkohol hinggap di tubuh istrinya. Dan tadi, terkunci sendiri? Sehun itu jenius, universitas ternama di Seoul? Pintunya terkunci sendiri alasan bodoh macam apa itu?!

"Apa yang kau sembunyikan dariku?" Gumam Sehun. Memijat pelipisnya dan tersenyum kecut.

**

"Hhh." Suzy menghela nafas, menjatuhkan kepalanya pada bahu Baekhyun yang sedang sibuk dengan tabletnya. Entah apa yang dia lihat, yang pasti sepertinya Baekhyun sedang mengintai Miranda Kerr.

"Ada apa denganmu?" Tanya Baekhyun, menoleh sekilas pada Suzy dan kembali sibuk dengan tabletnya. Bagaimanapun Miranda Kerr lebih menggoda.

"Ada apa denganku? Aku tak tau." Jawab Suzy pelan, memeluk lengan Baekhyun lalu meremasnya gemas. Ia merindukan Sehun. Suzy rasa Sehun begitu jauh darinya walau pada kenyataannya Sehun berada tepat di depan matanya, bahkan berdiri tepat di sampingnya, dan berada begitu dekat dengan nadinya. Ia merindukan Sehun.

"Apa aku membolos saja Baek?" Tanya Suzy dengan wajah lesunya.

Baekhyun diam sejenak, menaruh tabletnya lalu melirik Suzy. Bolos? Itu ada dalam deretan kata terakhir di dalam kamus gadis itu. Apa dia ada masalah? Bathin Baekhyun penasaran. "Kau ini kenapa? Ada masalah? Cerita saja, tapi jangan membolos. Kita mahasiswa baru." Ujar Baekhyun seraya mengusap kepala Suzy. Bagaimanapun ia lebih besar beberapa bulan dari Suzy.

"Tidak Baek. Hanya ingin." Bisik Suzy pelan.

'Sehun aku merindukanmu. Apa kau begitu sibuk? Atau aku yang terlalu sibuk dengan kuliahku? Sehun apa bisa kau pulang cepat hari ini? Apa aku bisa makan malam bersamamu? Hhh.' Suzy membathin sedih. Bahkan tanpa sadar air matanya sudah menggenang saat ini. Membuat Baekhyun khawatir tentu saja.

"Hei kau kenapa?" Panik Baekhyun.

"Tak ada, bisa izinkan aku? Aku tidak enak badan Baek." Pinta Suzy. Melangkah menuju pintu keluar kantin dan berbelok ke kanan untuk sampai pada gerbang universitas.

Rumah.

Kamar.

Kasur.

Tidur.

Memimpikan Sehun.

**

"Ada apa?" Tanya Sehun kelewat datar.

"Kau ada masalah dengan Suzy paman tua?" Baekhyun balik bertanya, mengembalikan sifat tak sopannya dengan memanggil Sehun dengan sebutan 'paman tua.'

"Apa maksudmu bocah permulaan puber?" Sehun kembali bertanya, sama sekali tak berniat menjawab pertanyaan Baekhyun. Pria sibuk.

"Apa yang kau lakukan pada Suzy hingga dia menangis?" Tuding Baekhyun dengan suara cemprengnya.

"Enak sekali mulutmu! Memang apa yang aku lakukan?!" Sungut Sehun tak mau kalah, ia tak melakukan apa-apa ingat? Bahkan ia belum menemui istrinya itu semenjak tadi pagi mereka berpisah.

"Dia mengatakan padaku bahwa ia tidak enak badan. Tapi aku yakin bukan itu." Ujar Baekhyun. Lelah juga berdebat dengan pria tua itu.

"Apa dia ada masalah di kampus?" Tanya Sehun penasaran.

"A-apa? Ti-tidak! Ya sudah paman, aku masih ada kelas. Bye!"

Sehun mengeryit heran, kenapa bocah itu tiba-tiba gelagapan seperti itu. Sehun semakin yakin, pasti ada sesuatu yang terjadi pada istri mungilnya itu.

"Apa aku harus.... memindahkannya ke universitas lain?"

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

DNDYP


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C85
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen