App herunterladen
20.54% My Teacher My Husband / Chapter 38: Ch. 38

Kapitel 38: Ch. 38

Suzy terdiam di bangkunya. Kritis? Sehun kritis? Air matanya menggenang. Menatap lurus ke wajah Kris yang saat ini juga sedang menatapnya.

Ia tak mau kehilangan Sehun sekarang. Sehun harus baik-baik saja. Bagaimanapun caranya, Suzy tak mau Sehun kenapa-kenapa.

"Selesaikan tugas kalian." Ujar Kris. Berbalik untuk keluar dari kelas, ia juga baru tau kalau adiknya itu kritis. Maka dari itu ia masuk ke kelas Suzy dan memberikan tugas yang menurutnya mudah. Tujuannya hanya untuk memberi tau Suzy, melalui tugas yang sama sekali tak ada itu. Tak mungkinkan jika ia masuk ke dalam kelas dan langsung bicara 'Suzy Sehun dalam keadaan kritis' matilah dia.

"Aku harus kerumah sakit sekarang." Ujar Kris pelan. Berlalu melewati koridor kelas lalu kembali memasang tampang datarnya.

**

Suzy tertunduk, mengambil sapu tangan lalu mengusap air matanya. Ia harus segera bertemu Sehun. Ia tak peduli.

Bangkit dari kursinya lalu menyambar ponselnya. Berjalan secepat mungkin dan mengedarkan pandangannya ke koridor sekolah.

Kris.

"Mr." Panggil Suzy. Berlari lalu memegang bagian belakang jas yang Kris kenakan.

"Ya?" Tanya Kris heran.

"Aku ikut." Ujar Suzy.

Dahi Kris berkerut heran. Melepas pegangan Suzy dari jasnya dan mengusap pucuk kepala gadis itu.

"Kemana? Kau harus tetap di kelas." Peringat Kris. Tersenyum tipis lalu kembali berjalan santai.

"Rumah sakit. Aku ingin ke tempat Sehun. Aku ingin melihat Sehun." Cicit Suzy. Bibirnya kembali bergetar. Matanya memanas. Ia hanya ingin bertemu Sehun, melihat Sehun, dan mengenggam tangan Sehun.

Simpel.

"Aku ingin melihat Sehun." Cicitnya lagi. Menutup wajahnya dengan telapak tangan yang bergetar dan isakannya yang pelan.

Kris tersenyum. Mengangkat tangannya lalu memeluk tubuh mungil adik iparnya. "Apa Sehun benar-benar berarti untukmu?" Tanya Kris.

Mengangguk. "Sangat. Hiks."

Sebuah anggukan kecil yang Kris rasakan di dadanya. Melepas pelukan singkat tersebut lalu tersenyum tipis lagi. "Kalau begitu. Jangan menyesal dengan apa yang terjadi setelah ini." Ujar Kris.

"Hiks... kenapa? Sehun kenapa?" Tanya Suzy. Makin terisak dan suaranya makin kencang. Pipinya sudah menganak sungai oleh air mata. Jika Sehun melihat ini, maka mampuslah dia. Sehun akan membunuhnya karna membuat istri kecilnya menangis.

**

"Kritis?" Gumam Jiyeon. Menoleh secara perlahan pada bangku Suzy yang sudah tak terisi. Hanya ada tas dan beberapa buku yang tergeletak tak beraturan di atas meja.

"Apa kau ketakutan Jiji?" Gumam Jiyeon. Entah pancaran apa yang ada di matanya. Tak ada yang tau, ada banyak emosi di sana.

Kembali menatap ke depan lalu melirik arlojinya. Dengan sekali gerakan, Jiyeon mengemasi buku-bukunya dan menyandang tasnya.

Berlari kecil ke arah pintu keluar dan menatap layar ponselnya. "Entah apa yang sedangku lakukan sekarang." Gumam Jiyeon.

**

Chanyeol diam. Menunduk menatap kakinya dan memejamkan matanya sesaat. Entah kenapa dadanya terasa perih sekarang. Matanya memanas dan tangannya mengepal. Dalam sekali hentakan, tas sandangnya sudah berada di pungggungnya dan melangkah lebar ke luar kelas.

"Entah kenapa, aku merasa ada yang salah di sini." Gumam Chanyeol.

**

Rahang Baekhyun mengeras. Membanting bukunya dan berlari menuju parkiran.

Mengedarkan pandangannya hingga ia melihat mobil kesayangannya. Berlari lagi dan tanpa basa-basi, membuka kasar pintu mobil dan langsung menyalakan mesinnya.

"What's wrong?" Gumam Baekhyun heran.

**

Suzy berlari cepat menuju lift. Menekan angka 12 lalu berdoa selama di dalam sana. Tak menghiraukan Kris yang mungkin masih di parkiran sekarang.

Ting.

Terbuka. Pintu lift terbuka, tanpa buang-buang waktu Suzy langsung berlari menuju kamar 94. VVIP khusus yang sudah di pesan oleh Siwon.

Brak.

Pintu terbuka sedikit kasar, Suzy masuk ke dalam dan melihat Sehun. Terbaring di ranjangnya dengan tenang. Masih saja datar dan tetap tampan.

"Hiks." Isakan itu lolos lagi. Suzy sudah lelah, ia tak ingin berfikir yang tidak-tidak. Tapi tetap saja, bayangan Sehun yang akan pergi terlintas di kepalanya yang menurut Sehun kecil.

"Kau kapan bangun Sehun? Hiks.. kau sudah lama tidur. Ayo bangun Sehun. Hiks, Bangun!" Suzy mencengkaram erat dada Sehun lalu mengguncangnya. Berharap Sehun akan bangun dan tertawa keras padanya. Berkata bahwa saat ini adalah april mop dan itu kejutan untuknya.

"Ayo bangun hiks." Isak Suzy lagi. Memukul dada Sehun lalu menangis di sana. Ia lelah. Pikirannya tak henti-henti mengkhawatirkan Sehun, dan pikiran negatif tentang Sehun tetap saja mengelilingi mimpinya.

Sehun yang mengucapkan selamat tinggal padanya seraya tersenyum cerah.

Suzy takut.

"Hiks Sehun, bangun. Aku takut.. hiks. Ayo bangun Sehun. BANGUUN!!" Berteriak heboh. Suzy memukul kencang dada Sehun dan terus terisak. Memeluk leher jenjang Sehun dan kembali histeris.

"Banguuuuun!" Teriaknya lagi.

"Hei, sadarlah. Apa yang kau lakukan?" Tegur Kris yang baru saja masuk dan di suguhi pemandangan indah barusan.

"Itu tak akan berguna." Ujar Kris.

Menarik bahu Suzy ke belakang lalu membawanya keluar.

"Lepas. Aku ingin membangunkan Sehun. Sehun hanya tidur! Hiks.. bangunkan Sehun!" Teriaknya lagi. Berontak dalam pegangan Kris dan kembali mencoba mendekati Sehun.

"Tenanglah Suzy!" Bentak Kris.

Suzy terdiam. Air matanya makin mengalir deras, Sehun. Ia merindukan Sehun.

"Aku hanya ingin membangunkan Sehun. Hiks.. Sehun hanya tidur. Ayo bangu-"

Greb.

"Tenanglah. Tingkahmu itu tidak akan menyadarkan Sehun. Percayalah." Bisik Kris pada Suzy yang saat ini berada dalam pelukannya.

Suzy sedikit lebih diam. Hanya terisak dengan nama Sehun dan pelukan erat yang dirasakan oleh Kris pada bagian punggungnya.

"Aku tak ingin Sehun meninggalkanku juga setelah teman-temanku meninggalkanku." Isak Suzy.

Tersenyum samar dan mengusap kepala Suzy. Bocah labil itu perlu ia tenangkan sekarang. Entah kenapa ia juga merindukan adiknya sekarang.

Sehun.

**

Chanyeol, Jiyeon, Baekhyun terdiam di tempat mereka. Tak berapa jauh dari tempat Suzy sekarang.

Mereka mendengar apa yang di ucapkan Suzy barusan. Meninggalkan? Apa mereka meninggalkan Suzy? Jawabannya tentu Ya.

Berjalan mendekati Suzy, jantung mereka makin tak karuan. Entah kenapa mereka benar-benar merasa bersalah saat ini.

"Suzy?" Panggil Baekhyun pelan. Namun ia yakin Suzy masih dapat mendengarnya.

Menoleh. Suzy mengangkat kepalanya dari dada bidang Kris. Mendapati teman-teman sejatinya yang beberapa hari lalu mengabaikannya.

Sakit.

"Kenapa? Apa kalian kasihan pada ku sekarang huh? Apa kalian kasihan? Hiks. Kemana saja kalian selama ini hiks. Kemana?" Isak Suzy perih. Menundukan kepalanya yang saat ini, apa bila ia angkat hanya akan menampakan wajah penuh air matanya.

"Maafkan kami Suzy." Ujar Jiyeon.

"Hanya itu? Kalau begitu aku maafkan. Kalian bisa pergi sekarang. Aku tak butuh rasa kasihan kasihan kalian." Ujar Suzy. Menghapus air matanya lalu mengangkat wajahnya.

"Apa lagi? Kalian bisa pergi." Kembali. Pengusiran halus itu ia katakan.

"Kami benar-benar minta maaf. Kami tak bermaksud meninggalkanmu. Kami hanya perlu waktu." Ujar Jiyeon.

"Hiks.. pergi. Aku tak ingin teman seperti kalian. Hiks.. aku tak mau." Isak Suzy. Ia tak tau harus bagaimana lagi. Dadanya sesak dan perih. Ia ingin berteriak sekarang.

Sangat ingin.

"Suzy. Sehun sadar. Dan kalian, masuklah." Ujar Kris. Menyembulkan kepalanya dari pintu lalu kembali masuk.

**

Suzy berdiri di samping Sehun. Tersenyum lega saat ini karna Sehun sudah melewati masa kritisnya. Ia bahagia. Tak ada yang lebih membahagiakan dari ini sekarang.

"kau sudah sadar bocah?" Sapa Kris. Mengusak kepala Sehun lalu tersenyum tipis.

"Ck. Kau merusak!" Dengus Sehun. Menatap sekelilingnya dan mengeryit heran. "Mana duda lapuk itu?" Tanya Sehun.

"Ada urusan. Aku sudah mengabarinya dan ia akan datang sebentar lagi." Jawab Kris. Ia akui ia juga senang karna adiknya sudah sadar.

"Sehun kau sadar juga. Syukurlah." Ujar Suzy dengan senyum sumringahnya.

Sehun mengeryit heran. Menatap lagi ke sekelilingnya, dan mendapati 5 ekor bocah berseragam SMA di ruang inapnya.

"Siapa?"

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

HAVE A NICE DAY

DNDYP


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C38
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen