App herunterladen
15.13% My Teacher My Husband / Chapter 28: Ch. 28

Kapitel 28: Ch. 28

Suzy lekat-lekat. Memperhatikan gadis yang baru saja menangis karena ulahnya.

"Aku memang terpaksa menikah. Wajar saja, umur ku masih 20 dan aku harus mencari makan untuk anak orang? Yang benar saja!" Dengus Sehun. Menyamankan posisi duduknya dan kembali menatap Suzy lekat-lekat.

"Aku berniat menceraikannya setelah seminggu menikah. Tapi yah, kau lihat sendiri. Aku tak menceraikanmu bukan?" Ujar Sehun.

Suzy mengangguk. Balas menatap Sehun yang juga sedang menatapnya.

"Aku berniat menceraikan calon istriku, dan menikah dengan mu."

Suzy mematung. Mulutnya terbuka lebar. Sehun ingin menikah dengannya?

"Denganku?" Tanya Suzy. Memastikan apakah telinganya baik-baik saja atau tidak.

Sehun mengangguk. "Jadi, yah.. aku tak menceraikanmu karna ku rasa aku sudah mendapatkan apa yang ku inginkan." Sehun tersenyum tipis. Memperhatikan rona merah di pipi Suzy yang sangat kentara dengan kulit putihnya.

"Kenapa harus denganku?" Tanya Suzy.

Sehun terdiam. Menatap Suzy sekali lagi dan mengangguk samar. "Benar juga. Kenapa aku mau dengan gadis berisik sepertimu?" Gumam Sehun.

Suzy melempar sendok ice creamnya hingga tepat mengenai kepala Sehun. Membuat Sehun meringis sakit dan mengusap keningnya. Hanya berbekas sedikit. Tak banyak.

"Kau ini liar sekali." Dengus Sehun.

"Biar!" Balas Suzy.

Hening.

Masih ada banyak yang ingin Suzy tanyakan pada Sehun. Tapi ia tak ingat, ada begitu banyak. Sangat banyak malah.

"Kenapa kau harus mengajar di sekolah ku? Bukannya kau lulusan management bisnis?" Tanya Suzy heran.

"Ya. Aku hanya tak ingin kau berbuat sesuatu yang tak aku sukai." Ujar Sehun acuh tak acuh.

Suzy makin mengeryit heran. Sehun itu ambigu. Penuh teka-teki. "Maksudmu? Tanya Suzy.

"Aku hanya tak ingin ada orang lain yang memegang milikku." Jawab Sehun. Sayangnya Sehun tak melihat bagaimana rona merah tercetak di pipi Suzy.

"Lalu, bagaimana kau bisa?" Tanya Suzy.

"Apanya?" Tanya Sehun.

"Guru matematika?" Ujar Suzy. Nadanya terdengar tidak percaya. "Apa kau begitu pintar?" Gumam Suzy.

"Itu gampang. Otakku jenius." Bangga Sehun. Tertawa senang saat melihat bagaimana reaksi Suzy, wajahnya masam seketika.

"Sombong!" Dengus Suzy.

**

Sehun duduk menyandar pada kepala ranjangnya. Mengacak rambutnya yang berantakan hingga terlihat makin berantakan.

Sehun menatap Suzy yang masih terlelap dalam tidurnya. Bergelung dalam selimut tebal yang nyaman. Lalu menggeliat bagai kepompong saat Sehun mungusap rambutnya.

Sehun menoleh. Meraih ponselnya yang bergetar dan menggeser tanda kunci ke arah kanan.

"Pukul 5." Gumam Sehun.

"Sehun. Apa kau akan terus menggantungkanku?"

Sehun mengeryit heran. Ia risih dengan wanita yang selalu mengganggunya itu. Setiap menit, setiap jam. Bahkan, Suzy langsung mengamuk karna hal itu kemarin.

Flashback.

"Sehun ponselmu bernyanyi!" Teriak Suzy dari dalam kamar. Mengacuhkan ponsel Sehun yang masih 'bernyanyi' kata Suzy tadi. Sedangkan Suzy, ia masih sibuk berguling-guling di atas kasur. Memikirkan akan punya anak berapa, jenis kelamin apa, yang pertama apa, lelaki atau perempuan dan lainnya.

"Sehun ponsel mu tak mau berhenti bernyanyi!" Lagi. Suzy kembali berteriak.

Padahal, ponsel Sehun tepat berada beberapa senti dari tangannya. Hanya saja, ia terlalu malas untuk meraih benda pipih itu.

Hening.

Tak ada jawaban apa pun dari Sehun. Suzy mulai curiga.

"Apa Sehun mati di dalam sana? Pingsan? Atau dia sedang 'menabung'?" Gumam Suzy.

Telinga Suzy mulai panas. Ponsel Sehun tak henti-hentinya bernyanyi dan menari. "Apa dia tak lelah?" Dengus Suzy.

Meraih ponsel Sehun dan segera saja memjawab panggilan tanpa melihat nama yang tertera disana.

"Ha-"

"Sehun. Apa kau akan terus membiarkanku? Aku menunggumu. Calon anak-anakmu juga."

Suzy mengeryit heran. "Anak? Anak siapa? Dan juga apa hubungan Sehun dengan wanita tak jelas ini?" Gumam Suzy.

"Kau siapa?" Tanya Suzy.

"Aku istri Sehun."

"Hahahaha kau bercanda? Istri keberapa?" Tanya Suzy lagi. Ingin rasanya ia membunuh Sehun saat ini. Laki-laki playboy sialan! Umpat Suzy dalam hati.

"Kau yang siapa?!" Wanita di seberang sana berteriak. Suaranya melengking hebat, membuat gendang telinga Suzy berdengung.

"Kau salah alamat. Dan juga GILA!" Suzy sudah tak bisa lagi membendung kekesalannya. Bahkan saking kesalnya, Suzy sampai membuat matanya berkeringat.

Dengan puncak kesabarannya Suzy membanting ponsel Sehun ke lantai lalu menginjaknya. Berjalan cepat menuju pintu kamar mandi dan menggedor-gedornya dengan brutal.

"OH SEHUUN!! BUKA PINTUNYAAAA!" Teriak Suzy. Bahkan sampai menendang juga.

"OH SEHUUUN CEPAT BUKA PINTUNYA!!" Suzy makin brutal. Bahkan isakannya ikut ambil partisipasi.

"Ada ap-"

"Siapa wanita yang mengaku-ngaku menjadi istrimu dan juga kau ayah dari anak-anaknya?!" Tanya Suzy.

Bibirnya bergetar lucu dengan pipi yang memerah karena kesal.

"Yang mana?" Tanya Sehun heran. Ia benar-benar tak mengerti.

"Je.. je.. je apa lah itu!" Nada Suzy masih saja tinggi, bahkan sudah mencapai empat oktaf mungkin.

Sehun diam. Bagaimana Suzy tau tentang perempuan tak jelas itu?

"Jawab Sehun!" Desak Suzy. Menghentakkan kakinya kesal, lalu menatap tajam Sehun.

"Dia.." Sehun ragu. Ia tak yakin bisa membahas ini dengan Suzy. Ia tak mau.

"Dia apa?" Tanya Suzy mendesak.

"Dia itu sebenarnya..." Sehun menggantungkan ucapannya.

"SIAPA?!" Teriak Suzy.

"Dia.."

TBC

SEE U NEXT CHAP

HAVE A NICE DAY

THANK U

DNDYP


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C28
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen