App herunterladen
57.57% Ai no Kiseki / Chapter 19: BAB 19

Kapitel 19: BAB 19

Neji meneliti toko bunga yang mirip seperti hutan, dengan tanaman yang membuatnya berpikir apakah di sana akan banyak ulat bulu berkeliaran. Saat berhasil keluar dari mobilnya, ia perlu berpikir sekian kalinya untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya—masuk ke sana, memastikan adik pertamanya ada di tempat, seperti yang dikatakan oleh adik keduanya, bahwa si pemilik toko bunga itu begitu rela mengurus Hinata.

Sore ini orangtua mereka akan pulang. Neji bersiap untuk mendapatkan amukan, dan sama-sekali tidak menyesali perbuatan itu. Di sisi lain, dia harus mengunjungi adiknya dan meyakinkan adiknya untuk tetap berada di tempatnya sampai kondisi aman, tetapi Neji tidak tahu, entah sampai kapan.

Berhasil melewati pagar kayu depan toko bunga itu dengan seolah kesadaran yang tidak lengkap. Neji disambut oleh wanita berambut pirang dengan atasan ketat yang pendek, memperlihatkan pusarnya dan pinggul yang ramping. "Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" wanita itu terlihat ramah, seumurannya, atau mungkin seumuran adik pertamanya. "Mencari bunga untuk kekasih Anda?"

"Aku... kakak Hinata dan Hanabi," Ino terkejut bukan main, lalu mengabsen Neji dari atas ke bawah, sampai akhirnya kembali lagi memandang laki-laki itu nanar. "Aku ingin bertemu dengan adikku."

Ino berpikir cepat untuk menyambar ponselnya, dia perlu menghubungi Hanabi. "Bisakah aku pergi menelepon seseorang sebentar?"

"Apa kau akan menghubungi Hanabi?" Neji bertanya dengan raut wajah tidak enak. "Kurasa dia tahu aku bakal mengunjungi tempatmu. Dia bilang aku bisa datang kapan pun."

"Hanya saja situasinya berbeda untuk saat ini."

"Berbeda?" Neji bertanya-tanya di dalam kepalanya, dengan suara samar dia mengungkapkannya. "Apakah adikku tidak ada di sini? Pergi bersama Hanabi? Apakah adik ketigaku bolos sekolah?"

"Kau mungkin tahu kalau dia sering bolos," seolah ada yang menyuruhnya untuk mengangguk, Neji membenarkan dengan anggukan kepalanya. "Dia pergi bersama Hanabi, aku akan menghubunginya dan menyuruhnya kembali ke sini bersama Hinata." Neji sigap untuk mengeluarkan ponselnya. "Kau mau apa?"

"Aku yang akan menghubungi anak itu dan menyuruhnya untuk cepat datang."

Bertepatan dengan itu, ponsel Neji berdering, sebuah nomor tak dikenal muncul, membuat dahi Neji mengernyit. "Sebentar." Neji berjalan keluar halaman, dan Ino memiliki kesempatan untuk menghubungi Hanabi segera.

"Kak, ini aku," Neji terdiam, tetapi ia langsung mengenali suara adiknya. "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Hinata menghubunginya dengan nomor yang tak dikenali oleh Neji, seingatnya perempuan itu tidak memiliki ponsel, kalaupun memilikinya Neji pasti akan menyimpan nomor adiknya.

"Kau tahu, aku sudah ada di toko bunga yang diceritakan oleh Hanabi, di mana kau ada di sini."

"Oh, kau berada di toko bunga Ino?" Hinata tidak pernah berpikir untuk membohongi Neji, dia akan mengatakan hal yang sesungguhnya. "Tapi aku sedang tidak berada di sana," Neji melirik ke dalam toko bunga kembali, mendapati Ino tengah sibuk menghubungi seseorang dengan wajah paniknya. "Aku bersama teman SMA, dan mungkin akan tinggal dengannya untuk beberapa waktu."

"Siapa nama keluarganya?" adiknya terdiam, Neji melihat kembali layarnya, ia memastikan panggilan tersebut masih berlangsung. "Aku perlu memastikan teman SMA yang mana. Uchiha? Haruno?"

"Bukan keduanya." Hinata mengumumkan. "Keluarganya seorang diplomatik," Neji terdiam, dengan memandang kaget ke depan. "Kau tahu keluarga Uzumaki?"

"Mengapa bisa kau ada di sana? Laki-laki itu kembali dari Rusia?"

"Kakak tahu tentang Naruto?" Neji tak mampu menjawabnya. Dan tentu saja dia tahu laki-laki yang disukai oleh adiknya, kemudian Neji menjadi orang yang andil untuk menghancurkan surat-surat cinta aneh yang ditunjukkan kepada laki-laki itu, semua isinya berkenaan dengan ucapan minta maaf. Neji mengingatnya di suatu malam Mrs. Shiori mengatakan padanya, bahwa adiknya keluar bersama seorang laki-laki asing, dan hal tersebut tidak bisa dimaafkan. Sebelum kasus itu ditemukan oleh ayahnya, Neji berpikir harus melindungi adiknya.

Oh Tuhan! Neji menyapukan telapak tangannya pada keringat di dahinya, ia perlu mengusap beberapa kali di sana, penuh gelisah. "Aku bisa menyediakan tempat tinggal yang jauh lebih layak dari tempat laki-laki itu."

"Kakak tidak menjawab pertanyaanku."

Neji menjadi keluh, tapi dia harus mengakui semuanya, ia tidak mau lagi membangun tembok tinggi, menjauhkan diri dari saudari-saudari yang sebenarnya amat dia sayangi. "Aku tidak pernah bertemu dia, aku hanya sekadar tahu, dia laki-laki yang kau cintai, betul 'kan?" di tempatnya, Hinata mencermati saksama suara gemerisik Naruto sedang memotong beberapa bunga segar di sampingnya. "Apa kau bahagia sekarang bisa bersama dengannya?" tapi Hinata tidak menjawabnya. "Maaf. Maafkan aku, karena telah membuang semua surat-surat yang harusnya aku kirimkan padanya, tapi aku membakar semua surat itu demi dirimu, supaya ayah tidak murka, kau tahu bagaimana ayah dalam bersikap, dia sangat kuno."

"Apakah kau akan keberatan jika aku memberitahumu, hanya padamu, aku memiliki keinginan dan tujuan untuk tinggal di sisi laki-laki itu?" kalau kondisi adiknya baik-baik saja—tidak seperti sekarang, Neji ingin mencegah adiknya kabur bersama laki-laki itu. Namun ketika Neji tahu apa yang sedang terjadi pada adiknya, serta hubungan rumit dalam keluarganya, ia tidak bisa berkata apa-apa, mencegah mati-matian tentu saja tidak ingin dia perlihatkan. "Sekarang terjawab sudah, mengapa perasaanku begitu nyaman, dan tidak pernah berpikir buruk padanya, karena aku memang mencintainya."

"Aku ingin bertemu denganmu dan laki-laki itu," suara Neji sangat lirih. "Apakah laki-laki itu mau?"

"Tentu saja, aku akan bilang kepadanya, dan mengatur rencana pertemuan kita."

"Baik. Kakak menunggu kabar baiknya."

Neji menutup teleponnya lebih dahulu, lalu dia melirik Ino yang juga mematikan ponselnya.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C19
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen