App herunterladen
22.22% Actress ( Bahasa Indonesia ) / Chapter 2: 1) Am I Beautiful

Kapitel 2: 1) Am I Beautiful

Tunggu.. Ini benar - benar aneh tapi kali ini aku berada ditengah - tengah mall dengan penampilan seperti ini. Tak semudah seperti di film sih.. Tapi mereka benar takan menyangka bahwa aku laki - laki. Tenanglah aku sudah jago akting banyak piala yang telah kudapat.

Saat melangkah satu demi satu secara tak sengaja aku melihat orang - orang menyeruput kopi panas nya dengan mengucapkan kata 'ahh.. Segarnya' membuatku menelan ludah seketika.

Aku pun masuk kesalah satu coffe shop terkenal ditengah - tengah mall yang bernama StarBucks.

"Kak.. Caramel Macchiatonya satu yaa.." Ucapku yang tengah memesan minuman dibar.

"Baik.. Tunggu sebentar ya kak.."

Bisa terlihat barista - barista profesional itu menyeduh kopi yang akan disajikan kepelanggan. Salah satu barista yang menarik saat membuat salah satu menu yang aku tak tahu tapi sangat menarik, keluar air cokelat pada mesin. Air cokelat dengan asap menandakan panas nya kopi, ditambahkan cream diatasnya. Diberi meses dan bumbu ter-rahasiakan sebelum akhirnya disajikan..

Pesanan ku datang.. Emm tunggu memang benar tidak ada masalah, tapi aku teringat mereka biasa menulis nama kita digelas plastik premium itu.

"Maaf atas nama siapa ya kak..?" Tanyanya..

Sebagai aktor disaat kamu lupa akan sesuatu, katakan saja apa yang ada diotakmu karena jika kamu menjawabnya dengan lama ia akan segera tahu bila kamu sedang berakting.

"Kak.. Tulis aja Tommy Erikson.." Yahh... Hanya namaku sendiri yang ada dikepalaku.

"Fans nya Tommy Erikson ya kak..??!"

"Ahhaahhaa.. Iyaa gitu deh.."

Ya.. Ternyata mereka kenal aku juga.. Walau malu, tapi akan lebih malu bila aku tadi berfiki. Masa iya nama sendiri aja masih gk hafal.

Sepertinya sudah tak ada kursi kosong kecuali disamping perempuan itu.. Yasudah lah sekalian menambah teman perempuan.

Lagian dengan penampilan begini aku tak dianggap lazim bila bermain bersama laki - laki.

Sebelumnya.. Sepertinya aku harus mencari nama yang tepat untuk diriku sendiri. Sedikit memikirkan nama - nama temanku lalu kugabungkan semuanya..

Akupun memotong asiknya dia yang tengah bermain laptop nya dengan menghampirinya.

"Haii,, nama lu siapa?" Tanyaku kepada perempuan itu.

"Ohh.. Aku Riska Reindri kamu ?"

"Emmy Eviliani" yahh.. Nama itu cukup cocok kan dengan ku.

Dan akhirnya yasshh.. Aku berhasil mendapatkan nomornya..

Pertama kali mendapat nomor perempuan semudah kenalan.. Aku tahu aku itu terkenal, bahkan banyak orang yang minta tanda tangan. Tapi aku tak pernah merasa berkenalan itu seperti apa.

Seeprtinya pakaian di Matahari akan sangat menarik.

Baru aja berjalan sebentar, aku langsung salah tingkah.. Aku langsung mengambil dengan cepat baju yang menarik tanpa pikir panjang, dan langsung meninggalkan mall itu.

Sesampainya dirumah aku menjatuhkan tubuhku yang loyo ke sofa depan TV. Mengambil bantal yang tergeletak lalu ku banting sambil berteriak "mengapa ini terjadi !".

Mendengar suara notifikasi dari HandPhone, aku pun langsung mengambil HandPhone ku dan melihat pesan yang terkirim padaku.

Tertanda dari Pak Robert sang direktor galak itu yang sebenernya gk galak siii sama aku. " Tommy, kapan kita lanjut syuting"

Melihat keadaan ku yang seeprti ini. Sangat tidak memungkinkan jika aku melanjutkan syuting. Aku lansung menjawab "batalkan saja pak." Aku tahu itu perbuatan yang tidak baik tapi tidak ada pilihan lain.

Sudah kutebak ini membuat direktor galak itu marah besar, dan mengirimkan banyak pesan yang pastinya tak akan kubaca diwaktu dekat ini.

Kutaruh HandPhone ku disofa depan wajahku yang tergeletak sebelum akhirnya seseorang mengetuk pintu.

Yahh.. Dengan berat hati aku mengambil langkah seribu dan membukakan pintu, apa salahku lagi setelah melihat seorang wanita mengetuk pintu. Apakah aku pernah berbuat salah sampai - sampai terkutuk seperti ini.

Baiklah.. Anggap saja ini seperti akting.

"Haii.. Emm saya baru pindah boleh kenalan.."

Ucapnya sembari memberikan bingkisan roti. Mungkin ini sebagai hadiah atau syukuran dari rumah barunya.

"Ohh iyaa.. Emmy" jawabku setelah mengambil bingkisan itu yang disusul dengan jabat tangan.

"Sinta.."

Setelah ucapan terimakasih dari ku, ia langsung pergi dan menutup pintu.

Kupastikan ia takan curiga sebagai aktor hollywood akting sudah menjadi sarapan pagiku. Tapi bagaimana jika mereka datang disaat aku lelah, seperti pulang kerja, bangun tidur, apakah akting ku sebagai perempuan akan meyakinkan mereka ?.

Aku kembali ke sofa mengambil laptop dan benar saja Riska Reindri teman baruku tadi mengirim pesan kepadaku.

"Malming besok ada acara gk Emmy.. Hangout yok !" Yang dilanjutkan dengan emoticon jempol 5 kali. Saat aku mencoba membalas ia malah mengirim gift alias poto begerak 2 kali. Hemm.. Ini kah cara cewe chattingan..

"Boleh dah.. Mumpung aku juga free" jawabku diserati 100 emoticon jempol keatas dan 20 gift pikachu beserta tulisan ayo ayo..

***

Baru saja chattingan sama Riska seseorang lagi - lagi mengetuk pintu, kenapa gk pencet bell sihh.. Sia - sia aku beli bell rumah..

Saat mau beranjak terdengar suara

"Tom.. Ini gw.."

Sepertinya aku kenal ama ni suaraa.. Bener aja suara Verdi.

"Masuk ajee.."

Sudah pasti Verdi kebingungan karena yang menjawab suara perempuan..

Saat Verdi masuk mencariku, ia hanya melongo kebingungan karena hanya melihat wanita cantik yang tengah asyiik bermain laptop nya dirumah sahabat nya..

Membuatnya bertanya - tanya

"Tommy nta ada ?.."

Aku menjawabnya dengan senyum

"Kak tommy lagi pergi, aku sepupunya. Emmy Eviliani" Aku mengulurkan tangan yang langsung ia respon.

"Ohh.. Muhammad Verdi" ya... Namun tangan Verdi tak kunjung lepas.

Hadehh apakah Verdi memang seperti ini kalo sama cewe.. Yaa boleh tapi aku ini kan aslinya cowo, jijik kali..

"Udahh.. Lepas.." Ucapku. Yang langsung menyadarkan Verdi. Verdi pun duduk disofa . dan membuka HandPhone nya.

Yaa.. Saat berbincang aku harus jago berakting berlaga kalau aku itu bukan Tommy.. Ini sedikit susah karena Verdi sama - sama aktor bahaya jika aku ketahuan.

Tak lama kemudian aku menutup laptop dan langsung menuju kamar untuk bersiap - siap untuk pergi ada janji kerumah Riska.

Dengan rok putih selutut, dan baju berwarna putih yang ku double dengan jaket abu - abu.

Sebelumnya aku telah mengubah warna rambutku dari warna hitam menjadi cokelat muda. Tidak lupa tadi di Matahari aku membeli tasa merah wanita pastinya.

Menggunakan sepatu pastinya bukan sepatu hak tinggi tapi bukan juga sepatu laki - laki.

Aku juga memakai kaso kaki putih.

Tidak lupa juga aku membeki beberapa aksesoris seperti cincin emas seharga $2000,

Kalung kecil yang tak begitu mencolok dan lebay.

Memang aku sedikit jijikss tapi mau bagaimana jika aku meluap - luapkan rasa jijik ini ke publik aku bisa dianggap gila.

Keluar dari kamar aku memanggil Verdi yang tengah asik main HandPhone disofa tadi.

"Cantik gak?"

Verdi menengok dan melongo seketika

"Cantik Bangeett!!!"

Memandangiku terus sampai - sampai melepas genggaman tangan nya dan menjatuhkan HandPhone nya.

"Terimakasih..."

Ucapku sambil mengedipkan sebelah mata..

"Tinngg.."

Yang seketika membuat Verdi memuncratkan darah dari hidung nya dan jatuh tergeltak pingsan.

"Memang aku secantik itu yah.."

Ucapku sambil berjalan menuju cermin..

"Sampai - sampai.."

...

"Croottt.." Darah juga keluar dari hidung ku membuatku pingsan seketika..

***

...

...

•Sunday 16:00 PM

Nampak nya aku pingsan satu hari, bangkai kadal !. Aku terbangun dan langsung bergegas menuju rumah Riska..

THANKS UDAH BACA

SIAPANIHH DARI KALIAN YANG TERTAWA KOMEN YAA.. JANGAN LUPA VOTE !

BY NAUFAL RESWARA

ACTREES EPISODE 2 ( AM I BEAUTIFUL ?)

MAAF KALO ADA TYPO

*Maaf Untuk WebNovel Kami Update Lebih lama...

kalo mau lebih cepat Update baca di WattPad..

https://my.w.tt/34W6XCReh2


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C2
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen