App herunterladen
100% Velvet Romance / Chapter 6: Chapter 05

Kapitel 6: Chapter 05

"Jung Krystal..."

Ah, entah berapa lama sudah nama itu tidak terucap olehku.

Ia tersenyum dengan ramah sebelum menarik tubuhku ke dalam sebuah pelukan hangat yang erat.

"Aku tidak kau akan datang hari ini. Bagaimana tentang seleksi penerimaan mahasiswa?"

Tanyaku yang ia balas dengan tawa khas nya, bebas dan merdu. Terutama karena ia tidak segan untuk menunjukkan barisan giginya yang rapi dan putih seperti kumpulan mutiara di hadapanku.

"Korea Selatan itu agresif dan aku berpikir untuk kembali ke Amerika."

Ia mengacak rambutku dengan pelan, memberi senyuman tipis sekali lagi sebelum melepaskan rambutku.

"Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa, Lux!"

Krystal pergi meninggalkan aku dan Shua, berjalan menyusuri lorong yang akan me.bawanya kepada kepala sekolah dan para guru.

Bagi sebagian besar orang, Jung Krystal adalah epitome nyata dari putri es bak malaikat yang turun ke surga.

Tapi bagi orang sepertiku dan Chenle yang telah mengenalnya sangat lama, ia adalah orang yang kami sangat hormati yang sayangi sebagai saudari yang tidak pernah dapat kami miliki.

"Lux, ayo pergi. Sekarang udah jam istirahat."

Kami pun pergi menuju kantin dari area pengumuman yang mulai sepi dengan segera, merasa yakin bahwa area tersebut akan dipenuhi oleh murid-murid yang kelaparan karena persiapan untuk lomba beberapa hari nanti.

===

"Jadi, gimana tentang dirimu, Lux?"

Tanya Shua, membuatku mengernyitkan dahi sambil menatapnya dengan tanda tanya. Bagaimana mungkin ia tidak mengetahui keadaanku disaat kami selalu bersama-sama? Apakah ada hal ingin ia ketahui tentangku belakangan?

"Apa maksudmu? Aku baik-baik saja, Hua."

Jawabku singkat yang membuat ia menggelengkan kepala dengan pelan sebelum menggenggam erat tanganku.

"Maksudku, kamu cinta gak sama orang yang dipilih oleh ortumu? Gak mungkin cewek kayak kita gak dijodohin oleh anak teman ortu, Lux."

Katanya dengan nada yang agak sedikit rendah dan terkesan sangat ingin tahu dan tergesa-gesa.

"Kenapa emangnya?"

Tanyaku balik, merasa sedang tidak ingin menjawab pertanyaannya. Shua melepaskan tanganku, kemudian menaruhnya kembali diatas pangkuanku.

"Aku jatuh cinta kepada Jung Yoon Oh."

Jung Yoon Oh, atau yang lebih dikenal sebagai Jung Jae Hyun, adalah seorang bintang pop Korea Selatan yang sangat terkenal secara internasional dan dikabarkan akan menggelar konser di Amerika bersama grupnya.

Jaehyun dan Shua adalah teman dekat sejak kecil, mewarisi hubungan baik yang telah dibina sangat lama oleh kedua orangtua mereka.

Mengetahui hal tersebut, mereka pun akhirnya dijodohkan oleh orangtua mereka. Tidak ada paksaan maupun utang yang membuat mereka menerimanya, hanya sebuah perasaan karena merasa cocok antara satu sama lain.

Dan karena itu, Jaehyun yang juga adalah teman dekatku bercerita bagaimana ia sadar bahwa perasaannya kepada Shua bukanlah semata antara teman masa kecil.

Melainkan sebuah keinginan untuk memiliki dan melindungi orang yang sangat dicintai.

Meskipun begitu, Jaehyun yang terkenal sempurna ini pun memiliki kegelisahan karena Shua yang tidak pernah memperlakukannya lebih spesial daripada teman lelakinya yang lainnya.

Seolah ia masih dianggap sebagai teman yang menemaninya untuk tidur di kasur yang sama setiap malam karena orangtua mereka harus pergi bekerja di luar negeri.

Dan sekarang, Shua telah menyadari bahwa perasaannya kini sudah berubah dari persahabatan yang lugu menjadi hubungan untuk merawat dan melindungi satu sama lain

"Bukankah itu bagus? Aku jadi iri saat mendengarnya."

Balasku yang membuat wajah Shua terlihat merona karena perasaan malu.

"Kau adalah gadis yang paling pintar dan cantik di sekolah ini. Bagaimana mungkin tidak ada yang mencintaimu." Kata Shua.

Tanpa sengan membuatku membisikkan namanya dengan halus. Menahan air mata dan perihnya luka yang ia buat sebelum pergi melanjutkan pendidikannya di luar negeri.

"Bukankah, itu adalah salah satu buktinya, Shua? Bahwa tidak ada yang akan mencintaiku."

'Bahkan mungkin Jeno.'

Setiap kecupan manis yang ia kenakan di bibirku atau pelukan hangat saat aku menginap di apartemennya, terasa sangat menyenangkan hingga aku merasa takut kehilangan itu semua saat ia memiliki niat untuk meninggalkanku juga.

"Ada masalah kah? Dari tadi kamu cemberut."

Aku terbangun dari lamunanku dan menatap matanya yang kini mulai tertutup karena rasa kantuknya yang berat setelah seharian membantu pekerjaan para guru yang lansia di sekolah kami untuk mengangkat barang atau sekadar membawakan mereka minuman.

"Gak, kok. Cuma capek aja." Jawabku sambil memegang kedua pipinya, mengelusnya dengan lembut.

Merasa tidak puas dengan perhatian dan jawaban yang kuberikan kepadanya, ia menarik wajahku dan mengecup bibirku dengan lembut.

Sekali, dua kali. Ia masih melayangkan kecupan dengan lembut dan memberikan waktu untukku menarik napas.

Saat ia mencium bibirku lagi, ciuman yang awalnya pelan dan lembut tersebut berubah agresif dan kasar.

Ia menarik bibir bawahku dengan lembut menggunakan giginya, menempatkan tangannya di belakang kepalaku agar aku tidak berpindah posisi.

Ruang kamar yang tadinya terasa sangat dingin kemudian menjadi hangat dan semakin hangat setiap kali ada ciuman yang mendarat di bibir kami.

"Aku sangat mencintaimu, kau tahu?"

Bisik Jeno, terdengar sangat lembut dan memohon seolah ia memelas untuk mendengar balasan yang sama dariku.

"Aku juga mencintaimu, Jeno."


Load failed, please RETRY

Bald kommt ein neues Kapitel Schreiben Sie eine Rezension

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C6
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen