App herunterladen
18.18% In A Broken Heart To Find You / Chapter 12: CHAPTER 12

Kapitel 12: CHAPTER 12

Dublin, Irlandia.

Setelah melakukan perjalanan panjang hampir 20 jam Jakarta-Dublin dengan sekali transit, membuat Freya mager dikamarnya.

Ini kamar Freya yang dulu namun ada sedikit perombakan dan perubahan property yang diganti secara total. Luas ruangan ini lebih besar dibandingkan dengan kamarnya yang di bandung. cat dinding dan semua ornament diruangan itu didominasi warna putih sesuai warna kesukaan Freya.

Termasuk bagian kamar mandi pribadinya dibuat dengan paduan warna krem dan putih dilengkapi dengan bathtub berbentuk bulat mewah, dan cermin besar yang berada didekat wastafel memberikan kesan semakin spacey dalam kamar mandinya. itu akan membuat Freya semakin betah dan berlama-lama melakukan ritual mandinya.

" freya, kamu segera siap-siap ya karena nanti malam kita akan pergi ke acara pertunangan anak dari kolega papa !!"

ucap Shofi yang tanpa disadarinya sudah berdiri disisi ranjang dengan menjinjing paper bag besar ditangannya.

Freya yang tengah asik membuka-buka beranda media socialnya pun langung terperanjat dari posisi rebahan dikasurnya.

Matanya sekilas melirik kearah dua paper bag yang disimpan Shofi keatas kasur. dari tulisan yang tercetak dipaper bag itu, Freya sudah bisa menebak apa isinya. itu kotak pakaian, dan kotak sepatu dari butik langganan Shofi di Dublin.

" can I just stay home and not go to the engagement ?"

Pinta Freya nada memelas.

" ayolah, Fre. Ini kesempatan Papa mengenalkan kamu sebagai putrinya sama kolega baru papa. So, tidak ada penolakan. Dan saatnya kamu move on."

Freya hanya mencibir mendengar kalimatnya Shofi.

" jam tujuh kita berangkat. Dan kamu harus sudah siap."

" Okay. Aku menyerah."

Ucap freya sambil mengangkat kedua lengannya keatas seperti adengan film seorang penjahat yang menyerahkan diri karena dihadang polisi.

Setelah sosok Shofi sudah tak terlihat lagi dikamar, Freya kembali merebahkan tubuhnya sambil memainkan benda pipih super pintar itu. Dahinya tiba-tiba mengernyit ketika mengintip story milik akun Revan yang diam-diam sudah dibuka blokirannya itu.

'merpatiku sedang terbang jauh, aku tak punya sayap untuk mengejarnya.

Namun aku punya cinta yang bisa ku titipkan pada angin untuk disampaikan kepadanya.'

"Revan nulis ini buat siapa ?? mungkinkah buatku ?? ah, ngarep banget. Ya gak mungkinlah. Mungkin buat wanita lainnya." Gumam Freya

Wake up. Wake up, Freya. Lupakan Revan. Dia bukan pria yang tepat kamu. Dia pria yang tidak bisa menghargai sebuah hubungan.

Sudut matanya tiba-tiba melirik kearah paper bag itu. Freya pun beranjak membukanya. Dan ternyata benar, dua paper bag itu berisi kotak gaun berwarna biru laut dan kotak berisi sepatu hak tinggi berwarna hitam. Melihat barang itu Freya hanya mengangkat bahunya.

"Lumayan juga selera mama." Gumamnya.

Setelah seharian ini diam kamar, akhirnya Freya beranjak dari kamarnya menuju ke kolam renang pribadi disamping rumah. disitu ada Larry, sedang membaca buku novel sambil duduk santai disisi kolam.

Larry melirik sekilas pada Freya lalu mengalihkan pandangannya ke isi cerita dibuku itu.

" besok ikutlah denganku ke kantor. akan ku berikan beberapa arsip yang harus kau pelajari. "

ucap Larry tanpa memandang Freya yang sudah berdiri di dekatnya.

Freya hanya mencibir.

Larry lalu mendongak ke arah Freya.

" apa kau mendengar ku? ", matanya menatap tajam

Freya langsung gelagapan seperti ketakutan.

" eh. ya. oke. emhh.... "

Larry hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah keponakannya itu. lalu ia berdiri dan menepuk bahu Freya.

" bersikap dewasalah. kamu ini bukan anak-anak lagi, Fre. bantu kami agar perusahaan papamu tidak kehilangan banyak aset."

katanya sambil melangkah pergi meninggalkan Freya yang masih berdiri kaku sambil mencerna kata-kata Larry barusan.

" apa papa sedang ada masalah diperusahaannya, sampai harus kehilangan aset ?"

gumam Freya sambil mengerutkan dahinya.

" tidak. tidak."

Freya menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri.

***

Malam itu Freya beserta James dan Shofi tengah berada diacara pertunangan anak koleganya James yang berasal dari Perancis itu.

Pesta bertemakan outdoor namun tetap terkesan elegan dan mewah. Para tamu undangan pun mulai ramai dengan tampil memukaw bak artis Hollywood yang menghadiri piala Oscar.

Tak perlu busana dengan belahan tinggi, menonjolkan perut, punggung atau berbahan transparan untuk tampil cantik dan seksi.

Dengan gaun berwarna biru laut off shoulders panjang dan pas dibadan pun membuat Freya tak kalah cantik dengan tamu lainnya. Dengan riasan Flawless dan tata rambut terurai dengan keriting gantung andalannya memberi kesan lebih anggun, seksi namun tetap sopan.

James mengenalkan Freya kepada beberapa rekannya.

" Ini putrimu yang tinggal di Indonesia itu, james? Cantik sekali. "

Freya hanya tersenyum dengan pipi merah merona. mendengar pujian itu.

satu jam pun berlalu dan Freya mulai bosan berada di acara itu. untuk menghilangkan rasa bosannya ia mulai melirik aneka makanan yang terpajang dipojokan sana.

perutnya mulai terasa lapar. dan matanya langsung tertuju pada french onion soup. makanan asal Prancis yang jadi favorit hampir di seluruh dunia. Paduan kaldu sapi yang amat gurih jadi bahan utama pembuatan sup selain bawang bombai dan roti baguette panggang. Sup kental ini disantap sambil menyelupkan potongan roti renyah. Rasa dan teksturnya bisa membuat orang terhipnotis dan terbuai lezatnya sup ini.

Freya tanpa ragu dengan langkah seribu sedikit tergesa- gesa menuju stand onion soup itu.

BRUKKK !! AAWWW, its very hot..!!

tiba-tiba Freya meraung kesakitan. pergelangan tangannya terkena tumpahan soup panas yang dibawa seseorang.

" hey, maaf tuan. soup anda telah tumpah ke tanganku. "

balas Freya sambil meringis kesakitan.

" kalau anda tidak ceroboh, soup ini tidak akan tumpah mengenai tanganmu, nona. "

Freya berdecak kesal. tapi rasa panas di pergelangan tangannya membuat ia malas meladeni sanggahan pria itu.

Freya memutuskan pergi ke toilet untuk membasuh tangannya agar tidak merasakan panas lagi.

ketika Freya keluar dari pintu toilet, Pria yang tadi soupnya ditumpahkan Freya sudah berdiri dihadapannya.

" ada apa lagi ? ", tanya Freya kesal.

tanpa menjawab pertanyaan Freya tiba-tiba pria itu menarik tangannya untuk duduk dikursi terdekatnya. Pria itu membuka tub krim yang dibawanya. tanpa basa-basi dia mengoleskannya ke lengan Freya yang tadi terkena tumpahan soup itu.

Freya tertegun melihat ketampanan pria dihadapannya yang tengah menunduk mengobati lengannya.

" ini akan membuatmu lebih baik."

ucapnya ketika sudah selesai mengoleskannya.

Pria bermata hazel, berahang tegas itu pun langsung berdiri dan pergi begitu saja setelah pekerjaan nya selesai.

belum sempat Freya mengucapkan terimakasih, sosok tubuh tinggi kekar itu sudah menjauh. dan Freya hanya mengangkat bahunya.

" Pria sombong." gumamnya.

lalu Freya meninggalkan tempat itu dan mencari Shofi dan james. mereka masih asik berbincang dengan rekan-rekan bisnis james.

" ma, bisakah kita pulang sekarang ?"

bisik Freya pada Shofi.

" sebentar lagi ya, sayang."

balas Shofi sambil mengisyaratkan kedipan mata.

" oke "

akhirnya dengan malas Freya menurut saja. dan memilih duduk diam sambil memainkan handphone nya sekedar membuka-buka berada media sosial nya.

Freya sudah sangat bosan berada ditempat itu tapi mau bagaimana lagi. Hufftt!!


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C12
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen