"Kakak ipar tidak mau menemani nenek melihat bunga ya? Kenapa kakak berjalan begitu lamban?" tanya Mo Fengyang sengaja.
Qu Tan'er mengangkat alisnya kemudian tersenyum dengan lembut dan berkata, "Kenapa Putri Kesembilan Belas berkata seperti itu? Cara jalan saya memang begini."
Secara tidak langsung, Qu Tan'er mengingatkan Mo Fengyang bahwa berjalan dengan elegan adalah aturan dari istana. Walaupun tidak berjalan cepat karena terluka, namun dia yakin gaya jalannya sangat anggun.
Mendengar jawaban itu, wajah Mo Fengyang mengerut sedikit, tapi dia tidak berani berkata apa-apa lagi. Dia bukan lawan Qu Tan'er dalam beradu mulut.
Ibu Suri tiba-tiba bertanya dengan datar, "Nyonya Kedelapan suka bunga apa?"
"Ibu Suri, saya tidak pilih-pilih bunga," jawab Qu Tan'er sambil menundukkan kepalanya.
"Bunga begonia ini, bagaimana menurutmu?" tanya Ibu Suri sambil menunjuk ke arah bunga.
"Bunga begonia ini bermekaran dengan sangat indah."