App herunterladen
1.15% I'LL Teach You Marianne / Chapter 9: Serasi

Kapitel 9: Serasi

"Nooooooooooo...."

Anne berteriak dengan sangat keras sampai ia membuka kedua matanya lebar-lebar, keringat dingin membanjiri wajah dan setengah pakaian tidurnya. Anne yang langsung duduk langsung menyalakan lampu tidurnya yang ada disamping tempat tidurnya, dengan tangan yang bergetar Anne menyentuh tombol ON pada lampu tidurnya dan seketika kamarnya menjadi terang. Kedua mata Anne langsung menyapu seluruh kamarnya untuk memastikan tak melihat apa yang tadi ia lihat dalam mimpinya.

"Untung saja cuma mimpi," ucap Anne terbata dengan mata berkaca-kaca sambil menyentuh dadanya.

Beberapa hari terakhir ini ia sering sekali memimpikan Leon mantan suaminya, padahal ia sama sekali tak mengingat-ingat penghianat itu. Namun entah mengapa pria jahat itu bisa masuk kedalam mimpinya. Memikirkan hal itu membuat Anne sesak, bagaimana tidak hampir semua mimpinya sama. Leon datang dan meminta hak-nya sebagai suami pada dirinya, padahal sewaktu mereka menikah hampir satu tahun dulu Leon tak pernah menganggapnya sebagai manusia.

Karena haus Anne meraih gelas yang ada diatas nakas untuk ia minum, namun sayang gelas itu sudah kosong. Anne pun terpaksa turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kulkas untuk mengambil air, sesaat setelah kulkas terbuka dengan cepat ia meraih satu botol air minum mineral dan menengguknya tanpa sisa padahal botol itu masih penuh. Anne meminum habis air di botol itu seperti baru saja berlari maraton padahal ia hanya tidur.

"Masih jam empat pagi, aku tak mungkin bisa tidur lagi kalau sudah sepagi ini," ucap Anne pelan sambil mengikat rambutnya yang acak-acakan.

Anne pun berjalan pelan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan berganti pakaian, baju tidurnya sudah basah kuyup. Saat berdiri didepan kaca yang ada didalam kamar mandi Anne menatap pantulan dirinya dari kaca, seluruh tubuhnya masih asli dan belum terjamah oleh pria manapun selama hampir 23 tahun ia hidup didunia. Menikah dengan Leon karena perjodohan nyonya Chaterine saat usianya masih 19 tahun membuatnya tak sempat merasakan manisnya cinta pada masa masa indah itu, sampai akhirnya ia bercerai setahun kemudian dengan Leon. Dan selama menikah dulu jangankan bercinta bertatap muka saja Leon sudah jijik padanya, maka dari itu ia masih menjadi seorang gadis seutuhnya sampai saat ini walau statusnya adalah seorang janda.

Karena tak bisa tidur Anne memilih membaca berita gosip tentang artis dan model papan atas yang sedang tenar saar ini, dengan perlahan Anne membuka laptop berlogo buah apel tergigit itu dengan hati-hati. Senyumnya merekah saat melihat deretan wanita cantik berbaris di runaway di acara Paris Fashion Week, sebagai wanita ia harusnya menyukai artis atau model pria tapiia malah justru menyukai wanita-wanita cantik kaya raya itu. Selalu dihina jelek membuatnya bertekad ingin tampil seperti mereka namun karena ia sadar dirinya tak secantik para model itu Anne hanya bisa jadi pengagum saja, walau sebenarnya Anne punya bakat lain yang tak pernah ia tunjukkan pada orang lain kecuali pada anak-anak kecil yang datang kebaktian tiap hari minggu. Anne mempunyai bakat luar biasa dalam bermain piano, ia mulai menyentuh piano saat masih duduk kelas 2 sekolah dasar. Awalnya ia hanya coba-coba namun akhirnya keterusan karena ia sangat tertarik dengan alat musik mahal itu, namun karena ia berasal dari keluarga miskin akhirnya bakatnya yang luar biasa terkubur. Anne hanya bisa bermain piano saat sedang pergi ke gereja saja, ia akan dengan senang hati menjadi pengiring saat sedang melakukan pelayanan di gereja bersama teman-temannya.

Anne menutup laptopnya saat menyadari matahari pagi mulai muncul di ufuk timur, Anne kemudian menuju ranjangnya dan merebahkan tubuhnya kembali diatas ranjang. Ia masih punya waktu tiga jam untuk bekerja, saat Anne akan memejamkan kedua matanya tiba-tiba ponselnya berdering dengan sangat keras dan membuatnya terkaget.

"Sabar Jack," ucap Anne ketus, ia tau siapa yang menghubunginya. Pasalnya hanya Jack yang ia beri nada dering saat ia menelfon.

"Hallo...ada apa Jack?" tanya Anne pelan sambil menguap, rasa kantuknya tiba-tiba datang.

"Kau sudah bangun?" tanya balik Jack tanpa rasa bersalah.

"Tentu saja aku sudah bangun, memangnya kau bicara dengan siapa sekarang!!" jawab Anne ketus.

Di ujung telfon jack tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Anne, ia memang senang sekali menggangu Anne sejak dulu begitu pula dengan Anne yang suka sekali merepotkannya.

"Aku mengirimkan sebuah link berita, bukalah tapi janji kau jangan menangis," ucap Jack pelan.

"Link berita...kenapa pula aku harus menangis karena sebuah link berita, kau aneh Jack. Ya sudah aku lihat dulu," sahut Anne dengan suara meninggi.

Tanpa mematikan panggilan telponnya Anne membuka link yang dikirimkan oleh Jack, kedua matanya yang masih mengantuk langsung membulat sempurna saat melihat artikel yang muncul dari link yang ia buka.

"Anne...Anne kau masih disana kan?" tanya Jack berulang-ulang pasalnya Anne diam tanpa suara.

"A-aku ada disini Jack," jawab Anne dengan suara parau.

"Are you ok?' tanya Jack kembali

"Jack aku tutup panggilan telfonmu ya, aku mau mandi sampai bertemu di coffe shop," ucap Anne terbata sebelum ia menutup panggilan telponnya.

Rasa sesak langsung menyeruak didadanya sesaat setelah membaca artikel yang ditunjukkan oleh Jack, artikel itu berisi berita tentang pengumuman pertunangan Leonardo Ganke dengan Steffani Collins yang akan dilakukan malam ini disebuah hotel paling bergensi yang ada di Stuttgart Jerman.

"Kalian memang serasi, pengkhianat memang pantas bersanding dengan penggoda," ucap Anne pelan dengan suara bergetar.

Bersambung


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C9
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen