Setelah mereka sudah memakai baju pelayan, mereka segera masuk ke dalam ruangan itu. Suasana di dalam ruangan itu sama seperti tempat diskotik. Di sana ada beberapa orang yang berjoget – joget sambil ditemani alunan lagu dari sang Dj. Ada juga sebuah mini bar yang terletak di dalam ruangan itu. Chaca dan Veve pun menyusuri tempat itu untuk mencari seseorang yang bernama 'Jerry'. Akhirnya pencarian pun membuahkan
hasil, orang yang dicari sedari tadi sedang duduk bersama beberapa orang di ruangan yang bisa dibilang private.
Chaca : "Ve terus kita harus gimana? Itu ruangan private"
Veve : "Ayo kita masuk saja ke sana"
Chaca : "Hmm ok"
Saat di dalam ruangan private di sana ada mini bar dan di sana sudah ada 5 orang yang sedang duduk di sofa yang salah satunya adalah Jerry. Mereka ternyata sedang berjudi.
"Oii pelayan yang di sana ngapain berdiri aja. Gue mau tambah minuman gue" Teriak salah satu dari 5 orang itu.
Chaca : "Maksud dia kita Ve?"
Veve : "Hhmm"
Chaca : "Ya udah gue aja yang ngambilin"
Saat ini Chaca sedang mengambil minuman di mini bar. Saat mengambil minuman tiba – tiba hp Chaca bordering.
Devan calling…
Chaca : "Hallo Van kenapa?"
Devan : "Lu lagi di mana Chaca"
Chaca : "Hah apaan gue kagak denger lu ngomong apa"
Karena music yang terlalu keras menyebabkan Chaca tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Devan. Akhirnya dia pun memutuskan untuk keluar dari ruangan itu.
Saat Chaca sedang berbicara dengan Devan di telpon Veve kembali mendekati mereka ber 5 untuk melayani mereka.
"Hoii mana minuman gue. Lama banget" Teriak orang yang tadi meminta minuman pada Chaca.
Veve : "Mohon maaf pak teman saya lama. Akan saya ambilkan lagi untuk anda"
"Hoi. Hoi" Sambil mendorong kepala Veve dengan tangan orang itu.
"Apa lu bilang ambilin lagi. Lu pikir waktu gue, gue gunain buat nunggu minuman itu doing hah?" (Sambil membentak Veve)
Veve : "Saya mohon maaf sekali lagi"
"Cih maaf, maaf terus. Lu pikir maaf lu bisa nyelesaiin masalah hah?"
Veve hanya diam tidak menjawab omongan orang itu.
"Lu kalau dilihat – lihat cantik juga. Hhmm gimana kalau mala mini lu temenin gue"
Veve : "Maaf pak saya bukan orang yang memberikan layanan seks"
"Hah apa lu bilang? Lu berani nolak gue hah" Orang tersebut pun mendorong badan Veve.
Brakk. Prangg. Suara barang – barang mulai berjatuhan akibat Veve yang di dorong orang itu.
Saat Chaca sedang telponan dengan Devan dia pun mendengar suara itu tadi.
Devan : "Cha suara apaan itu tadi"
Chaca : "Veve? Veveee.."
Devan : "Hallo Chaa. Kenapa Cha?"
Chaca tak sempat mematikan telpon dari Devan karena dia sudah khawatir akan keadaan Veve. Akhirnya Chaca pun kembali ke ruangan tersebut.
Saat ini badan Veve sudah sedikit memar karena dorongan orang tersebut. Saat Veve dan orang tersebut sedang cek – cok Jerry pun memperhatikan mereka dan ia baru menyadari bahwa itu adalah Veve. Dia pun berjalan dari sofanya untuk mendekati Veve yang sedang terkapar kesakitan di lantai.
Jerry : "Hhmm menarik" (Sambil memegang dagu Veve)
Veve kemudian membuang muka pada saat Jerry memegang dagunya.
Veve : "Lu kan yang selama ini membnuh Gibral terus lu juga kan yang bunuh Chaca"
Jerry : "HA HA HA HA. Akhirnya kalian para orang bodoh tau sekarang. HA HA HA apalagi polisi bodoh itu rasanya aku ingin selalu melihat ekspresi dia yang selalu mencari para pelaku"
Veve : "Kenapa lu lakuin itu. Hiks. Hiks. Hiks."
Jerry : "Kenapa? Lu Tanya kenapa? Itu semuanya gara gara elu" (Sambil menjambak rambut Veve)
Veve : "Akkhhh"
Jerry : "Kalau bukan karena lu gue juga gak bakalan jadi begini. Tapi ada satu hal yang gue sangat berterima kasih banget sama lu karena waktu itu lu udah bully gue dan itu mengakibatkan gue bisa deket sama Valerie. Tapi. Hiks. Hiks. Hiks" Jerry makin mengeratkan jambakannya pada rambut Veve.
Veve : "Aakkhh"
Jerry : "GARA – GARA ELU VALERIE GUE MENINGGAL"
Jerry kemudian menarik kerah baju Veve agar Veve beridir.
Veve : "Jer gue tahu lu sayang sama Valerie, tapi bukan berarti lu bisa berbuat hal itu Jer"
Jerry : "Valerie gue. Hiks. Hiks. Hiks. Ini semua gara – gara elu yang jahat. Lu udah bikin hidup Valerie gue susah dan sengsara dan elu juga yang udah bunuh Valerie gue maka dari itu lu pantes dapat balesannya"
Jerry pun menodongkan pisau pada leher Veve.
Di dekat pintu sudah berdiri seseorang yang sudah menangis sejak tadi.
Chaca : "Jangan.." (Sambil menangis)
Semua pandangan saat ini mengarah pada Chaca.
Jerry : "Wah wah lihat siapa ini yang datang. Pas sekali, sekali mendayung dapat mendapatkan kalian berdua"
Chaca : "Tolong jangan sakiti Veve. Kami tidak mengenalmu dan juga kami tidak mengganggu mu kenapa kamu menggangu kami"
Jerry : "Tidak mengenal ku?"
Jerry melepaskan tubuh Veve dan berjalan mendekati Chaca.
Jerry : "Aku sangat sedih saat kamu tidak mengenaliku" (Sambil memasang tampang sedih)
Chaca : "Jangan mendekat"
Jerry : "Kenapa? Apakah kamu tidak ingin tahu siapa yang selama ini meneror kalian berenam"
Chaca : "Apakah itu kamu?"
Jerry : "Hhmm iya itu adalah aku. Aku bahkan yang menculik kalian berenam" (Sambil menjambak rambut Chaca)
Chaca : "AAKHH. Tapi bukankah dia sudah ada di dalam penjara?"
Jerry : "Aku yakin kau tidak sepolos itu sayangg"
Chaca : "Lalu mengapa kau membunuhnya?"
Jerry : "Siapa Gibral atau orang yang disebut kembaran mu itu?"
Jerry kemudian mendekatkan pisau ke wajah Chaca.
Chaca : "Sialan kau tahu siapa yang ku maksud itu"
Jerry : "HA HA HA. Aku sangat menyukai keterus terangan mu sayang. Kau bertanya kenapa aku membunuhnya? Karena aku tidak suka berkerja sama dengan para pengkhianat itu"
Chaca : "Hah kerja sama? Pengkhianat? Apa maksud mu?"
Jerry : "Sayang jika kau terlalu ingin tahu maka itu akan semakin menyakiti mu seperti ini"
Jerry menggoreskan pisau itu ada leher Chaca.
Chaca : "AAKKHH Sakit"
Veve : "Chacaa.."
Saat Veve berteriak semua orang terfokus padanya.
Jerry : "Ah maafkan aku, aku hamper saja melupakan mu. Kalian semua cepat bunuh mereka berdua"
Orang – orang yang ada di sana mulai menangkap Veve dan Chaca.
Veve : "Lepasin gue dasar bajingan. Lu kira lu berbuat kayak gini Valerie bakal balik ke elu? Inget dia udah MATI"
Dorr. Suara senapan itu sangat kencang sekali.
Chaca : "Vevee…."
Veve tertembak tepat di depan mata Chaca, Chaca kemudian meronta – ronta meminta untuk di lepaskan. Chaca kemudian menendang junior milik orang yang memeganginya.
"Akhh" Seru orang tersebut
Karena beberapa orang masih dalam pengaruh alkhol dan narkoba mereka pun lengah dan ini menjadikan kesempatan Chaca untuk kabur dan mencari bantuan untuk menolong Veve.
Jerry : "Cepat kejar dia sampai dapatt"
Chaca pun keluar dari ruangan itu dan meminta bantuan. Pertama dia mencoba mencari ponselnya untuk menelpon teman – temannya untuk meminta bantuan namun ia mengingat telah meninggalkan ponselnya di rungan itu. Dia pun akhirnya berlari sekencang mungkin.
Chaca : "Tolongg!!!"
Saat dia sedang berlari dan meminta tolong dia akhirnya bertemu dengan Kenan.
Kenan : "Cha kamu kenapa Cha?"
Chaca : "Ken tolongin aku Ken. Hiks. Hiks. Hiks"
Kenan : "Iya aku bakal tolongin kamu. Ayo kita obtain luka kamu"
Chaca lalu memegangi lehernya.
Chaca : "Enggak Ken kamu harus tolongin Veve dulu"
Kenan : "Ini sebenernya ada apa sih Cha?"
Chaca : "Ayo Ken kita harus cepet bantuin Veve"
Saat Chaca dan Kenan memasuki ruangan yang tadi tiba – tiba di sana tidak ada Jerry dan orang – orangnya yang ada hanyalah Veve terkapar lemah di sana.
Chaca : "Vevee. Ve. Hiks. Hiks."
Kenan : "Ve lu gak apa – apa? Ve sadar Ve. Jordi (Asisten Kenan) cepat panggil ambulans"
Jordi : "Baik tuan"
Saat Kenan bertanya Chaca hanya bisa menggeleng saja.
Cerita Berlanjut
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.