HAPPY READING
Tubuh Axel seketika kaku saat Belle dengan lancangnya memeluk tubuhnya, tidak mempedulikan bahwa kini mereka berada di arena sekolah sama sekali.
"Xel i miss you so much, i miss when we always together." tutur Belle, dia sangat mencintai Axel dengan segala sifatnya namun tidak bagi Axel.
"Belle sekarang kita ada di arena sekolah." tegur Axel dan mencoba melepaskan pelukan dari Belle, namun justru gadis itu mempererat pelukannya.
"I don't care, i just miss you Axel! How you?" Belle menenggelamkan wajahnya dipunggu Axel tanpa mempedulikan banyak siswa yang tengah berlalu-lalang diparkiran memperhatikan mereka.
"Itu pak Axel?"
"Sama pacarnya? Cakep juga pacarnya."
"Gak mungkinlah, gue denger pak Axel udah punya tunangan."
Bisikan-bisikan tersebut ditangkap oleh telingan Axel membuat laki-laki itu merasa panas karena digibahkan.
"BELLE STOP IT!!" tegas Axel dan melepaskan secara paksa pelukan Belle, tubuh Belle terhuyung kebelakang saat Axel dengan begitu keras mendorongnya.
"Mereka berantem?"
"Pak Axel kasar juga ya sama ceweknya."
"Gak kagetsih, dia aja galak sama muridnya, pasti sama pacarnya juga."
Kuping Axel bertambah panas sekarang, enak saja dirinya difitnah begitu saja. Wanita disampingnya lah yang kurang ajar beraninya memeluk dirinya begitu saja tanpa tahu tempat dan kondisi.
"Kalian jika ingin pulang segera pulang. Tidak ada gunanya kalian bergosip seperti itu." tutur Axel menatap dua orang gadis yang sejak tadi menuduhnya yang tidak-tidak.
Kedua gadis itu menunduk pertanda menyesal dan segera berjalan pergi meninggalkan Axel dan Belle diparkiran.
"Dan kamu Belle, kita udah selesai. Gak perlu kamu bahas hubungan kita yang dulu."
Belle mendongkak saat mendengarnya, sepertinya Axel harus lebih tegas kepada Belle agar tidak bertindak seenaknya seperti sekarang.
"Tapi aku masih menyukaimu Axel!" ujar Belle tak mau kalah.
"Persetan dengan itu, hubungan kita sudah berakhir sejak dahulu."
"Ingat Belle, dulu itu hanya sebuah permainan." peringat Axel mencoba mengingatkan Belle bahwa hubungan antara dirinya dan Belle hanyalah sebuah permainan belaka.
"Gue gak trima itu! Perasaan gue nyata buat lo."
"Tapi perasaan saya tetap sama sejak dahulu, hanya menganggapmu sebuah boneka untuk meningkatkan ketenaran saya Annabelle." tutur Axel tak punya perasaan tapi itu memang nyatanya.
Dahulu Axel diberi tantangan untuk memacari seorang gadis jurusan kimia dikampusnya dan Axel mensepakati itu. Hanya itu untuk selebihnya, seperti sikap manis Axel dan ketulusan Axel yang ia perlihatkan hanyalah palsu.
Axel itu bangsat, selagi ada sesuatu yang bisa menguntungkan dirinya maka ia akan sukarela melakukannya namun jika sudah tidak berguna maka akan dibuang begitu saja.
Seperti yang ia lakukan kepada Belle sekarang.
"Lo tahu semua soal gue Bel, seharusnya lo gak berharap banyak sama gue." ujar Axel dan hendak melangkah memasuki mobil namun lagi-lagi tertahan karena penuturan Belle.
"Iya gue tau lo, seorang Axelio yang akan dengan sukarela menyodorkan dirinya kepada sesuatu yang berharga setelah itu bakal ia buang begitu saja. Gue tau itu."
"Dan itu berlaku jugakan sama hubungan lo dan Alexa sekarang?"
Tangan Axel meremat atasan pintu mobil dengan keras, dirinya geram mendengar ucapan Belle yang tiba-tiba menjadi sok tahu tentang dirinya.
"Shut up your mouth Belle!" ujar Axel sebelum akhirnya benar-benar masuk ke mobil dan melajukannya begitu saja meninggalkan Belle yang justru mengeluarkan smirk liciknya.
"Axel punya gue, dan siapapun gak boleh milikin dia selain gue."
♥
Disinilah Arga sekarang, setelah berlari memasuki rumahnya dan mengganti pakaian kini dirinya dengan cepat melesat kerumah sebelah.
Siapa lagi kalau bukan rumah milik keluarga Berlin.
Arga ingin meminta penjelasan dari Alexa langsung, tentang pertunangan yang dibahas oleh tante Reina tadi.
"Ga ga coba deh, cupcakenya enak ga!" seru Alexa namun Arga hanya dia menatap Alexa yang asik memakan cupcake pemberian mama Arga dengan lahap.
Arga tahu Alexa suka manis, makanya ia colong cupcake buatan mamanya untuk urusan mamanya bakal marah bisa Arga urus nanti.
Sekarang Arga harus mengurus tentang kepastian hatinya dulu.
Pasti untuk sakit hati.
Apa pasti untuk berbahagia.
"Bener lo punya tunangan Al?" ujar Arga to the point. Dirinya tidak mau bertele-tele sekarang.
Hatinya tidak bisa digantung lebih lama sekarang.
Dan Alexa hanya mengangguk sebagai jawabannya karena terlalu sibuk menikmati cupcake.
"Kok lo jahat?"
Alexa melirik heran kearah Arga secara tiba-tiba, lah Alexa belum membully Arga udah dikatain jahat aja apalagi kalo uda dibully dan dijadiin babu dimaki-maki tiap hari kayaknya.
"Gue jahat apanya? Lo gak trima cupcake-nya gue abisin hah?! Kalo gitu balik sono bawa balik!" ujar Alexa kesal, Arga ingin menangis saja mendengarnya. Hatinya patah bukan karna cupcake tapi diduga karena cupcake.
Terlalu sadis caramu Alexa untuk menyakiti Arga.
"LO UDAH ADA TUNANGAN KENAPA GAK BILANG-BILANG SAMA GUE?"
"YA SELO DONG JADI BABU, GUE AJA GAK TAU TIBA-TIBA AJA DITUNANGIN PAKSA! INI AJA GUE MAU SUSUN RENCANA BUAT BATALIN." teriak Alexa balik, merasa kesal karena Arga tiba-tiba berteriak kepadanya.
Hati Arga yang tadi sempat patah-pun secara ajaib kembali nyatu.
"Gue bantu!" sorak Arga.
"Mau bantu apaan lo? Bunuh Axel? Gih sana." ujar Alexa membuat Arga mendengus tak suka.
Memang otak Alexa itu otak krimimal jadi Arga agak maklum mendengarnya.
"Gue ada cara manjur ini."
Alexa yang tadi sibuk dengan cupcake menatap Arga penuh nikmat, seperti hendak menerkam saja.
"Apa apa!"
"Tapi lo harus mau!"
"Ya apa anjir, kalo manjur bener-bener gue lakuin ini." ujar Alexa penuh nikmat.
Bahkan kini ia menghadap kearah Arga dan menyilangkan kakinya diatas sofa, tubuhnya ia condongkan kearah Arga membuat laki-laki itu menahan nafasnya.
'Anjir masih agresif aja lo!' batin Arga mencoba menahan diri.
Arga juga lelaki normal yang libidonya bisa naik jika seorang gadis mendekati dirinya apalagi gadis itu adalah gadis yang ia suka.
"Ya gak usah deket-deket juga!" ujar Arga mendorong dahi Alexa dengan telunjuk agar menjauh.
"Gue kan dulu sering gitu anjir, sekarang kenapa sensi amat! Takut lo naksir ya?" goda Alexa menaik turunkan alisnya.
"Halu gue naksir sama lo! Lo kan najis." hina Arga membuat Alexa menggeram kesal.
"ENAK AJA GUE NAJIS!!" teriak Alexa dan sekarang menyerang Arga dengan jambakan mautnya.
"WOI ANJIR SAKIT BANGSAT!!"
"ALEXA RAMBUT GUEEE" pekik Arga saat rambutnya masih saja ditarik oleh Alexa.
"Rasain lo anjir, rasain. Nih nih biar tambah najis cuih." ujar Alexa kesal.
"Lo mau dengerin saran gue apa gak nih? Apa mau masih jambak gue trus gue diem aja gak mau ngasih saran."
Dan manjur Alexa segera menjauh dan duduk diam seperti anak anjing yang nurut dengan majikannya.
"Nah gitu dong."
Alexa melotot agar Arga mempercepat memberitahunya.
"Nah caranya itu. Lo hamil anak gue ntar pasti dibatalin."
Tiingg
Vranda Sent A Picture
Vranda 'Pak Axel pelukan sama cewek'
♥
Guys jaga kesehatan ya^^ dan juga ini berhubung aku kuliah online kayaknya aku bakal rajin update nih. so stay tune ya!!