Dunia malam. Lagi. Lagi. Dan lagi. Rasanya tempat ini sudah menjadi rumah kedua untuk Vian akhir-akhir ini. Minuman alkohol sudah menjadi sahabat pria yang sedang bermasalah itu. Cairan biru pekat dengan kadar alkohol tinggi menjalari tenggorokannya dengan racunnya yang mematikan. Namun tentu saja, seberapapun banyaknya alkohol yang masuk ke dalam tenggorokan Vian, pria itu bahkan masih dapat dikatakan normal.
Sial! Vania!
Di dunia ini, ada lebih dari 7 triliun manusia, tapi kenapa kau dan aku di pertemukan hanya untuk kembali berpisah.
Brengsek! Kalimat brengsek macam apa itu? Jangan jadi manusia tolol hanya karena perasaan bodoh, maki Vian frustasi.
"Hai, Vi. Kenapa kau tidak bilang kalau Kea juga ada di Bali?" tanya Danish menyikut lengan Vian, saat melihat dewi fortuna abad ini melenggang anggun memasuki area bar tempat mereka nongkrong. Langkah jenjang itu mengarah pada ketiga pria tampan yang duduk di meja VVIP di pojok ruangan.