Tee dan Tae sudah menjadi teman baik sejak hari pertama mereka di kelas lima. Tae pindah sekolah sejak ayahnya dipindahtugaskan disana dan persahabatan mereka dimulai saat Tee kecil menawarkan Tae cemilan rasa mozzarella kesukaannya itu untuk makan siang. Saat itu badan Tae masih pendek dan bulat, tetapi saat dia tumbuh dewasa dan mulai rajin berolahraga akhirnya menjadikannya anak terpopuler di sekolah. Alasan dia rajin berolahraga sebenarnya sepele, karena sahabatnya Tee sering sekali mengejeknya dengan mengatakan dia bulat seperti boneka salju dan Tee selalu memaksanya berolahraga agar badan Tae bisa bagus seperti dirinya. Entahlah, mungkin pada saat mengatakan itu Tee sedang lupa untuk bercermin di pagi hari, atau mungkin dia yang terlalu pede. Mengatakan Tae seperti boneka salju? Pffft.. Padahal dia selalu ber-sarkasme mengejek warna kulit tan Tae.
Mereka cukup dekat hingga bisa saling menceritakan masalah apapun tanpa harus khawatir dipandang buruk atau dihakimi oleh lainnya. Contohnya saat Tae bercerita tentang dirinya yang menghianati pacarnya dan selingkuh dengan wanita lain, hanya karena dia ingin merasakan punya dua kekasih, dan alhasil dia diceramahi habis-habisan oleh Tee dan menyuruh sahabatnya yang sumbu pendek itu untuk memutuskan salah satunya dari pacarnya itu. Akhirnya karena tidak mau melihat Tee mengamuk lebih lama lagi, Tae memutuskan kedua pacarnya, tanpa mereka tau apa kesalahan yang mereka perbuat. Memang sumbu pendek!
Mereka tidak terlalu khawatir kalau salah satu dari mereka akan membocorkan rahasia. Mereka berdua tau bagaimana caranya agar mulut tetap tertutup rapat. Bahkan karena saking akrabnya, mereka sering dikira anak kembar daripada sepasang sahabat. Pasalnya apapun yang mereka lakukan itu semacam ada ikatan batin. Mereka bisa menyelesaikan kalimat satu sama lain, atau pergi membeli makanan tanpa harus bertanya saat itu mereka ingin makan apa. Dan lebih gilanya lagi, mereka dikategorikan #bestfriendgoals' di setiap buku tahunan sekolah dasar sampai mereka melanjutkan pendidikan SMA.
Mungkin kalau orang lain sih persahabatannya tidak akan seerat dan seintim mereka. Mungkin kalau sahabat lain bisa saja kan ada waktu untuk sendiri atau keluarga. Tetapi itu tidak berlaku pada Tae dan Tee. Mereka bahkan tidak terpisahkan saat libur sekolah, mereka selalu berlibur bersama dengan keluarga. Entah itu Tee yang akan ikut berlibur dengan keluarga Tae atau sebaliknya.
Nah, berita kedekatan itulah yang sekarang menyebar luas bagaikan api cintaku yang menjalar dengan sangat cepat~~ Abaikan.
Oke, jadi berita tentang mereka yang tidak terpisahkan itu menjadi gosip panas di sekolah, dan kalian tau apa gosipnya?? Ya mereka dirumorkan berpacaran!!! Bahkan ada juga loh cewek-cewek yang dengan terang-terangan pengen masuk menjadi fangirl mereka.
Kalian tau apa reaksi mereka soal rumor itu??
Tee tetap Tee yang keras kepala dan urat malunya hampir putus. Dia melakukan hal yang mungkin membuat orang lain geleng-geleng kepala. Dia berdiri di meja makan kantin sekolah dan teriak sekencang-kencangnya bilang kalau gay bukanlah hal yang buruk, dan dia berkampanye seharusnya orang-orang itu harus menerima seseorang itu karena hati dan sikapnya, tidak peduli tentang fisik, penampilan, jenis kelamin ataupun IQ. Dan kalian tau apa yang terjadi sesudah Tee berkampanye seolah-olah dia adalah calon kandidat pilkada?? Beberapa siswa merasa tersentuh (eww!) dan akhirnya mereka memutuskan untuk membuka klub baru yaitu Aliansi Gay-Straight. Dan Tee terpilih menjadi presiden klub sementara Tae dengan pasrah ditunjuk menjadi wakilnya. (What the asdfghjk..)
Sampai suatu hari Tee mendapat pesan singkat dari orang tak dikenal dengan gambar dan kata-kata : Yakinkan Tae untuk ngelakuin ini!
Dan semuanya berubah hari itu.