Yohan menuju almari Tiara memilih beberapa setel pakaian kerja.
"Sayang....Apa kau yakin memintaku untuk masuk kedalam? Aku belum sarapan Loh dan juga tidak keberatan sarapan disitu" teriak Yohan sengaja menggoda Tiara yang berada di kamar mandi dan tidak berani keluar dari tadi, Yohan cuma tersenyum saja. Dia tahu benar, mengapa istrinya belum keluar dari kamar mandi sejak tadi.
Tiara yang mendengar ucapan Yohan langsung terdiam beberapa saat " Ti..tidak perlu masuk, letakkan saja baju itu di lengankuku" Tiara membuka pintu sedikit dan mejulurkan satu lengannya keluar,"Mana?" menggerak-gerakan lengannya kesana kemari, meraba-raba dimana posisi Yohan saat ini. "Sial! Dimana Yohan? Kenapa tak memberikan bajuku. Aku sudah kedinginan Sepertinya orang bodoh disini!" Gumamnya.
Yohan mendekati tangan Tiara, tetapi bukan untuk meletakkan baju ganti melainkan memegang tangannya. Kemudian mendorong pintu kamar pelan-pelan supaya Tiara tidak terluka.
" Hey! Apa yang kamu lakukan?" Mencoba mempertahankan pintu supaya tidak terbuka.
Brakk, pintu terbuka,Yohan cuma tersenyum. "Hayo...Kena juga kamu! Kenapa bersembunyi didalam lama sekali" ucap Yohan yang sekarang berada tepat didepan Tiara dan meraih pinggang wanita cantik ini dengan kedua tangannya.
" Ka...Ka...Kamu! Lepasin aku! Aku mau ganti baju, sudah kedinginan ini" ucap Tiara, menatap dengan gugup kepada suaminya. padahal bukan pertama kalinya Yohan memeluk atau menciumnya, tetapi ia selalu saja salah tingkah jika berdekatan dengan Yohan.
"Hmm, sudah dingin ya! Bagaimana jika aku hangatkan kembali" bisik Yohan ditelinga Tiara, kemudian turun mencium leher dengan lembut, terus menerus, sejengkal demi sejengkal." Ah..hmm" Tiara mencoba melawan dengan tangan satunya yang masih bebas tetapi Yohan segera menangkap tangan kecil itu dan mengangkatnya ke atas kepala wanita cantik ini, untuk digabungkan dengan tangan Tiara yang lain. Tempo ciumannya, semakin lama semakin ganas.
" Hmm...hemm...ah" Tiara mencoba menahan, dengan menggigit bibir bawahnya.
Sial benar-benar menjadikan aku sarapan pagi baginya. Laki-laki satu ini tenaganya kuat sekali, Aku cuma bisa pasrah saja. Mau jadi sarapan! Makan siang! Makan malam atau makanan tambahan terserah juga. Kami memang sudah menikah, wajar saja kalau dia seperti ini. Suara hati Tiara yang memang pasrah, mau diapain saja dengan sang presdir.
Yohan mengangkat tubuh kecil istrinya ke atas tempat tidur, he...he...asik..asik sarapan (pikiran Yohan).
Menarik handuk yang dikenakan istrinya" Wow, kau sungguh menggoda." Sang Presdir langsung menyergapnya, seperti singa kelaparan.
" Aw..aw...hey! pelan sedikit" teriak Tiara, yang ingin kabur dari singa satu ini.
" Baiklah! Asalkan kau menurut, aku akan melakukannya dengan lembut. Bagaimana?" Yohan mengedipkan mata genitnya, untuk menggoda istrinya. Tetapi Tiara cuma diam saja, " Hemm, Diam tanda setuju! Aku mulai ya" Sang Presdir mulai pergumulan itu dengan lebih lembut dan romantis. " Sarapan pagi yang paling lezat, yang pernah ia dapatkan." pikirnya dalam hati.
.....
Satu jam kemudian, jam dinding sudah menunjukkan pukul 9 pagi.
" Haiist... Pegawai mana berangkat ke kantor sesiang ini. Aduh...tubuh rasanya sakit semua" Tiara mencoba bangun, tubuhnya sakit semua rasanya dan capek sekali. Inginnya tidur lagi saja, tetapi Yohan tadi bilang ada tugas untuk Tiara di kantor.
"Oh ya! Aku malah merasa sehat dan semangat" gumam Yohan yang masih berbaring di sampingnya, sambil tersenyum puas.
Tiara mengambil bantal dan memukulkan itu ke wajah suaminya yang menjengkelkan itu. "Rasain itu!"
" Capek ya sayang... Bagaimana kalau berangkat ke kantornya nanti siang saja" ucap sang presdir.
" Kamu ingin semua pegawaimu benci sama aku? Gara-gara big bossnya perhatian dan memberi keistimewaan kepadaku, begitu?" gerutu Tiara.
" Jangankan cuma hak istimewa, big bosnya sekalian di miliki juga bisa" ucap sang presdir menggoda.
"Ya ampun tuhan, Kenapa aku bisa menikah dengan orang seperti ini" gumam Tiara sambil menepuk keningnya sendiri. Ia beranjak dari tempat tidur ke kamar mandi, untuk mandi lagi.
Setelah selesai mandi Tiara segera keluar dan ganti baju kemudian baru Yohan ke kamar mandi. Saat Yohan mandi Tiara turun untuk sarapan dahulu, disusul oleh Yohan yang turun dengan pakaian sudah rapi siap untuk berangkat ke kantor. Ia duduk di depan Tiara yang sedang menikmati makanan.
" Kamu tidak sarapan?" tanya Tiara.
Yohan cuma tersenyum" Barusan aku sudah sarapan dengan porsi besar" jawab Yohan santai karena hatinya bahagia.
Uhukk..Uhukk..Tiara tersedak mendengar ucapan Yohan. Yohan segera berdiri dan mengambilkannya air minum. Setelah Tiara selesai sarapan mereka berdua berangkat.
semangat