Cepatlah, aku ingin tidur.
Hanya beberapa kata ini dengan mudahnya membuat jantung Jiang Yeqing yang kuat, bertenaga, dan sudah dilatih hingga seolah-olah senjata tajam dan pistol tidak memengaruhinya langsung merasa sakit yang nyeri dalam sekejap.
Saat melihat lengkungan berwarna putih salju yang terlihat samar-samar di bawah jubah mandi beludru karang yang berwarna ungu tua itu, mata Jiang Yeqing yang awalnya sudah berbahaya dan galak itu menjadi semakin berfokus dan berkumpul menjadi sebuah tatapan dingin yang sulit dikata-katakan.
Lalu Jiang Yeqing berbalik badan dan secara perlahan-lahan melepaskan setelan jas pada tubuhnya.
Bao Chengcheng tidak membuka matanya. Hanya mendengar pergerakan di atas kepalanya, dia sudah dapat merasakan apa yang sedang dilakukan oleh Jiang Yeqing.
Bao Chengcheng sudah mengenalnya selama terlalu lama.