Keesokan harinya pagi-pagi sekali, Marino sudah bangun dan sambil ia hendak menuju ke lantai pertama dari kamar tidurnya, ia berjalan dengan mengendap-endap ketika ia melewati kamar Velina.
Entah mengapa ia melakukan hal itu.
Hanya Tuhan dan dirinya yang mengetahui alasannya.
Dengan amat perlahan, Marino menaikkan sebelah kakinya tinggi-tinggi, melangkahkan kakinya satu langkah ke depan, lalu diikuti oleh kakinya yang lain.
"Selamat pagi, tuan!" Sapa Richard Tan yang saat itu secara kebetulan berpapasan dengan Marino karena ia baru saja membangunkan Nico untuk sebuah urusan penting yang mendesak.
"Haaah!" Marino, yang sama sekali tak menyangka jika ia akan bertemu dengan seseorang sepagi ini, berteriak kencang dengan terkejut.
Ia dengan panik segera mendekati Richard Tan dan menutupi mulutnya dengan sangat kencang, lalu ia menoleh ke kanan dan ke kiri, untuk melihat sekitarnya.
Setelah ia merasa aman, ia segera menarik Richard Tan pergi dari tempat itu ke sebuah lorong.