App herunterladen
3.09% KISAH CINTA RATU MAFIA - IDENTITAS BARU / Chapter 18: Berita Kejutan

Kapitel 18: Berita Kejutan

Suasana pagi itu terlihat cerah. Setelah melakukan yoga pagi yang rutin dia lakukan, Velina segera mandi dan ketika dia memasuki ruangan pakaian dan memilih-milih pakaian yang akan dikenakannya hari itu, pandangannya tertuju pada koper kabinnya. Dia teringat dia jika belum sempat membereskan pakaian-pakaiannya sejak dia kembali ke rumah.

Dia lalu segera membuka koper itu, mengeluarkan pakaian-pakaian kotor, ketika sebuah kotak menarik perhatiannya. Dia baru ingat jika isi kotak itu adalah hadiah ulang tahun untuk eyangnya. Dia segera menepuk jidatnya.

"Duh! Aku ini bodoh betul, sih!" Rencananya, Velina berniat memberikannya di hari ulang tahun eyangnya, namun karena kejadian penyusupan itu, dia melupakan kadonya. Terlebih, tak ada seorangpun yang mengingatkannya tentang hal itu.

Dengan perasaan tidak enak, Velina segera memakai pakaiannya dan tak lama setelahnya dia kemudian turun ke lantai dasar, mencari eyangnya. Setelah mencari-cari eyangnya sampai ke penjuru rumah, dia lalu mengetahui jika eyangnya berada di rumah kaca.

Rumah kaca itu besar, menyerupai sebuah kubah raksasa. Velina melihat eyangnya sedang asik memotong ujung-ujung tangkai tanaman bunga sambil bersenandung. Mulanya, Velina berniat iseng ingin mengejutkan eyang, namun karena dia khawatir kakeknya itu akan mengalami serangan jantung, dia pun memutuskan untuk mengurungkan niatnya.

"Eyang!" Velina mendekatinya sambil tersenyum cerah. Eyang Velina tersenyum lebar padanya sambil membalikkan badannya.

"Nana! Ciao bella! Bongiorno!" Sapanya, sok-sokan berlogat Italia.

'Nana! Hai cantik! Selamat pagi!'.

Velina tertawa melihatnya. Kakeknya terlihat sangat senang pagi ini. Memang, ini adalah hari yang menyenangkan. Aroma cherry dan bunga sakura yang bermekaran keluar dari pohon Velina. Dia menatap pohon itu dengan penuh kagum. Pohon besar itu menambah keindahan Rumah kaca. Kakeknya menghadiahi pohon itu untuknya, tapi sepertinya, ia yang lebih mencintai dan merawat pohon itu daripada dirinya.

Dia lalu mengeluarkan sebuah kotak dari kantong celananya.

"Eyang, maaf sekali, aku lupa memberikan kado ini untuk ulang tahun eyang!" Ucapnya, terlihat penuh penyesalan.

Tak tega melihat wajah Velina yang mengiba, kakeknya segera mencubit hidungnya. "Duh! tak apa-apa! Eyang sudah kaya raya, kok! Hahahaha!" Sahutnya, berusaha membuat perasaan Velina menjadi lebih baik. Namun, ia dengan jelas terlihat sangat bahagia menerima kado dari cucunya, meskipun ia belum sempat membukanya.

Velina lalu membantunya membuka kotak itu. Kado dari Velina adalah sebuah gelang yang terbuat dari tali berwarna merah, dengan sebuah bandul batu yang terbuat dari giok yang sangat halus. Dengan bersemangat, Nico segera memakai gelang itu di tangannya. Gelang giok terasa dingin saat menyentuh kulitnya.

"Batu giok ini, dipercaya dapat melancarkan peredaran darah dan melancarkan pencernaan! oh ya, aku membelinya dari toko Ah Hong! Eyang suka, tidak?" Tanya Velina sambil menjelaskan manfaat batu itu padanya.

Nico Marcello tak tahu harus tertawa atau menangis mendengar ucapan Velina. Toko Ah Hong yang dimaksud oleh Velina adalah sebuah butik mewah terbesar di Bangkok yang hanya khusus menjual perhiasan batu-batu mulia kualitas terbaik. Akhirnya ia hanya menganggukan kepalanya sambil mengelus kepala Velina dengan penuh sayang.

Setelah mengobrol dan membantu kakeknya di kebun, mereka kembali ke dalam rumah untuk makan siang. Senyum Velina mengembang ketika dia melihat dua sosok yang tengah duduk di ruang tamunya.

"Jun! Jena!" Velina segera menghambur untuk memeluk mereka. Mereka pun berbincang-bincang sambil menunggu makan siang dihidangkan.

Hari itu hari minggu. Semua orang berada di rumah untuk makan siang bersama. Tak lama, semua orang mendatangi meja makan setelah mereka menghentikan sebentar urusan mereka masing-masing.

Nico Marcello, duduk di kursi tempat kepala keluarga, sementara Ayah dan Marino duduk sebelah kanan dan kiri Nico. Velina dan Nadine duduk berhadap-hadapan, sementara Jun duduk di sebelah Velina dan Jena duduk di sebelah Nadine.

Acara makan siang itu berlangsung sederhana. Tak seorangpun diperbolehkan untuk membicarakan bisnis ketika mereka sedang berada di meja makan. Mereka bercanda-canda sambil menghabiskan makan siang mereka yang rasanya sangat enak sekali.

Setelah mereka selesai makan siang, Nico berkata, "Karena kita jarang sekali bisa kumpul lengkap begini, mari kita rayakan!" Nico memanggil pelayan, menyuruhya untuk mengambil beberapa botol anggur dari ruang penyimpanan anggur mereka. Botol-botol anggur itu berasal dari perkebunan anggur organik mereka di Alsace, Perancis. Karena Nico sangat menyukai segala jenis champagne dan wine, ia akhirnya membeli sebuah pabrik penyulingan anggur di Alsace.

Mereka semua bertatap-tatapan. Mereka tahu, sekalinya Nico menyentuh wine, ia tak akan pernah berhenti. Nico memiliki kebiasaan untuk selalu menyeruput wine sambil mereka mengobrol. Tanpa sadar, ia bisa menghabiskan satu botol wine dalam sekejap, bahkab tanpa disadarinya sama sekali.

Franco menggeleng, "tak apa-apa, kita sedang di rumah, kok! tak akan terjadi apa-apa!" ujarnya, tanpa mengetahui insiden yang terjadi pada hari ulang tahun Nico di rumahnya sendiri.

Velina tersenyum, "tentu! aku juga ingin menyampaikan kabar untuk kalian semua!" jawabnya, sambil tersenyum dengan misterius.

Velina menunggu dengan sabar sampai pelayang mengisi gelas wine mereka semua. Setelah memastikan semua orang memegang gelas wine mereka, dia menggangkat gelasnya, "mari kita bersulang untuk merayakan kepulanganku!" ujarnya sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Semua orang tersenyum senang, juga turut mengangkat gelas wine mereka tinggi-tinggi.

"Untuk kepulangan Velina!" sahut ayahnya dengan senang.

"Untuk penerusku selanjutnya!" Nico tertawa-tawa, merasa senang akhirnya Velina memutuskan pulang untuk meneruskan bisnisnya.

"Yay! akhirnya aku punya mainan baru!" seru Marino.

"Selamat datang kembali, kak!" sahut Nadine

"Untuk kesuksesan kak Nana di Vanesia!" seru Jun dengan penuh semangat.

"Aku ikut aja deh!" Jena ikut merespons.

Velina merasa sangat senang melihat reaksi seluruh keluarganya. Dia menatap mereka satu persatu, masih dengan senyum misteriusnya.

"Baiklah! Seluruh keluargaku tersayang, mari kita rayakan keputusanku pulang ke rumah!" Serunya penuh semangat.

"Cheers!" Semua orang saling mendentingkan gelas-gelas wine mereka masing-masing. Mereka lalu meneguk wine dari gelas mereka berbarengan.

"Untuk menjadi artis!" Lanjut Velina tiba-tiba, hampir membuat mereka semua tiba-tiba tersedak wine yang sedang mereka minum.


AUTORENGEDANKEN
maiddict maiddict

Ada-ada aja ya kelakuan Velina! Dia bisa saja menjadi seorang bos besar, eh, malah memilih menjadi artis!

Kayaknya, memang begitu yaaa sindrom menuju ke usia 30an!

Apakah ada para pembaca disini yang tiba-tiba mengubah karier kerjaan?

Share di kolom komentar, ya!

(≧∇≦)/

Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C18
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen