"Undangan?" mata Galena menyipit melihat kartu undangan berwarna silver di padu warna gold yang tampak sangat mewah di tangannya.
Vino mengangguk, ia duduk di sofa yang ada di ruang inap Vano.
Galena dan Vano sama-sama melirik sambil memegang kartu undangan tersebut, di bukalah kartu undangan itu dan di baca siapa empu pemiliki acara tersebut.
Vano membelakakan matanya tak percaya. "WHAT THE HELL!? AUSTIN NIKAH?!"
Galena berdecak pelan. "Masih bulan depan acaranya,"
Vino mengeluarkan ponsel. "Dia kasih kita duluan katanya biar ngiri kalau dia udah mau nikah, btw satu lagi punya Sam ada di gue."
"Sam juga bulan depan tunangan, tiga hari duluan dari pada Austin." ujar Galena sambil meletakkan kartu undagan itu di atas nakas.
"Ngelangkahin lo?" sahut Vino tanpa menatap Galena.